0

PARTUTURAN NI HALAK BATAK

Posted by andi telaumbanua on Jul 25, 2018 in Umum

PARTUTURAN NI HALAK BATAK

Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari, kekerabatan (partuturon ) adalah kunci pelaksanaan dari falsafah hidupnya, Boraspati ( baca boraspati di artikel saya selanjutnya, ini digambarkan dengan dua ekor cecak/cicak, saling berhadapan, yang menempel di kiri-kanan Ruma Gorga/Sopo/Rumah Batak ). Kekerabatan itu pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah, menentukan sikap kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik ( nice attitude ).

Kita selaku orang Batak berbudaya sudah menanamkan ini sejak dulu kala, kita tentu masih ingat petuah nenek moyang kita, seperti :

– Jolo tiniptip sanggar, laho bahen huruhuruan, jolo sinungkun marga, asa binoto partuturan ‘
– Hau antaladan, parasaran ni binsusur, sai tiur do pardalanan molo sai denggan iba martutur

Ada tiga bagian kekerabatan, dinamakan ” Dalihan Na Tolu ” ( Dalihan Na Tolu juga akan saya tuliskan lengkap pada kesempatan mendatang ). Adapun isi :

1. Manat mardongan tubu = hati-hati bersikap terhadap dongan tubu
2. Elek marboru = memperlakukan semua perempuan dengan kasih
3. Somba marhulahula = menghormati pihak keluarga perempuan

Yang dimaksud dengan dongan tubu ( sabutuha ) :

1. Dongan sa-ama ni suhut = saudara kandung
2. Paidua ni suhut ( ama martinodohon ) = keturunan Bapatua/Amanguda
3. Hahaanggi ni suhut / dongan tubu ( ompu martinodohon ) = se-marga, se-kampung
4. Bagian panamboli ( panungkun ) ni suhut = kerabat jauh
5. Dongan sa-marga ni suhut = satu marga
6. Dongan sa-ina ni suhut = saudara beda ibu
7. Dongan sapadan ni marga ( pulik marga ), mis : Tambunan dengan Tampubolon ( Padanmarga akan saya tuliskan juga nanti, lengkap dengan ‘Padan na buruk’ =sumpah mistis jaman dulu yang menyebabkan beberapa marga berselisih, hewan dengan marga , kutukan yang abadi, dimana hingga saat ini tetap ada tak berkesudahan )

Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan dongan sabutuha :

– Manat ma ho mardongan sabutuha, molo naeng sangap ho
– Tampulon aek do na mardongan sabutuha
– Tali papaut tali panggongan, tung taripas laut sai tinanda do rupa ni dongan

Yang dimaksud dengan boru :

1. Iboto dongan sa-ama ni suhut = ito kandung kita
2. Boru tubu ni suhut = puteri kandung kita
3. Namboru ni suhut
4. Boru ni ampuan, i ma naro sian na asing jala jinalo niampuan di huta ni iba = perempuan
pendatang yang sudah diterima dengan baik di kampung kita.

  1. Boru na gojong = ito, puteri dari Amangtua/Amanguda ataupun Ito jauh dari pihak ompung yang se-kampung pula dengan pihak hulahula
    6. Ibebere/Imbebere = keponakan perempuan
    7. Boru ni dongan sa-ina dohot dongan sa-parpadanan = ito dari satu garis tarombo dan
    perempuan dari marga parpadanan ( sumpah ).
    8. Parumaen/maen = perempuan yang dinikahi putera kita, dan juga isteri dari semua laki-laki
    yang memanggil kita ‘Amang’ .

    Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan boru:

    – Elek ma ho marboru, molo naeng ho sonang
    – Bungkulan do boru ( sibahen pardomuan )
    – Durung do boru tomburon hulahula, sipanumpahi do boru tongtong di hulahula
    – Unduk marmeme anak, laos unduk do marmeme boru = kasih sayang yang sama terhadap
    putera dan puteri

– Tinallik landorung bontar gotana, dos do anak dohot boru nang pe pulikpulik margana

Kata-kata bijak perihal bere :

Amak do rere anak do bere, dangka do dupang ama do tulang
Hot pe jabu i sai tong do i margulanggulang, tung sian dia pe mangalap boru bere i sai hot do i boru ni tulang

Yang dimaksud dengan hulahula :

– Tunggane dohot simatua = lae kita dan mertua
– Tulang
– Bona Tulang = tulang dari persaudaraan ompung
– Bona ni ari = hulahula dari Bapak ompung kita . Pokoknya, semua hulahula yang posisinya
sudah jauh di atas, dinamai Bona ni ari.
– Tulang rorobot = tulang dari lae/isteri kita, tulang dari nantulang kita, tulang dari ompung
boru lae kita dan keturunannya. Boru dari tulang rorobot tidak bisa kita nikahi, merekalah
Yang disebut dengan inang bao.
– Seluruh hulahula dongan sabutuha, menjadi hulahula kita juga.

