0

ACARA II PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER : BAB VI PENUTUP & DAFTAR PUSTAKA

Posted by andi telaumbanua on Jan 6, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB VI

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum dan pembahasan serta analisa data yang telah dilakukan  diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  1. Spesifikasi dari seeder yaitu : Mereknya: Agrostroi, tipenya: Trailing dengan No. Seri: 16SLN150. Negara pembuatnya: Chekoslovakia, jenis mesin penanamnya: drill seedling, jenis alat pengeluaran benihnya: horizontal feet, rotor matering devices, jenis tabung penyalurnya: tabung spiral, jenis alat pembuat alurnya: disk, jenis alat penutup benihnya: drag chain, jenis benih yang ditanam: biji-bijian, panjangnya (cm): 295 cm, lebar (cm) : 147 cm, tinggi (cm): 135 cm, ukuran Diameter roda mesin penanamnya : 71 cm, jarak tanamnya: 29 cm, dan lebar kerjanya: 208 cm
  2. Fungsi Seeder yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman,   jumlah  tertentu  dan  seragam,  dan  pada  sebagian  besar  alat penanam menutup dengan tanah kembali.
  3. Mekanisme kerja seeder adalah pembuka alur tipe piringan ganda (double disk) membuat alur di lahan yang akan ditanami, kemudian benih dijatuhkan dari bagian penakar benih tipe inclined disk. Penakar benih berbentuk piringan pipih yang pada sekeliling tepinya terdapat lubang-lubang berdiameter sama dengan biji yang akan ditanam.  Saat penakar benih berputar, lubang-lubang tersebut akan terisi biji-bijian yang terdapat di atas piringan penakar benih. Benih akan jatuh melalui lubang penyalur benih. Piringan penakar benih berputar saat roda penggerak yang ada di bagian belakang bergerak, benih jatuh ke alur dan ditutup oleh seed covering device
  4. Hasil analisis kaliberasi seeder dengan anova satu arah yaitu : F hitung < F tabel, maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, vasiasi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap seed tube
  5. Hasil analisis kaliberasi seeder dengan anova dua arah yaitu :
  • F hitung 1 < F tabel 1 , maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, vasiasi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih masing-masing tube
  • F hitung 2 < F tabel 2 , maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, jumlah ulangan tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing tube,
  • F hitung  3 > F tabel 3 , maka : Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi, tidak ada interaksi antara variasi bukaan dan ulangan terhadap pengeluaran benih pada masing – masing tube
  1. Kecepatan penanaman pada bukaan SMD 1/3 yaitu: , , . Jumlah benih pada bukaan SMD 1/3 yaitu : , ,
  2. Rice transplanter adalah  jenis mesin penanam  padi yang dipergunakan untuk menanam  bibit padi yang telah disemaikan  pada areal khusus  dengan umur tertentu,  pada areal tanah sawah  kondisi  siap tanam.
  3. Pembuatan bibit padi dengan sistem dapog yaitu : Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm. Benih ini disemai di dalam ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar matahari selama dua hari hingg berwarna hijau merata. Setelah itu bibit dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang diinginkan.
  4. Kalibrasi seeder adalah menghitung/ mengukur kebutuhan biji untuk luasan areal tertentu.

 

  1. Saran

Praktikumnya telah berjalan dengan baik, kedepannya kaliberasi dan pengenalan alat seeder-nya langsung dilapangan saja dan dipraktekan langsung pada lahan dengan luasan tertentu, agar praktikan bisa melihat langsung mekanisme kerja dari seeder sehingga lebih memahami. Laporannya dalam bentuk file saja agar menghemat kertas, uang praktikan, dan mendukung kelestarian alam (1000 lembar kertas yang digunakan setara dengan 1 pohon ditebang, jika sebuah organisasi terdiri dari 100 orang dapat menghemat 3 lembar kertas setiap hari, maka dalam setahun ada 156 batang pohon yang dapat diselamatkan).

 

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, B.P., 2018. Analisis Kelayakan Finansial Unit Usaha Jasa Mesin Penanam Padi (Rice Transplanter) Di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2013. Buku Panduan Penggunaan Transplanter Jajar Legowo 2 : 1. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Bainer, R.A. 1960. Principles of Farm Machinery. John Wiley and Sons, Inc, New York.

Budiman, D.A. 2016. Pengujian dan Evaluasi Alat Tanam Benih Langsung Model Paddy Seeder Tipe Drum 12 Baris Sistem Ditarik Tangan untuk Lahan Sawah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian. Politeknik Negeri Lampung 08 September 2016. Halaman 299-307.

Kadirman. 2017. Mengoperasikan Alat Mesin Budidaya Tanaman,Pemeliharaan Tanaman, Dan Pasca Panen. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.

Rachmawati, A. 2013.Pengenalan Alat Penanaman. Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.

Sembiring,  E. N., W. Hermawan,  I. N. Suastawa,  Radite  PAS. 2000. Rancang Bangun Alat Tanam dan Pemupuk Kedelai. Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanaian, Departemen Teknik Pertanian, IPB Bogor.

Smith, H.P dan H.W. Lambert.  1990. Mesin dan Peralatan  Usaha Tani, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Syafri, E. 2010. Disain Mesin Penanam Jagung Terintegrasi dengan Penggerak Traktor Roda Dua. Tesis. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Umar, S., Hidayat, A.R., Pangaribuan, S. 2017. Pengujian Mesin Tanam Padi Sistim Jajar  Legowo    (Jarwo  Transplanter)  Di  Lahan  Rawa  Pasang  Surut.  Jurnal Teknik Pertanian Lampung 6(1) : 66-67.

 

 

 

 
0

ACARA II PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER : BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

Posted by andi telaumbanua on Jan 6, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

 

4.1.  HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :

  1. Mesin Penanam Benih (Seeder)
  2. Spesifikasi

Nama                                     : Seeder

Merek                                    : Agrostroi

Model                                    : –

Tipe                                       : Trailing

No. Seri                                 : 16SLN150

Buatan                                   : Chekoslovakia

Jenis mesin penanam             : Drill seedling

Jenis alat pengeluaran benih  : Horizontal feet, rotor matering devices

Jenis tabung penyalur            : Tabung spiral

Jenis alat pembuat alur          : Disk

Jenis alat penutup benih        : Drag chain

Jenis benih yang ditanam      : Biji-bijian

Ukuran total mesin penanam :