Kata-kata bijak penuntun hubungan kita dengan hulahula :
– Sigaiton lailai do na marhulahula, artinya ; sebagaimana kalau kita ingin menentukan jenis kelamin ayam (jantan/betina ), kita terlebih dulu menyingkap lailai-nya dengan ati-hati, begitu pula terhadap hulahula, kita harus terlebih dulu mengetahui sifat-sifat dan tabiat mereka, supaya kita bisa berbuat hal-hal yang menyenangkan hatinya.
– Na mandanggurhon tu dolok do iba mangalehon tu hulahula, artinya ; kita akan mendapat
berkat yang melimpah dari Tuhan, kalau kita berperilaku baik terhadap hulahula.

– Hulahula i do debata na tarida
– Hulahula i do mula ni mata ni ari na binsar. Artinya, bagi orang Batak, anak dan boru adalahmatahari ( mata ni ari ). Kita menikahi puteri dari hulahula yang kelak akan memberi kita hamoraon, hagabeon, hasangapon, yaitu putera dan puteri (hamoraon, hagabeon, hasangaponyang hakiki bagi orang Batak bukanlah materi, tetapi keturunan,selengkapnya baca di ‘Ruma Gorga’ )

– Obuk do jambulan na nidandan baen samara, pasupasu na mardongan tangiang ni hulahula do mambahen marsundutsundut so ada mara- Nidurung Situma laos dapot Porapora, pasupasu ni hulahula mambahen pogos gabe mamora

Nama-nama partuturon dan bagaimana kita memanggilnya ( ini versi asli, kalau ternyata
Dalam masa sekarang kita salah menggunakannya, segeralah perbaiki ) (sekali lagi, kita
semua memposisikan diri kita sebagai laki-laki )

A. Dalam keluarga satu generasi :

(1) Amang/Among : kepada bapak kandung
(2) Amangtua : kepada abang kandung bapak kita, maupun par-abangon bapak dari dongan
sabutuha, parparibanon. Namun kita bisa juga memanggil ‘Amang’ saja
Amanguda : kepada adik dari bapak kita, maupun par-adekon bapak dari dongan sabutuha,
parparibanon. Namun bisa juga kita cukup memanggilnya dengan sebutan “Amang’ atau
‘Uda’
(4) Haha/Angkang : kepada abang kandung kita, dan semua par-abangon baik dari amangtua,
dari marga
(5)Anggi : kepada adik kandung kita, maupun seluruh putera amanguda, dan semua laki-laki
yang marganya lebih muda dari marga kita dalam tarombo. Untuk perempuan yang kita
cintai, kita juga bisa memanggilnya dengan sebutan ini atau bisa juga ‘Anggia’
(6) Hahadoli : atau ‘Angkangdoli’, ditujukan kepada semua laki-laki keturunan dari ompu yang tumodohon ( mem-per-adik kan ) ompung kita
(7) Anggidoli : kepada semua laki-laki yang merupakan keturunan dari ompu yang ditinodohon
(di-per-adik kan) ompung kita, sampai kepada tujuh generasi sebelumnya.
Uniknya, dalam acara ritual adat, panggilan ini bisa langsung digunakan ( tidak perlu
memakai Hata Pantun atau JagarJagar ni hata)
(8)Ompung : kepada kakek kandung kita. Sederhananya, semua orang yang kita panggil
dengan sebutan ‘Amang’, maka bapak-bapak mereka adalah ‘Ompung’ kita. Ompung jugamerupakan panggilan untuk datu/dukun, tabib/Namalo.
(9) Amang mangulahi : kepada bapak dari ompung kita. Kita memanggilnya ‘Amang’
(10) Ompung mangulahi: kepada ompung dari ompung kita
(11) Inang/Inong : kepada ibu kandung kita
(12) Inangtua : kepada isteri dari semua bapatua/amangtua
(13) Inanguda : kepada isteri dari semua bapauda/amanguda
(14) Angkangboru : kepada semua perempuan yang posisinya sama seperti ‘angkang’
(15) Anggiboru : kepada adik kandung. Kita memanggilnya dengan sebutan ‘Inang’
(16) Ompungboru : lihat ke atas
(17) Ompungboru mangulahi : lihat ke atas

  1. Dalam hubungan par-hulahula on
    (a) Simatua doli : kepada bapak, bapatua, dan bapauda dari isteri kita. Kita memangilnya
    dengan epada ‘Amang
    (b) Simatua kepada ibu, inangtua, dan inanguda dari isteri kita. Kita cukup
    memangilnya ‘Inang’.
    (c) Tunggane : disebut juga ‘Lae’, yakni epada semua ito dari isteri kita
    (d) Tulang na poso : kepada putera tunggane kita, dan cukup dipangil ‘Tulang’
    (e) Nantulang na poso : kepada puteri tunggane kita, cukup dipanggil ‘Nantulang’
    (f) Tulang : kepada ito ibu kita
    (g) Nantulang : kepada isteri tulang kita
    (h) Ompung bao : kepada orangtua ibu kita, cukup dipanggil ‘Ompung’
    (i) Tulang rorobot : kepada tulang ibu kita dan tulang isteri mereka, juga kepada semua
    hulahula dari hulahula kita (amangoi…borat na i )
    (j) Bonatulang/Bonahula : kepada semua hulahula dari yang kita panggil ‘Ompung’
    (k) Bona ni ari : kepada hulahula dari ompung dari semua yang kita panggil ‘Amang’, dan
    generasi di atasnya

    C. Dalam hubungan par-boru on
    (1) Hela : kepada laki-laki yang menikahi puteri kita, juga kepada semua laki-laki yang
    menikahi puteri dari abang/adik kita. Kita memanggilnya ‘Amanghela’
    (2) Lae : kepada amang, amangtua, dan amanguda dari hela kita. Juga kepada laki-laki yang
    menikahi ito kandung kita
    (3) Ito : kepada inang, inangtua, dan inanguda dari hela kita
    (4) Amangboru : kepada laki-laki ( juga abang/adik nya) yang menikahi ito bapak kita
    (5) Namboru : kepada isteri amangboru kita
    (6) Lae : kepada putera dari amangboru kita

(7) Ito : kepada puteri dari amangboru kita

(8) Lae : kepada bapak dari amangboru kita
(9) Ito : kepada ibu/inang dari amangboru kita
(10) Bere : kepada abang/adik juga ito dari hela kita
(11) Bere : kepada putera dan puteri dari ito kita
(12) Bere : kepada ito dari amangboru kita
Alus ni tutur tu panjouhon ni partuturan na tu ibana ( hubungan sebutan kekerabatan timbal balik )

 

Kalau kita laki-laki dan memanggil seseorang dengan : Orang itu akan memanggil kita:

· amang, amangtua VS amanguda amang
· inang, inangtua VS inanguda amang
· angkang VS anggi(a)
· ompungdoli (suhut = dari pihak laki-laki) VS anggi(a)
· ompungboru ( suhut ) VS anggi(a)
· ompungdoli ( bao = dari pihak perempuan ) VS lae
· ompungboru ( bao ) VS amangbao
· inang ( anggiboru ) VS amang
· anggia VS angkang
· anggia ( pahompu ) VS ompung
· inang ( bao ) VS amang
· inang ( parumaen ) VS amang
· amang ( simatua ) VS amanghela
· inang ( simatua ) VS amanghela
· tunggane VS lae
· tulang VS bere
· nantulang VS bere
· tulang na poso VS amangboru
· nantulang na poso VS amangboru
· bere VS tulang
· ito VS ito
· parumaen/maen VS amangboru
· amang ( na mambuat maen ni iba ) VS amang

Kalau kita perempuan dan memanggil seseorang dengan : Orang itu akan
Memanggil kita:

· amang, amangtua, VS amanguda inang
· inang, inangtua, VS inanguda inang
· angkang VS anggi(a)
· ompungdoli (suhut = dari pihak laki-laki) VS ito
· ompungboru ( suhut ) VS eda
· ompungdoli ( bao = dari pihak perempuan ) VS ito
· ompungboru ( bao ) VS eda
· anggia VS angkang
· inang ( parumaen ) VS inang
· amang ( simatua ) VS inang
· inang ( simatua ) VS inang
· tulang VS bere
· nantulang VS bere
· bere VS nantulang
· ito VS ito
· parumaen/maen VS nanmboru
· amang ( na mambuat maen ni iba ) VS inang

 

Beberapa hal yang perlu di ingat :

– Hanya laki-laki lah yang mar-lae, mar-tunggane, mar-tulang na poso dohot nantulang naposo.
– Hanya perempuan lah yang mar-eda, mar-amang na poso dohot inang na poso .

Ada lagi istilah LEBANLEBAN TUTUR, artinya pelanggaran adat yang dimaafkan. Misalnya begini : punya bere, perempuan, menikah dengan laki-laki, putera dari dongan sabutuha.