Panjang (cm)                 : 295 cm

Lebar (cm)                    : 147 cm

Tinggi (cm)                   : 135 cm

Ukuran Diameter roda mesin penanam : 71 cm

Jarak tanam                           : 29 cm

Kecepatan tanam                  : Tergantung kecepatan traktor

Kebutuhan benih (kg/ha)      : –

Lebar kerja                            : 208 cm

  1. Kaliberasi seeder
Tabel 4.1. Data pengamatan Kaliberasi Seeder
No  SMD Jumlah Putaran Roda Ulangan Berat Benih Per Seed Tube Persepeluh Kali Putaran Waktu (s)
1 2 3 4 5 6 7
1  1/3 10 X 1 31,47 112,05 91,35 54,25 75,7 71,1 87,62 20,98
2 22,45 107,55 64,77 66,9 20,5 66,9 70,35 12,92
3 20,9 120,67 66,57 127,5 57,71 77,19 97,1 14,5
4 30,93 106,6 61,29 109,94 112,46 68,02 87,97 15,22
5 28,56 105,97 60,96 101 88,02 67,46 94,84 14,24
2  2/3 10 X 1 35,71 99,62 72,37 104,8 108,41 70,2 95,7 14,86
2 30,59 99,77 68,87 106,5 89,43 64,5 77,2 12,09
3 35,83 103,56 78,09 105,38 80,96 77,88 89,07 12,01
4 32,31 92,15 63,97 102,28 74,45 68,18 13,51 11,31
5 26,66 79,99 60,87 95,96 97,2 61,28 70,65 10,78
3  

3/3

10 X 1 40,36 96,59 74,09 117,29 132,62 75,64 86,64 12,8
2 40,76 100,06 76,16 117,93 76,4 73,62 72,36 13,83
3 29,3 89,91 66,98 103,15 57,16 65,92 72,73 12,02
4 27,47 105,75 82,11 115,27 151,6 75,05 88,05 14,05
5 26,42 102,29 76,69 114,63 66,51 73,45 82,19 12,82

 

 

  1. Bagian-bagian Seeder

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.1. Seeder beserta bagian-bagiannya

Keterangan:

  1. Seed box                            : berfungsi untuk wadah benih yang akan ditanam
  2. Seed matering devices       : berfungsi untuk membagi benih dalam jumlah                                                              tertentu sesuai kebutuhan / yang diiginkan
  3. Pengatur Putaran SMD     : pengaturan besarnya keluaran SMD
  4. Seed tube                           : tempat keluarnya benih
  5. Pipa Penyalur                     : sebagai penyalur benih dari tabung ke alat
  6. Seed Covering Device       : penutup alur yang sudah ditanam
  7. Furrow opener                  : pembuat alur tempat biji akan ditanam
  8. Roda                                  : berfungsi sebagai alat penggerak alat penanam                               dan alur pengeluaran benih
  9. Gear                                  : untuk menggerakan / menyalurkan transmisi                                  roda ke SMD

 

  1. Mesin Penanam Bibit (Rice Transplanter)
  2. Spesifikasi

Nama                           : Rice Transplanter

Merek                          : Iseki

Model                          : PC 4

Tipe                              : Crack Type

Type of seedling          : –

No. Seri                       : 1005 172

Negara pembuat          : Jepang

Tahun pembuatan        : –

Engine

    Power (hp)               : 3,88 hp

Speed (rpm)              : 3300 rpm

Dimensi

Panjang (mm)           : 2200 mm

Lebar (mm)              : 1530 mm

Tinggi (mm)             : 1090 mm

Berat (kg)                 : –

Planting device

    Type of finger           : –

Row Spacing (cm)    : 20 cm ke depan, 20 cm ke samping

Planting deep (cm)   : –

Operating speed (m/s) : –

Negara pembuat          : Jepang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Bagian-bagian Rice Transplanter

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.2. Rice Transplanter beserta bagian-bagiannya

Keterangan :

  1. Gear to gear                        : untuk meneruskan daya satu ke yang lain
  2. Kopling utama                    : untuk mengatur jalannya mesin
  3. Kopling Pengatur Belokan  : untuk mengatur belokan
  4. Gear box                             : untuk pemindah tenaga dari tenaga penggerak ke                                                      mesin yang digerakkan
  5. Seeding box                        : tempat meletakkan dapok
  6. Planting pin set                  : untuk memisahkan bibit yang akan ditanam
  7. Hidrolik                              : untuk mengangkat dan menurunkan
  8. Levelling board                  : agar mesin tidak tenggelam

 

 

 

 

4.2.  ANALISA DATA

4.2.1.       Anova Satu Arah

 

Tabel 4.2. Perhitungan variasi bukaan SMD terhadap keseragaman pengeluaran benih dengan anova satu arah
No SMD Jumlah Putaran Roda Ulangan Waktu (s) Berat benih per seed tube per 10 kali putaran Jumlah Rerata Jumlah Rerata
1 2 3 4 5 6 7
1 1/3 10x 1 20,98 31,47 112,1 91,35 54,25 75,7 71,1 87,62 523,54 74,791 376,374
2 12,92 22,45 107,6 64,77 66,9 20,5 66,9 70,35 419,42 59,917
3 14,5 20,9 120,7 66,57 127,5 57,71 77,19 97,1 567,64 81,091
4 15,22 30,93 106,6 61,29 109,9 112,5 68,02 87,97 577,21 82,459
5 14,24 28,56 106 60,96 101 88,02 67,46 94,84 546,81 78,116
2634,62 75,275
2 2/3 10x 1 14,86 35,71 99,62 72,37 104,8 108,4 70,2 95,7 586,81 83,830 376,271
2 12,09 30,59 99,77 68,87 106,5 89,43 64,5 77,2 536,86 76,694
3 12,01 35,83 103,6 78,09 105,4 80,96 77,88 89,07 570,77 81,539
4 11,31 32,31 92,15 63,97 102,3 74,45 68,18 13,51 446,85 63,836
5 10,78 26,66 79,99 60,87 95,96 97,2 61,28 70,65 492,61 70,373
2633,9 75,254
3 3/3 10x 1 12,8 40,36 96,59 74,09 117,3 132,6 75,64 86,64 623,23 89,033 407,593
2 13,83 40,76 100,1 76,16 117,9 76,4 73,62 72,36 557,29 79,613
3 12,02 29,3 89,91 66,98 103,2 57,16 65,92 72,73 485,15 69,307
4 14,05 27,47 105,8 82,11 115,3 151,6 75,05 88,05 645,3 92,186
5 12,82 26,42 102,3 76,69 114,6 66,51 73,45 82,19 542,18 77,454
2853,15 81,519

 

 

 

 

 