Nah, seharusnya, si bere itu memanggil ‘Amang’ karena pernikahan itu meletakkan posisi saya menjadi mertua/simatua, dan laki-laki itu harus memanggil ‘Tulang rorobot’ karena perempuan yang dia nikahi adalah bere. Tapi tidaklah demikian halnya.
Partuturon karena keturunan lebih kuat daripada partuturon apa pun, sehingga si bere harus tetap
panggil ‘Tulang’ dan si laki-laki harus tetap memanggil ‘Bapatua/bapauda

PANJOUON

Uda, Amang Uda, Bapa Uda

panggilan kita terhadap adik laki-laki dari ayah kita,

panggilan kita terhadap semarga yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih tua darinya,

panggilan kita kepada suami dari adik perempuan ibu kita.

Inang Uda, Nanguda

panggilan kita terhadap istri dari adik laki-laki ayah kita,

panggilan kita terhadap istri dari semarga kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih tua darinya,

Amang Tua, Bapa Tua (Pak Tua)

panggilan kita terhadap Saudara laki-laki yang lebih tua dari ayah kita,

panggilan kita terhadap semarga yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih muda darinya,

panggilan kita kepada suami dari kakak perempuan ibu kita.

Inang Tua, Nantua (Mak tua)

panggilan kita terhadap istri dari Saudara laki-laki yang lebih tua dari ayah kita,

panggilan kita terhadap istri dari orang semarga yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih muda darinya,

panggilan kita kepada kakak perempuan ibu kita.

[1]===Tulang (Paman)===

panggilan kita kepada saudara laki-laki ibu kita.

Nantulang (bibi)

panggilan kita terhadap istri dari tulang kita.

Lae

panggilan kita (laki-laki) kepada anak laki-laki dari tulang kita,

panggilan kita (laki-laki) kepada suami dari saudari kita yang perempuan.

Eda

panggilan kita (perempuan) kepada anak perempuan dari tulang kita,

panggilan kita (perempuan) kepada istri dari saudara kita yang laki-laki.

Amangboru

panggilan kita terhadap suami dari saudari ayah kita perempuan,

panggilan terhadap suami dari perempuan yang merupakan keturunan semarga kita yang urutannya setingkat dengan ayah kita.

Namboru

panggilan kita terhadap saudara perempuan ayah kita,

panggilan terhadap perempuan yang merupakan keturunan semarga kita yang urutannya setingkat dengan ayah kita.

Ito, iboto

panggilan kita sebagai laki-laki kepada saudari kita (perempuan),

panggilan kita sebagai perempuan kepada saudara kita yang laki-laki,

panggilan umum bagi orang kepada lawan jenisnya dalam budaya batak toba.

Pariban

panggilan kita sebagai laki-laki terhadap anak perempuan dari tulang kita,

panggilan kita sebagai perempuan terhadap anak laki-laki dari Namboru kita.

Inang (ibu)

panggilan kita terhadap perempuan yang lebih tua dari kita atau kepada orang (perempuan) yang

dituai,

panggilan umum untuk menghormati semua perempuan.

Amang

panggilan kita terhadap pria yang lebih tua dari kita atau orang (pria) yang dituai,

panggilan umum untuk menghormati para pria.

Inong (ibunda)

panggilan khusus kepada ibunda kita.

Among (Ayahanda)

panggilan khusus kepada ayahanda kita.

Ompung (Kakek/Nenek)

dibaca Oppung

panggilan kepada kakek/nenek kandung kita.

panggilan kepada anak Tulang (Paman) Kita.

panggilan umum kepada orang tua yang setingkat dengan kakek/nenek kandung kita.

Ompung Doli (Kakek)

dibaca Oppung Doli

panggilan khusus kepada kakek kita, ayah dari ayah/ibu kita

Ompung Boru (Nenek)

dibaca Oppung Boru

panggilan khusus kepada nenek kita, ibu dari ayah/ibu kita

 
0

asal usul orang batak

Posted by andi telaumbanua on Jul 25, 2018 in Umum

asal usul orang batak

Konon di atas langit (Banua Ginjang, Nagori Atas) ada seekor ayam bernama “Manuk Manuk Hulambujati” (MMH) berbadan sebesar kupu-kupu raksasa, namun telurnya sebesar periuk tanah. MMH tidak tahu bagaimana mengerami 3 butir telurnya yang sangat besar, sehingga ia bertanya kepada Mulajadi Na Bolon (Maha Pencipta) bagaimana caranya agar ketiga telur tersebut dapat dierami dan menetas.

Mulajadi Na Bolon berkata, “Eramilah seperti biasa, telur itu akan menetas!” Dan ketika menetas, MMH sangat terkejut karena ia tidak mengenal ketiga makhluk yang keluar dari telur yang ia erami. Kembali ia bertanya kepada Mulajadi Nabolon mengapa demikian? dan atas perintah Mulajadi Na Bolon, MMH memberi nama ketiga makhluk (manusia) tsb. Yang pertama lahir diberi nama TUAN BATARA GURU, yang kedua OMPU TUAN SORIPADA, dan yang ketiga OMPU TUAN MANGALABULAN, ketiganya adalah laki-laki.

Setelah ketiga putranya dewasa, ia merasa bahwa mereka memerlukan seorang pendamping wanita. MMH kembali memohon pada Mulajadi Na Bolon yang akhirnya mengirimkan 3 wanita cantik : SIBORU PAREME untuk istri Tuan Batara Guru, yang melahirkan 2 anak laki laki diberi nama TUAN SORI MUHAMMAD, dan DATU TANTAN DEBATA GURU MULIA dan 2 anak perempuan kembar bernama SIBORU SORBAJATI dan SIBORU DEAK PARUJAR. Anak kedua MMH, Tuan Soripada diberi istri bernama SIBORU PAROROT yang melahirkan anak laki-laki bernama TUAN SORIMANGARAJA sedangkan anak ketiga, Ompu Tuan Mangalabulan, diberi istri bernama SIBORU PANUTURI yang melahirkan TUAN DIPAMPAT TINGGI SABULAN.

Singkat cerita,
Dari pasangan Ompu Tuan Soripada-Siboru Parorot, lahir anak ke-5 namun karena wujudnya seperti kadal, Ompu Tuan Soripada menghadap Mulajadi Na Bolon (Maha Pencipta) dan mengadukan nasib putra kelimanya itu.

“Tidak apa apa, berilah nama SIRAJA ENDA ENDA,” kata Mulajadi Na Bolon. Setelah anak-anak mereka dewasa, Ompu Tuan Soripada mendatangi abangnya, Tuan Batara Guru menanyakan bagaimana agar anak-anak mereka dinikahkan.

“Nikah dengan siapa? Anak perempuan saya mau dinikahkan kepada laki-laki mana?” tanya Tuan Batara Guru.

“Bagaimana kalau putri abang SIBORU SORBAJATI dikawinkan dengan anak saya Siraja Enda-Enda. Mas kawin apapun akan kami penuhi, tetapi syaratnya putri Tuan Batara GurU yang mendatangi putra saya,” kata Tuan Soripada agak kuatir, karena putranya berwujud kadal.

Akhirnya mereka sepakat. Pada waktu yang ditentukan Siboru Sorbajati mendatangai rumah Siraja Enda Enda dan sebelum masuk, dari luar ia bertanya apakah benar mereka dijodohkan. Siraja Enda Enda mengatakan benar, dan ia sangat gembira atas kedatangan calon istrinya. Dipersilakannya Siboru Sorbajati naik ke rumah. Namun betapa terperanjatnya Siboru Sorbajati karena melihat calon suaminya itu ternyata berwujud kadal.

Dengan perasaan kecewa ia pulang mengadu kepada kakaknya Datu Tantan Debata.

“Lebih baik mati daripada kawin dengan kadal,” kata Siboru Sorbajati terisak-isak.

“Jangan begitu adikku,” kata Datu Tantan Debata. “Kami semua telah menyetujui bahwa itulah calon suamimu. Mas kawin yang sudah diterima ayah akan kita kembalikan 2 kali lipat jika kamu menolak jadi istri Siraja Enda Enda.” tukas Datu Tantan Debata

Siboru Sorbajati tetap menolak. Namun karena terus-menerus dibujuk, akhirnya hatinya luluh.Tapi ia minta agar menggelar “gondang” karena ia ingin “manortor” (menari) semalam suntuk.

Permintaan itu dipenuhi Tuan Batara Guru. Maka sepanjang malam, Siboru Sorbajati manortor di hadapan keluarganya.

Menjelang matahari terbit, tiba-tiba tariannya (tortor) mulai aneh, tiba-tiba ia melompat ke “para-para” dan dari sana ia melompat ke “bonggor” kemudian ke halaman dan yang mengejutkan tubuhnya mendadak tertancap ke dalam tanah dan hilang terkubur!

Keluarga Ompu Tuan Soripada amat terkejut mendengar calon menantunya hilang terkubur dan menuntut agar Keluarga Tuan Batara Guru memberikan putri ke-2 nya, Siboru Deak Parujar untuk Siraja Enda Enda.