Tabel 4.3. Hasil perhitungan berbagai variabel pada anova satu arah
Variabel perhitungan Nilai
n = jumlah ulangan = 5
v = jumlah variasi bukaan SMD = 3
dbv = V-1 = 3-1 2
dbu = v(n-1) = 3(5-1) 12
Faktor koreksi = FK 4397434,906
Jumlah kuadrat total = JKT 3948065,178
F tabel (5%;2;12) 3,89

 

Contoh Perhitungan Untuk Anova Satu Arah

  1. Faktor Koreksi

FK  =

 4397434,906

  1. Jumlah Kuadrat Total

 3948065,178

  1. Jumlah Kuadrat Antara

 4396274,667

  1. Jumlah Kuadrat Dalam

JKD =  =  = 448209,4895

  1. Kuadrat Total Variansi

KTV =  =  = 224104,7448

  1. Kuadrat Total Ulangan

KTU =  = = 366356,2223

  1. F Perhitungan

F perhitungan =  =  =  0,6117127

  1. F Tabel

F tabel = F(5%;v-1;v(n-1)) = (5%;2:12) = 3,89

Tabel 4.4. Kesimpulan  hasil  analisis dengan anova satu arah
Sumber ragam Db JK KT F hitung F tabel
Dbv Dbu JKA JKD KTV KTU
Variasi 2 12 4396274,667 448209,4895 224104,7448 366356,2223 0,6117127 3,89
Hipotesa Ho : µ1 = µ2 = µ3 = µ
H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Kesimpulan F hitung < F tabel, maka : Ho diterima dan H1 ditolak
Jadi, vasiasi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap seed tube

H0 : µ1 = µ2 = µ3 = µ

H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3

Fhitung = 0,6164

Ftabel = 3,89

Kesimpulan :

karena Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

 Jadi,  variansi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap-tiap seed tube.

4.2.2.  Anova Dua Arah

Tabel 4.5. Perhitungan variasi bukaan SMD terhadap keseragaman pengeluaran benih dan jumlah ulangan dengan anova dua arah
No  SMD Jumlah Putaran Roda Ulangan Waktu (s) Berat benih per seed tube per 10 kali putaran ΣTi
1 2 3 4 5 6 7
1 1/3 10x 1 58 41,52 62,38 57,04 74,71 68,02 24,94 38,28
2 22,7 38,55 64,39 57,74 75,35 22,87 33,67 66,02
3 18,8 19,84 59,63 61,37 72,53 26,45 31,08 65,51
4 20 13,97 40,08 45,28 67,44 108,27 19,53 59,27
5 18,7 11,98 29,81 48,31 68,11 71,1 19,05 61,78  
∑Tij = 125,86 256,29 269,74 358,14 296,71 128,27 290,86 1725,87
2 10x 1 14,86 35,71 99,62 72,37 104,8 108,41 70,2 95,7
2 12,09 30,59 99,77 68,87 106,5 89,43 64,5 77,2
3 12,01 35,83 103,56 78,09 105,38 80,96 77,88 89,07
4 11,31 32,31 92,15 63,97 102,28 74,45 68,18 13,51
5 10,78 26,66 79,99 60,87 95,96 97,2 61,28 70,65  
∑Tij = 161,1 475,09 344,17 514,92 450,45 342,04 346,13 2633,9
3   10x 1 12,8 40,36 96,59 74,09 117,29 132,62 75,64 86,64
2 13,83 40,76 100,06 76,16 117,93 76,4 73,62 72,36
3 12,02 29,3 89,91 66,98 103,15 57,16 65,92 72,73
4 14,05 27,47 105,75 82,11 115,27 151,6 75,05 88,05
5 12,82 26,42 102,29 76,69 114,63 66,51 73,45 82,19  
∑Tij = 164,31 494,6 376,03 568,27 484,29 363,68 401,97 2853,15
∑Tj= 451,27 1226 989,94 1441,3 1231,5 833,99 1039  

Tabel 4.6. Hasil perhitungan berbagai variabel pada anova dua arah
Variabel perhitungan Nilai
u = jumlah ulangan = 5
v = jumlah variasi bukaan SMD = 3
dbv = V-1 = 3-1 2
dbu = (u-1) = (5-1) 4
dbi = (V-1)(u-1) = (3-1)(5-1) 8
dbs = vu(n-1) = 3*5(7-1) 90
∑Ti^2 18056521,39
∑Tj^2 8055531,25
∑Tij^2 2810936,759
∑Tijk^2 583766,8956
Jumlah tube = n 7
C 952380,9524
SMD baris = 7
SMD percobaan = 5
Jumlah kuadrat = 368614,0568

18056521,39

2810936,759

583766,8956

  1. C =  =  = 952380,9524
  2. Jarak kuadrat antar baris (JKA)

 JKA =  = 92546,6005

  1. Jarak kuadrat antar observasi dalam baris (JKB)

 JKB =  415345,5357

  1. Jarak kuadrat (JK)

 JK =  368614,0568

  1. Jarak kuadrat sesatan (JKS)

 JKS =  353212,0241

  1.  JKAB =  492490,1036

Pernyataan Analisa Hipotesa :

Variabel A = SMD, variabel B= Keseragaman

dbv = (v-1) =2

dbu = (u-1) = 4

dbi = (v-1)(u-1)= 8

dbs = v.u(n-1) = 90

v= variasi = 3

u= ulangan = 5

n =7

Perbandingan variabel :

  1. SMD vs Keseragaman :

hitung 1 =  0,44563667

  1. Keseragaman vs Interaksi

hitung 2 =  1,68671627

  1. Interaksi vs Sesatan

hitung 3 =  = 38,21849247

  Tabel 4.7. Hasil perhitungan untuk menentukan F hitung dan F tabel pada anova dua arah  
  Sumber variasi Db Jumlah kuadrat Kuadrat rerata F rerata hitung F tabel  
  SMD 2 92546,6005 46273,3003 0,44563667 6,94  
  Keseragaman 4 415345,5357 103836,384  
  1,68671627 3,84  
  Interaksi 8 492490,1036 61561,2629  
  15,6860845 2,04  
  Sesatan 90 353212,0241 3924,57805  
Hipotesa:
H0: μ1=μ2=μ3=μ
H1: μ1≠μ2≠μ3
1.      SMD vs Keseragaman :

karena Fhitung lebih kecil daripada Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing tube.

2.      Keseragaman vs Interaksi :

karena Fhitung lebih kecil daripada Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga jumlah ulangan tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing tube.

 
  1. Interaksi vs Sesatan :

karena Fhitung lebih besar daripada Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga tidak ada interaksi antara  variasi bukaan dan ulangan terhadap pengeluaran benih pada masing-masing tube.