Sama seperti Siboru Sorbajati, ia menolak keras. Namun karena didesak terus, ia akhirnya mengalah tetapi syaratnya orang tuanya harus menggelar “gondang” semalam suntuk karena ia ingin “manortor” juga. Sama dengan kakaknya, menjelang matahari terbit tortornya mulai aneh dan mendadak ia melompat ke halaman dan menghilang ke arah laut di benua tengah (Banua Tonga).

Di tengah laut ia digigit lumba-lumba dan binatang laut lainnya dan ketika burung layang-layang lewat, ia minta bantuan diberikan tanah untuk tempat berpijak.

Sayangnya, tanah yang dibawa burung layang-layang hancur karena digoncang NAGA PADOHA. Siboru Deak Parujar menemui Naga Padoha agar tidak menggoncang Banua Tonga.”Sebenarnya aku tidak sengaja, kakiku rematik. Tolonglah sembuhkan,” ujar Naga Padoha ketika dijumpai Siboru Deak Parujar.

Siboru Deak Parujar berhasil menyembuhkan dan kepada Mulajadi Na Bolon dia meminta alat pemasung untuk memasung Naga Padoha agar tidak mengganggu. Naga Padoha berhasil dipasung hingga ditimbun dengan tanah dan terbenam ke benua tengah (Banua Toru). Bila terjadi gempa, itu pertanda Naga Padoha sedang meronta di bawah sana.

Alkisah, Mulajadi Na Bolon menyuruh Siboru Deak Parujar kembali ke Benua Atas. Karena lebih senang tinggal di Banua Tonga (bumi), Mulajadi Na Bolon mengutus RAJA ODAP ODAP untuk menjadi suaminya dan mereka tinggal di SIANJUR MULA MULA di kaki gunung Pusuk Buhit.

Dari perkawinan mereka lahir 2 anak kembar : RAJA IHAT MANISIA (laki-laki) dan BORU ITAM MANISIA (perempuan).

Tidak dijelaskan Raja Ihat Manisia kawin dengan siapa, ia mempunyai 3 anak laki laki : RAJA MIOK MIOK, PATUNDAL NA BEGU dan AJI LAPAS LAPAS. Raja Miok Miok tinggal di Sianjur Mula Mula, karena 2 saudaranya pergi merantau karena mereka berselisih paham.

Raja Miok Miok mempunyai anak laki-laki bernama ENGBANUA, dan 3 cucu dari Engbanua yaitu : RAJA UJUNG, RAJA BONANG BONANG dan RAJA JAU. Konon Raja Ujung menjadi leluhur orang Aceh dan Raja Jau menjadi leluhur orang Nias. Sedangkan Raja Bonang Bonang (anak ke-2) memiliki anak bernama RAJA TANTAN DEBATA, dan anak dari Tantan Debata inilah disebut SI RAJA BATAK, yang menjadi leluhur orang batak dan berdiam di Sianjur Mula Mula di Kaki Gunung Pusuk Buhit.

—————————————————————————–

Jika kita berbicara mengenai sejarah Batak, cukup banyak literatur-literatur dan artikel-artikel yang akan kita temui mengenai hal tersebut, sementara dikalangan Orang Batak sendiri, cukup banyak cerita-cerita yang secara turun temurun diwariskan kepada keturunannya mengenai asal-usul Batak itu sendiri. Oleh karena itu tulisan mengenai sejarah ini akan dibagi kedalam dua bagian, sejarah berdasarkan penelitian ataupun bukti-bukti sejarah di masa lampau, kemudian sejarah berdasarkan cerita ataupun mitos yang diwariskan secara turun-temurun kepada Orang Batak.

  1. Sejarah Berdasarkan Penelitian

Berbicara mengenai sejarah Orang Batak, kita mengenal istilah nenek moyang. Nenek moyang Orang Batak disebut sebagai Raja Batak, pertanyaan yang timbul adalah, dari mana asal Si Raja Batak tersebut dan dari mana asal kata “Batak” itu sendiri?

Raja Batak

Istilah atau sebutan Raja Batak sebagai Nenek Moyang Orang Batak bukanlah karena Ia seorang Raja, istilah ini disematkan sebagai penghormatan kepada leluhur, karena memang belum pernah ada bukti sejarah yang ditemukan mengenai adanya suatu kerajaan yang disebut Kerajaan Batak, hal ini diikuti pula dengan pemberian gelar Raja untuk leluhur masing-masing di tiap Marga.