Tabel 4. 8. Penarikan Kesimpulan pada anova dua arah
Perbandingan variabel Hipotesa Kesimpulan
SMD vs keseragaman Ho : µ1 = µ2 = µ3 = µ F hitung 1 < F tabel 1 , maka : Ho diterima dan H1 ditolak
Jadi, vasiasi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih masing-masing tube
H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Keseragaman vs interaksi Ho : µ1 = µ2 = µ3 = µ F hitung 2 < F tabel 2 , maka : Ho diterima dan H1 ditolak
Jadi, jumlah ulangan tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing tube,
H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Interaksi vs sesatan Ho : µ1 = µ2 = µ3 = µ F hitung  3 > F tabel 3 , maka : Ho ditolak dan H1 diterima
Jadi, tidak ada interaksi antara variasi bukaan dan ulangan terhadap pengeluaran benih pada masing – masing tube
H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3

4.2.3.      Pernyataan Analisa hipotesa

Tabel 4.9. Data untuk perhitungan kecepatan dan kebutuhan benih
 SMD Jumlah Putaran Roda Ulangan Waktu (s) t rerata (s)
 1/3 10 X 1 20,98 15,572 75,275
2 12,92
3 14,5
4 15,22
5 14,24
 2/3 10 X 1 14,86 12,21 75,254
2 12,09
3 12,01
4 11,31
5 10,78
3/3

10 X 1 12,8 13,104 81,519
2 13,83
3 12,02
4 14,05
5 12,82

 

Dari spesifikasi seeder yang telah dilakukan pada praktikum ini diperoleh
Diameter roda (m) 0,71
Lebar kerja (m) 2,08

 

  1. Kecepatan mesin penanam drill seeder
Tabel 4.10. Hasil perhitungan kecepatan mesin penanam seeder
Bukaan SMD t rerata (s) Jumlah putaran roda Kecepatan mesin penanam (m/s) Kecepatan mesin penanam (km/jam)
 1/3 15,572 10 1,431672232 5,154020036
 2/3 12,21 1,825880426 6,573169533
3/3

13,104 1,701312576 6,124725275

 

Contoh perhitungan kecepatan mesin penanam drill seeder

  1. Kebutuhan (berat) benih per ha (kg/ha)
Tabel 4.11. Hasil perhitungan kebutuhan benih per ha (kg/ha)
Bukaan SMD Jumlah putaran roda X Lebar kerja (m) N (gr/ha) N (kg/ha)
 1/3 10 75,275 7,5275 2,08 16233,02406 16,233024
 2/3 75,254 7,5254 16228,49542 16,228495
3/3
81,519 8,1519 17579,5402 17,57954

 

Contoh perhitungan kecepatan mesin penanam drill seeder

  1. SMD 1/3
  2. SMD 2/3
  3. SMD 3/3 

 
0

ACARA II PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER : BAB III METODOLOGI

Posted by andi telaumbanua on Jan 6, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB III

METODOLOGI

A. Alat

Peralatan yang digunakan pada praktikum acara pengenalan dasar alat dan mesin penanam serta kaliberasi seeder ini adalah:

Pengenalan dan Kaliberasi Seeder

  1. Mesin penanam (seeder) : untuk mengeluarkan biji
  2. Timbangan : untuk menimbang massa biji yang keluar dari seed tube
  3. Roll meter : Untuk mengukur dimensi dari seeder
  4. Hand counter : alat penghitung koloni manual dari biji
  5. Stopwatch : untuk mencatat waktu 10 kali putaran roda
  6. Penampung benih : untuk menampung benih

Pengenalan mesin penanam padi

  1. Mesin penananm (Rice transplanter) : untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan dengan sistem dapok
  2. Meteran : Untuk mengukur dimensi dari Rice transplanter

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum acara pengenalan dasar alat dan mesin penanam serta kaliberasi seeder adalah:

  1. Gabah padi : sebagai biji yang akan ditanam oleh seeder
  2. Bibit padi yang telah disemaikan dengan sistem dapok : sebagai bibt yang akan ditanam oleh Rice transplanter
  3. Bahan bakar : sumber energi penggerak Rice transplanter
  4. Alat tulis dan form praktikum : untuk menulis spesifikasi alat dan hasil kaliberasi seeder

C. CARA KERJA

  1. Pengenalan dasar mesin penanam (seeder )

Kondisi fisik dari mesin penanam (seeder) diamati beserta alat pendukungnya. Kemudian diukur dimensinya (seperti panjang, lebar, tinggi, lebar kerja, dll) dan dicatat spesifikasi mesin penanam tersebut ke dalam blanko spesifikasi yang tersedia.

  1. Kaliberasi seeder

Tabung penampung benih diisi dengan gabah kemudian wadah penampung benih sebanyak tujuh buah diletakkan pada ujung pengeluaran tabung penyalur. Lalu roda penggerak SMD digerakkan sebanyak 10 kali putaran dan pada saat bersamaan stopwatch diaktifkan, lalu dihitung waktu yang diperlukan untuk memutar roda 10 kali. Lalu stopwatch dimatikan ketika roda selesai berputar pada putaran kesepuluh, kemudian hasil waktu selama 10 kali putaran yang diperoleh dicatat. Gabah yang tertampung dalam masing-masing wadah ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan kemudian hasilnya dicatat di tebel kaliberasi seeder. Langkah-langkah diatas diulangi sebanyak 5 kali ulangan dengan 3 variasi pembukaan SMD (⅓, ⅔, 3/3), sehingga total putaran sebanyak 150 kali putaran. Kemudian data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.

  1. Pengenalan Rice Transplanter

Kondisi fisik dari rice transplanter diamati bersama dengan alat-alat pendukungnya. Kemudian, diukur dimensinya (seperti panjang, lebar, tinggi, lebar kerja, dll) dan  dicatat spesifikasi mesin tersebut ke dalam blanko spesifikasi yang tersedia.

D. Cara Analisa Data

Langkah Analisa Data Kaliberasi Seeder

  1. Langkah Analisa Anova Satu Arah
  2. Faktor Koreksi

Dimana:

n          = ulangan (5 kali)

v          = variasi (3 kali)

Xi        = X1, X2, X3, …. , X15

 

  1. Jumlah Kuadrat Total (JKT)
  2. Jumlah Kuadrat Antara (JKA)
  3. Jumlah Kuadrat Dalam (JKD)
  4. , dbv : derajat bebas variasi = v-1 = 3-1 = 2
  5. , dbu : derajat bebas ulangan = v(n-1) = 3(5-1) = 12
  6. F Perhitungan
  7. F Tabel = F (5%;(v-1);n(v-1))= F (5% ; 2 ; 12)

 

Tabel 3.1. Form tabel untuk penentuan F hitung pada anova satu arah

Sumber Ragam Db JK KT FHitung FTabel
dbv dbu JKA JKD KTV KTU
                 
Variasi 2 12

 

Hipotesa :

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

  1. Langkah Analisis Anova Dua Arah
  2. JKA = Jarak Kuadrat Antar Baris
  3. JKB = Jarak Kuadrat Antar Observasi dalam Baris
  4. JK = Jarak Kuadrat
  5. JKS = Jarak Kuadrat Sesatan
  6. JKAB =

Pernyataan Analisis Hipotesa

 

Variabel A = SMD,

u          = ulangan = 5

n          = 7

variabel B = Keseragaman

 

dbv      = (v-1)

dbu      = (u-1)

dbi       = (v-1)(u-1)

dbs      = v.u(n-1)

v          = variasi = 3

 

Perbandingan variabel

  1. SMD vs Keseragaman
  2. Keseragaman vs Interaksi
  3. Interaksi vs Sesatan

Hasil Analisa

Tabel 3.1. Form tabel untuk penentuan F hitung pada anova dua arah

Sumber Variasi Db Jumlah Kuadrat Kuadrat rata-rata Frerata hitung Ftabel
SMD

Keseragaman

Interaksi

Sesatan

dbv

dbu

dbi

dbs

JKA

JKB

JKAB

JKS

JKA/dbv

JKB/dbu

JKAB/dbi

JKS/dbs

F Hitung 1

F Hitung 2

F Hitung 3

 

F Tabel 1

F Tabel 2

F Tabel 3

 

Hipotesa :

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

  1. Kecepatan Mesin Penanam Drill Seeder (m/s)

Dimana:

V         = Kecepatan mesin penanam drill seeder (m/s)

D         = Diameter roda mesin (m)

n          = Jumlah putaran roda

t           = Waktu (jam)

  1. Kebutuhan Benih per Hektar (kg/ha)

Dimana:

N         = Kebutuhan benih per ha

D         = Diameter roda (m)

B         = Lebar kerja (m)

X         = Jumlah benih 1x putaran roda

 

 
0

ACARA II PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER : BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Posted by andi telaumbanua on Jan 6, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Alat dan Mesin Penanam

Penanaman  merupakan  usaha  penempatan  biji  atau  benih  di  dalam tanah pada  kedalaman    tertentu  atau  menyebarkan  biji  diatas  permukaan tanah  atau menanamkan didalam   tanah. Hal   ini   dimaksudkan   untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik. Kemampuan suatu benih untuk tumbuh setelah ditanam bergantung pada varietas  benih,  kondisi  tanah  dan  air  serta  lingkungan  hidupnya.  Apabila  tanah ditanam dengan menggaunakan alat tanam, maka mekanisme kerja dan alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanah yaitu berpengaruh pada kedalama tanaman, jumlah benih per lubang, jarak antar lubang dalam baris dan jarak antar baris (Kadirman, 2017).

Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibitnya.  Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling).  Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cuckup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil, yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus.   Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan  bibit.    Persemaian  harus  dilakukan  pada  kotak  persemaian  bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. (Kadirman, 2017).

Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar.Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil. Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri.

2.2. Seeder

Fungsi Seeder yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman,   jumlah  tertentu  dan  seragam,  dan  pada  sebagian  besar  alat penanam menutup dengan tanah kembali.

  1. Macam – macam pola penebaran benih

Penebaran  benih  sesuai  dengan  pola  pertanaman  yang  dihasilkan dapat digolongkan :

  1. Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah).
  2. Drill  seeding  (benih  dijatuhkan  secaran  random  dan  diletakkan  pada kedalaman tertentu dalam alur hingga diperoleh jalur tanaman tertentu).
  3. Precion  drilling  (benih  tanaman  secara  tunggal  dengan  interval  yang sama dalam alur).
  4. Hill  dropping   (kelompok   benih   dijatuhkan   secara   random   dengan interval yang hampir sama dalam alur).
  5. Checkrow   seeding   (benih  diletakkan   pada  tempat  tertentu  hingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama).

Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk menceaah macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran benih dapat kontinyu.Kadang-kadang suatau roda bercoak (fluted wheel) digunakan sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian dijatuhkan pada piringan yang berputar, karena bentuk dari piringan ini, benih tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena akanya gaya sentrifugal. Lebar sebaran tergantung pada diamter piringan, bentuk penghalang,dan desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar. Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran. Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan untuk menyebar dan material lain yang berupa butiran (Kadirman, 2017).

  1. Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  penggunaan  mesin  penanam,  yang berkaitan dengan sifat fisik benih.

Beberapa   sifat   phisis   benih   yang   mempengaruhi   penggunaan   mesin penanam yaitu : Ukuran, bentuk, keseragaman bentuk dan ukuran , jumlah persatuan volume,dan ketahanan terhadap tekanan dan gesekan

  1. Bagian dari mesin penanam
  2. Seed – metering devices

Ini merupakan  alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan  persyaratan  yang  dituntut  oleh pertumbuhan  tanam.  Terdapat bermacam – macam bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki. Banyak  jenis  dari  seed  metering  devices,  namun  secara  garis  besar dapat dibedakan menjadi :

  • horizontal feed / rotor metering devices
  • vertical feed / rotor metering devices

Pada alat tersebut banyaknya  benih yang dapat disalurkan  tergantung dari  kecepatan  perputaran  dan  besar  kecilnya  bagian  dari  alat  yang dapat   disalurkan   tergantung   dari  kecepatan   perputaran   dan  besar kecilnya bagian dari alat yang mengambil banih dari kotak benih.

  1. Tabung penyalur (seed – tube)

Ini akan menyalurkan benih ke alur yang dibuat furrow opener. Bentuk, panjang dan kekasaran mempengaruhi pengaliran benih. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama dan continare. Untuk ini harus diperhatikan  pemantulannya  pada dinding saluran, hamabtan dan panjang saluran.

  1. Alat pembuat alur (furrow opener).

Untuk   pertumbuhan   tanaman   yang  baik  dituntut   suatu  kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan  tanah  (jenis  tanah,  vegetasi,  serosah,  penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya : runner, hoe, dan disk

  1. Alat penutup alur (seed – covering – devices)

Alat  tersebut  mempunyai  fungsi  menutupi  benih  yang  sudah  berada dalam alur dengan tenah kembali. Hal ini bertalian dengan pertumbuhan kecambah,  akan  baik  bila  benih  tersebut  berada  dalam  lingkungan tanah  yang lembab  dan bertalian  dengan  iklim. Dalam  penutupam  ini diharapkan tanah yang menutupi dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditembus oleh tanaman. Macamnya : rantai (drag chain), covering sholves, disk coverer, dam press whell.