Megenai asalnya sendiri, cukup banyak pendapat-pendapat dan teori yang menyebutkan mengenai asal dari si Raja Batak tersebut. Berdasarkan kutipan dari artikel yang dimuat oleh surat kabar Suara Pembaruan pada tanggal 29 Januari 2005, Si Raja Batak diperkirakan hidup pada awal abad ke-13 (sekitar tahun 1200 Masehi). Ia diperkirakan adalah seorang pejabat di sebuah kerajaan yang berada di timur Danau Toba (Simalungun sekarang), informasi ini didapat berdasarkan sebuah prasasti yang ditemukan di Portibi bertahun 1208 yang dibaca Prof. Nilakantisasri (Guru Besar Purbakala dari Madras, India), dalam prasasti tersebut dijelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya yang menyebabkan bermukimnya 1.500 orang Tamil di Barus.

Pada tahun 1275, Majapahit menyerang Sriwijaya, hingga menguasai daerah Pane, Haru, Padang Lawas. Sekitar tahun 1400, kerajaan Nakur berkuasa di sebelah timur Danau Toba, dan sebagian Aceh. Akibat serangan Majapahit ke Sriwijaya, si Raja Batak yang ketika itu pejabat Sriwijaya, ditempatkan di Portibi, Padang Lawas, dan sebelah timur Danau Toba (Simalungun).

Versi lain menyebutkan bahwa Si Raja Batak dan rombongannya datang dari Thailand, terus ke Semenanjung Malaysia lalu menyeberang ke Sumatera dan menghuni Sianjur Mula Mula, lebih kurang 8 km arah Barat Pangururan, pinggiran Danau Toba sekarang. Versi lainnya mengatakan Si Raja Batak datang dari India melalui Barus atau dari Alas Gayo berkelana ke Selatan hingga bermukim di pinggir Danau Toba.

Asal dan Arti Kata Batak

Ada berbagai pendapat mengenai asal dan arti kata Batak, menurut Ichwan Azhari, seorang Sejarawan dari Universitas Medan (Unimed) seperti dikutip oleh MedanBisnis pada tanggal 15 November 2010 diungkapkan bahwa istilah Batak sebagai sebutan terhadap etnis Batak ternyata tidak berasal dari orang Batak sendiri. Istilah itu diciptakan atau dikonstruksi oleh para musafir barat dan kemudian dikukuhkan oleh misionaris Jerman yang datang ke tanah Batak pada 1860-an.

Ichwan yang melakukan penelitian pada arsip misionaris di Wuppertal, Jerman, sumber-sumber lisan dan tertulis terutama di dalam pustaha (tulisan tangan asli Batak), arsip KITLV di Belanda, mewawancari sejumlah pakar ahli Batak di Belanda dan Jerman, seperti Johan Angerler dan Lothar Schreiner, Ia juga meneliti pada sumber-sumber manuskrip Melayu klasik.

Namun hasil penelitian tersebut mendapatkan tanggapan negatif dari kalangan Orang Batak sendiri karena sebagaimana lebih lanjut diungkapkan oleh Ichwan, kata Batak dahulu sering kali diartikan negatif sebagai penduduk yang tinggal di rimba pedalaman.

Sedangkan pada versi lain berdasarkan penelitian, Batak diartikan sebagai orang yang pandai berkuda. Pada umumnya kata Batak meyiratkan definisi-definisi tentang keberanian atau keperkasaan. Sebab menurut Amborsius Hutabarat dalam sebuah catatannya di surat kabar Bintang Batak tahun 1938 menyimpulkan, pengertian Batak sebagai orang yang mahir menaiki kuda memberi gambaran pula bahwa suku itu dikenal sebagai suku yang memiliki jiwa keras, berani, perkasa. Kuda merupakan perlambang kejantanan, keberanian di medan perang, atau kegagahan dalam menghadapi bahaya/rintangan.

Di Filipina konon ada satu pulau yang bernama Batac (huruf “c” dibelakang). Di pulau itulah terdapat masyarakat yang banyak memiliki persamaan budaya dan bahasa dengan orang Batak Toba di Sumatera Utara. Konon pengertian kata “batac” di sana juga mencerminkan makna sesuatu yang kokoh, kuat, tegar, berani, perkasa? Seperti pernah diturunkan dalam satu tulisan di media Liputan Bona Pasogit beberapa waktu lalu, orang Pilipina terutama yang berasal dari kawasan daerah Batac di sana, merasa berada di negaranya saat berkunjung ke Sumatera Utara.

Mereka menemukan pula sejumlah perkataan yang sebutan dan artinya sama dengan yang ada di negaranya. Misalnya kata “mangan” (makan), “inong” (inang), “ulu” (kepala), “sangsang” (daging babi cincang dimasak pakai darahnya) dan banyak lagi.