Smirth dan Lambert (1990) mengklasifikasikan alat-alat tanam sebagai berikut:

  1. Alat tanam larikan (barisan)

Alat tanam gandengan

  • Dijatuhkan ke dalam lubang (drill)
  • Dijatuhkan di guludan (hill drop)
  • Dijatuhkan di larikan sempit (narrow row)

Terpasang di belakang traktor :

  • Dijatuhkan ke dalam lubang (drill)
  • Dijatuhkan di guludan (hill drop)
  • Pemindahan atau penanaman.
  1. Alat tanam tabur:
  • Endgate seeder
  • Jalur sempit dan lebar penyiang-pemulsa
  • Kapal terbang
  • Grain drill

Alat tanam dan pemupuk memiliki beberapa bagian utama yaitu: pembuka alur, alat penjatah benih, penutup alur dan hopper. Pembuka alur berfungsi untuk membuka  alur  tanah  dengan  bentuk  dan  ukuran  tertentu  sehingga  benih  atau pupuk dapat jatuh ke dalam alur tersebut. Menurut Bainer (1960) ada empat tipe pembuka alur yang biasa digunkan pada alat tanam, yaitu pembuka alur lengkung (curve-runner),  pembuka alur lurus (stub-runner),  piringan tunggal (single-disk) dan piringan ganda (double-disk). Gambar 2.2 menunjukan keempat tipe pembuka alur tersebut. Dari keempat tipe pembuka alur, tipe pembuka alur lengkung merupakan  tipe yang paling umum.  Sedangkan  tipe pembuka  alur lurus cocok digunakan untuk tanah yang kasar.

Gambar 2.2. Tipe pembuka alur (Bainer, 1960)

Alat   penjatah   benih   (metering   device)   berfungsi   untuk   mengatur penjatuhan benih dalam jumlah tertentu dan untuk menghasilkan jarak tanam tertentu.

Penutup  alur  berfungsi  untuk  menutup  alur  tanam  setelah  penjatuhan benih.  Penutup  alur  ini bisa  berupa  rantai  yang  diseret  (drag  chain),  piringan penutup  (disk  hiller),  lempeng  penutup,  sekop  penutup  dan  penutup  dengan tekanan roda. Hopper  atau  kotak  benih  berfungsi  untuk  menampung  benih  sebelum ditanam  dan  memberikan  kondisi  sehingga  benih  bisa  mengalir  dengan  baik menuju pengatur penjatah benih (Syahfri, 2010).

Gambar 2.2. Konsep metering device benih (Sembiring et al., 2000)

Mekanisme kerja Grain Seeder adalah pembuka alur tipe piringan ganda (double disk) membuat alur di lahan yang akan ditanami, kemudian benih dijatuhkan dari bagian penakar benih tipe inclined disk. Penakar benih berbentuk piringan pipih yang pada sekeliling tepinya terdapat lubang-lubang berdiameter sama dengan biji yang akan ditanam.  Saat penakar benih berputar, lubang-lubang tersebut akan terisi biji-bijian yang terdapat di atas piringan penakar benih. Benih akan jatuh melalui lubang penyalur benih. Piringan penakar benih berputar saat roda penggerak yang ada di bagian belakang bergerak (Syahfri, 2010).

Cara Pengoprasian

  1. Persiapkan lahan sebelum penanaman dengan cara pengolahan tanah dengan bajak singkal atau bajak piringan dilanjutkan perataan menggunakan garu atau bajak rotary.
  2. 2. Gandengkan   join adapter pada 3 titik gandeng traktor roda 4 atau pada traktor roda 2.
  3. Pasanglah batang penggandeng ukuran 50 x 50 mm pada join adapter kemudian tempatkan penanam bijian tipe GS-JP-FL/01 satu persatu pada batang pemasangan tersebut.
  4. Atur posisi kemiringan mesin tanam tersebut sedemikian rupa sehingga posisi pembuka alur dan roda penggerak sejajar, untuk penggandengan dengan traktor roda 4 dengan cara memanjangkantop link dan untuk penggandengan   traktor roda 2 dengan memutar join adapter (Syahfri, 2010).

2.3. Alat Penanam Tradisional

Alat penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar. Berat alat ini berkisar 0,2 sampai 2,0 kg. Bagian-bagian utama dari tugal menurut fungsinya adalah sebagai berikut : Tangkai pegangan, tempat atau kotak benih, saluran benih, dan pengatur pengeluaran benih (Syahfri, 2010).

Prinsip kerja tugal ini adalah jika ujung tunggal ditancapkan atau dimasukkan kedalam tanah, maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya mekanisme pengatur pengeluaran benih sehingga dengan sendirinya benih-benih akan jatuh ke dalam tanah. Sebagai contoh tugal semi mekanis yang menggunakan pegas, pada saat mata tugal masuk ke dalam tanah, pengatur pengeluaran benih tertekan ke atas oleh permukaan tanah. Kemudian mendorong tangkai pegas, sehingga lubang benih terbuka dan benih pun terjatuh ke bawah. Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas dan gerakan ini menutup lubang jatuhnya benih (Rachmawati, 2013).

2.4. Alat Penanan Benih Padi

Penanaman padi didahului dengan pencabutan bibit dipersemaian. Bibit yang siap ditanam adalah bibit yang sudah berumur 21-25 hari setelah sebar dan berdaun 5-7 helai.  Penanaman bibit padi sawah dilakukan dengan cara bagian pangkal batang dibenamkan kira-kira 3 atau 4 cm ke dalam lumpur, selanjutnya penanaman padi yang baik menggunakan jarak tanam 20cm x 20cm atau 30cm x 15cm. Di Indonesia cara penanaman dibagi menjadi dua :

1)     Penanaman Padi Manual

Penanaman manual adalah penanaman bibit padi setelah disemai ke tempat penanaman yang dilakukan oleh tangan manusia secara manual. Kegiatan tanam bibit padi sawah di Indonesia masih dilakukan secara manual dan menyerap tenaga tanam, waktu dan biaya produksi relatif lebih besar 25-30 HOK/ha (200 – 240 jam/ha) atau 25 – 30% total tenaga untuk budidaya padi (100 – 120 HOK/ha).

(a)                                           (b)

Gambar 2.3. Alat Tanam Bibit Padi Manual (Paddy Transplanter Manual)

Keunggulan atau Nilai Tambah Inovasi

  1. Menanam bibit padi sistem tanam pindah dilahan sawah
  2. Meningkatkan kapasitas kerja penanaman enam kali dibanding secara Manual
  3. Mengurangi kejerihan kerja dan mampu menekan ongkos penanaman  hingga 50%
  4. Bobot alat ringan

Alat Tanam Padi Tebar Langsung Tipe Drum

Pengisian benih dilakukan ketika alat sudah berada di petakan sawah. Pada saat alat ditarik, benih akan keluar melalui lubang yang ada di bagian kanan dan kiri drum. Tiap drum mempunyai dua macam ukuran lubang, yaitu rapat dan renggang. Benih yang dibutuhkan berkisar 40  – 60 kg per hektar. Alat ini mempunyai 4 buah drum, masing-masing drum untuk 2 baris, sehingga jumlah larikan yang dihasilkan seluruhnya 8 baris (Budiman, 2016).

Gambar 2.4. Alat Tanam Padi Tebar Langsung Tipe Drum

Efisiensi kerja alat 60% karena ada waktu yang hilang untuk berbelok. Oleh karena itu, alat tanam tipe drum dengan 8 baris ini lebih sesuai untuk petak ukuran luas. Pada kondisi lapang, jumlah benih yang keluar biasanya lebih rendah dibanding hasil pengujian di laboratorium. Hal ini disebabkan adanya selip negatif roda penggerak (alat maju tetapi roda tidak berputar). Persentase selip di lapang umumnya sekitar 10%, berarti benih yang keluar juga berkurang 10%. Alat tanam yang mempunyai persentase selip kecil berarti memiliki ketelitian yang baik (Budiman, 2016).

2) Penanaman padi mekanis

Alat tanam bibit (transplanter) telah diperkenalkan pada tahun 1890. Perkembangan teknologi penanaman bibit padi di Indonesia terkendala pada peta ninya yang umumnya bekerja sebagai buruh tani, dan tidak memiliki lahan garapan. Sejak tahun 1983 dikembangkan alat tanam bibit padi model IRRI(International Rice Research Institute) yang sederhana, mudah, dan murah .

Menurut Budiman (2016), alat tanam padi diklasifikasikan sebagai berikut

  1. Tipe tenaga dan type self-propelled
  2. Type seedling, yang terdiri dari :
  3.                    Type mat seedling
  4.                    Type pot seedling
  5. Type traveling, yang terdiri dari
  6.                    Type walking (tipe dorong)
  7.                    Type riding (tipe kemudi)

 

Mesin  RiceTransplanter

Rice transplanter adalah  jenis mesin penanam  padi yang dipergunakan untuk menanam  bibit padi yang telah disemaikan  pada areal khusus  dengan umur tertentu,  pada areal tanah sawah  kondisi  siap tanam.  Mesin  dirancang untuk  bekerja  pada  lahan  berlumpur   (puddle),  oleh  karena  itu  mesin  ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan peralatan pengapung.

  1. Macam – macam Rice Transplanter

Berdasarkan  atas  sumber  daya  yang  digunakan,  transplanter  dibedakan atas empat macam, yaitu :

  1. Manually   operated   transplanter”,   yaitu   transplanter   yang   sumber dayanya berasal dari tenaga hewan.
  2. Animal  drawn  transplanter”,  yaitu  transplanter  yang  sumber  dayanya berasal dari traktor yang merupakan unit terpisah dari transplanter-nya.
  3. Tractor mounted transplanter”, yaitu transplanter yang sumber dayanya berasal dari traktor yang merupakan unit terpisah dari transplanter-nya.
  4. Self propelled transplanter” , yaitu transplanter yang unit penggeraknya menjadi satu kesatuan unt dengan alat penanamnya (Bagus, 2018).

Adapun menurut macam persemaian yang digunakan, transplanter dibedakan atas dua jenis yaitu :

  1. Jenis “root wash seeding”, apabila dalam penggunaan transplanter, persemaian harus melalui pencucian akar dengan air sampai bersih dari tanah.  Penyediaan  persemaian  dilakukan  dengan  cara tradisional.
  2. Jenis “soil bearing seedling” atau “mat seedling”, apabila dalam penggunaan  transplanter,  persemaian  tidak perlu mengalami pencucian akar, jadi tanah dibiarkan melekat pada perakaran persemaian.  Pelaksanaan  penanaman  memang  lebih praktis tetapi jenis ini menuntut perlakuan pembuatan persemaian secara khusus, yaitu benih disebar pada kotak-kotak  persemaian  yang mempunyai ukuran  tertentu  yang  disesuaikan  dengan  “seedling  tray” transplanter (Bagus, 2018).

 

  1. Bagian-bagian utama transplanter

Pada umumnya  – bagian pokok dan transplanter, adalah terdiri atas :

  1. Travelling device“ yang berfungsi untuk mengerakkan  transplanter  baik ke depan ataupun ke belakang.
  2. Feeding  device”  yang  terdiri  atas  :  “seedling  tray”  yang  berfungsi sebagai  tempat  untuk  meletakkan  persemaian  yang  akan  ditanam
  3. seedling  stopper”,  yang  berfungsi  sebagai  alat  penahan  persemaian yang  terdapat  pada  seedling  tray
  4. seedling  feeding  pawl”,  berfungsi sebagai penggerak seedling tray ke kanan dan ke kiri sehingga pengambilan persemaian dapat merata.
  5. Planting device”, adalah sebagai alat pengendalian  operasi terdiri atas motor, kopling, gas, versneling.

Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm. Benih ini disemai di dalam ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar matahari selama dua hari hingg berwarna hijau merata. Setelah itu bibit dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang diinginkan. Di pusat pembibitan padi di Jepang, bibit untuk lahan seluas 50 sampai 200  ha  (sekitar  7000  hingga  30000  kotak)  dibuat  dengan  seragam,  dimana  di dalamnya juga dilengkapi  dengan  proses  desinfektan benih,  pencampuran  pupuk, pengepakan media tanam/tanah ke kotak semai bibit, kendali suhu, penyemprotan, dll (Bagus, 2018).

Gambar 4.5. Rice Trasnplanter riding type

Gambar 4.6. Indo Jarwo Transplanter

Indo Jarwo transplanter adalah mesin modern untuk menanam bibit padi dengan  sistem  penanaman serentak  4  baris.  Penggunaan  mesin  ini  relatif mudah dimana garpu penanam (picker) mengambil bibit padi kemudian ditancapkan pada lahan yang kondisinya rata. Adapun keunggulan dan kelemahan Indo Jarwo Transplanter antara lain (Umar dkk., 2017)

Keunggulan Indo Jarwo Transplanter

  1. Mendukung sistem jajar legowo 2:1 dengan jumlah baris tanam 4 baris. Jarak tanam antar barisnya 20 cm, jarak tanam legowo 40 cm.
  2. Kapasitas tanam cukup tinggi 6 jam/ha.
  3. Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 10 – 18cm.
  4. Penanaman yang presisi (akurat).
  5. Tingkat kedalaman tanam yang dapat diatrur.
  6. Jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang.
  7. Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam.

Kelemahan Indo Jarwo Transplanter

  1. Lebar antar barisan (20 cm) tidak dapat diubah.
  2. Tidak bisa dioperasikan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm.
  3. Diperlukan alat angkut untuk membawa mesin ke sawah atau ketempat lain.
  4. Perlu bibit dengan persyaratan khusus.
  5. Harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani.

Gambar 4.7. Bagian – bagian Depan Mesin Transplanter

Cara   Pengoprasian   Indo   Jarwo   Transplanter   (Balai   Penelitian   dan Pengembangan Pertanian, 2013)

  1. Siapkan bibit di dalam tray dan rak yang tersedia
  2. Atur  tuas  hidrolik  pada    posisi  sesuai  dengan  kedalaman  lahan,  posisi  fix merupakan posisi standar pelampung pada saat penanaman.
  3. Buat tanda/tandai posisi awal dan akhir operasional mesin pada lahan sawah
  4. Atur  posisi  tanda  batas  jarak  tanaman  (rulling  mark)  pada  mesin  untuk menandai jarak tanam antar baris tanaman.
  5. Setelah mesin dinyalakan, atur kecepatan putar engine pada putaran antara 3100 rpm – 3600 RPM. Kopling utama berada pada posisi netral, setelah siap tuas perlahan-lahan dipindahkan pada posisi maju.
  6. Perlahan-lahan tarik tuas kopling utama, tuas maju dan penanam pada posisi
  7. ON.
  8. Posisi operator harus pada posisi tegak lurus dan memperhatikan mascot tengah
  9. Pada saat akan belok, tuas penanam ditarik pada posisi OFF
  10. Perhatikan rulling mark pada saat belok dan memulai menanam pada baris selanjutnya.

 
0

ACARA II PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER : BAB I PENDAHULUAN

Posted by andi telaumbanua on Jan 6, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN

(TPT 2028)

ACARA II

PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER

DISUSUN OLEH :

NAMA             : ANDI SAPUTRA TELAUMBANUA

NIM                 : 17/413930/TP/11872

GOLONGAN : SENIN B

  1. CO.ASS :  LERISA FIRDAYANTI

                          

 

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Indonesia  merupakan  negara  agraris  yang  menjadikan  sektor  pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sektor pertanian merupakan penyumbang devisa yang cukup besar bagi  negara. Namun perkembangan dan modernisasi sektor pertanian di Indonesia belum mengalami peningkatan. Salah satu penyebabnya adalah penerapan   teknologi   disektor   pertanian   yang   masih   rendah.   Hal   tersebut menyebabkan produktivitas pertanian cenderung menurun dan petani yang menjadi ujung tombaknya sebagian besar hidup dibawah garis kemiskinan.

Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih baik. Salah satunya alat dan mesin penanam. Penanaman  merupakan  usaha  penempatan  biji  atau  benih  di  dalam tanah pada  kedalaman    tertentu  atau  menyebarkan  biji  diatas  permukaan tanah  atau menanamkan didalam   tanah. Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibitnya. Pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling).

Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cuckup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan  bibit. Persemaian  harus  dilakukan  pada  kotak  persemaian  bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. (Kadirman, 2017).

Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar.Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil. Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri. Terdapat dua macam jenis penanaman yaitu : penanaman dengan biji biasanya menggunakan grain seeder dan penanaman dengan bibit yang telah disemaikan terlebih dahulu, alat yang digunakan untuk tanaman padi yaitu : rice transplanter. Penggunaan kedua alat ini dalam kegiatan penanaman akan meningkatkan efisiensi rantai produksi seperti : menghemat biaya penanaman, mempercepat waktu penanaman, meningkatkan keseragaman tanaman yang ditanam, meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara dan cahaya matahari terutama dalam penggunaan alat Indo Jajar Legowo Transplanter, sehingga meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan petani.

Pada bidang teknik pertanian dan biosistem (TPB) pemahaman terhadap jenis-jenis, fungsi komponen, dan mekanisme kerja alat mesin penanam sangatlah penting dalam mempercepat mekanisasi dalam pertanian, seperti mampu mengoperasikan dan melakukan kaliberasi untuk menghitung penggunaan benih per ha. Oleh karena itu, dilakukan praktikum pengenalan dasar alat & mesin penanam dan kaliberasi seeder agar praktikan dapat memahami cara kerja, fungsi dari tiap komponen, spesifikasi, dan mampu mengoperasikan rice transplanter dan  seeder serta mampu melakukan kaliberasi dari  seeder untuk meghitung penggunaan benih per ha.

 

  1. Tujuan

Praktikum pengenalan dasar alat & mesin penanam dan kaliberasi seeder ini bertujuan untuk;

  1. Mengetahui spesifikasi dari seeder
  2. mengetahui cara kerja dan pengoperasian mesin penanam (seeder)
  3. Mengetahui watak laku teknis dari mesin penanam serta cara pengaturan bagian-bagiannya dalam kaitannya dengan penggunaan mesin penanam tersebut untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis penggunaan benih yang tertentu melalui kaliberasi seeder.
  4. Untuk mempelajari kinerjaa mesin penanam padi ( rice transplanter ) ditinjau dari aspek mesin, aspek tanaman, serta aspek teknik operasionalnya.
  5. Dapat menyiapkan bibit yang akan ditanam menggunakan rice transplanter dalam bentuk dapog

 

  1. Manfaat

Manfaat dari praktikum pengenalan dasar alat & mesin penanam dan kaliberasi seeder ini adalah, praktikan dapat mengenal jenis-jenis, fungsi kompone, spesifikai, dan cara kerja alat penanam yaitu rice transplanter dan seeder. Praktikan diharapkan dapat menghitung kaliberasi sprayer dalam rangka menentukan kecepatan penanaman dan penggunaan benih yang tepat untuk suatu luasan tertentu, serta agar dapat diaplikasikan setelah lulus nanti dalam dunia kerja, sehingga mekanisasi pertanian di Indonesia dapat terwujud dalam setiap rantai produksi, sehingga meningkatkan produksi pertanian dan mendukung visi pertanian Indonesia pada tahun 2045 yaitu menjadi lumbung pangan dunia .

Copyright © 2024 All rights reserved. Theme by Laptop Geek.