Apakah ada pula hubungan kata Batak dengan “batu bata” atau batako (batu yang dibuat persegi empat memakai semen) yang digunakan untuk bangun-bangunan? Belum diketahui persis. Tapi arti kata “batu bata” dari “batako” juga dilukiskan sebagai bermakna kuat, kokoh, tahan lama. Sehingga bisa juga mendekati pengertian Batohan pada bahasa Simalungun.

 
0

Bahaya Merokok

Posted by andi telaumbanua on Jul 25, 2018 in Esai

Bahaya Merokok

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur, merupakan satu kata yang sangat pantas Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena bimbingan-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan sebuah karya tulis yang berjudul “ Bahaya Merokok Bagi Pelajar”.

Sangat pentinglah bagi kami dapat mengetahui bagaimana cara bahayanya merokok ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan disusunnya karya tulis ini adalah sebagai tugas khusunya dalam pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Ajaran 2015/2106. Karya tulis ini disusun secara ringkas dan mudah dipahami agar dapat dicerna oleh pembaca.

Terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan karya tulis ini.

Penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangnnya karya tulis ini  oleh karena itu, segala kritik dan saran akan Penulis terima kasih dan mohon maaf, untuk membangun kembali karya tulis ini.

 Laguboti, 24 Maret 2016

Penulis

 Susi Susanti Telaumbanua

 

 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  …..…………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….3

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 3-4

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………. 4

1.4 Metode Penulisan ………………………………………………………………………………… 4

1.5 Kegunaan Penelitia ……………………………………………………………………… 4

BAB II  PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rokok ………………………………………………………………………………….. 4

2.2 Faktor Alasan Seorang Remaja Mulai Merokok ……………………5

2.3 Ciri – Ciri Perokok ……………………….……..……………….. 5

2.4 Penyebab Remaja Merokok ………………………………. 5-6

2.5 Dampak Rokok ………………………….……..……………………………… 6

2.6 Upaya Pencegahan…..…………….…………………………………………… 6-7

 BAB III  PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..7

3.2 Saran……………………………………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….…………………. 7

 

BAB I

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

Rokok menurut dokter sangat berbahaya bagi kesehatan. Banyak kandungan zat berbahaya didalam rokok. Hal itu sangat mengganggu kesehatan. Berbagai alasan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argument dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa timbulnya dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sangatlah ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industry yang mengeluarkan polusi, tetapi di lain pihak orang-orang dengan sengaja mengalihkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka tanpa sepengatahuan kita. Asap rokok akan menyebabkan kanker, serangan jantung, dan akan merusak diri kita dan orang lain.

Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya, sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah hal untuk melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi.

Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepanya.

Kebiasaan  merokok  di  Indonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Karena itu Penulis menyusun masalah yang berjudul “ Bahaya Merokok” agar dapat mengetahui akibatnya bagi pengguna.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian dari rokok ?
  2. Apa saja ciri-ciri perokok ?
  3. Bagaimana dampak rokok terhadap kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulisan

  1. Untuk menyadarkan para remaja akan bahaya merokok
  2. Agar para remaja tahu tentang bahan kimia yang ada di rokok
  3. Untuk membiasakan para remaja jauh dari rokok.

1.4 Metode Penulisan

Dalam menyusun makalah ilmiah ini penulisan menggunakan duah buah metode, yaitu internet dan metode bacaan.

1.5 Kegunaan Penelitian

  1. Bagi penulis,penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai semua yang berhubungan dengan bahaya merokok.
  2. Bagi Pembaca,penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai bahaya merokok.
  3. Bagi Para Ilmuwan yang meneliti,Penelitian ini dapat memberikan tambahan data-data atau pernyataan-pernyataan mengenai bahaya merokok.

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin

.

Bahan-bahan kimia yang terkandung pada rokok :

  1. Nikotin : menyebabkan kecanduan, merusak jaringan otak, dan dara muda menggumpal.
  2. Tar : menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru, meningkatkan produksi dahak atau lendir di paru-paru, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
  3. Karbon monoksida : yang dapat mengurangi jumlah oksigen yang dapat di ikat dara, dan dan mengurangi transportasi dara dalam tubuh.
  4. Zat kersinogen : dapat memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.
  5. Zat iritan : dapat mengakibatkan batuk, kanker paru-paru, dan iritasi pada paru-paru.

2.2 Faktor alasan seorang remaja mulai merokok

Alasan seorang remaja mulai pertamakali merokok dari berbagai penelitian antara lain:rasa ingin coba-coba, ikut-ikutan, ingin tahu enaknya rokok, sekedar ingin merasakan, agar terlihat maco, meniru orang tua, iseng, menghilangkan ketegangan, kebiasaan saja untuk pergaulan, lambing kedewasaan, mencari ispirasi. Dan alasan lainya adalah sebagai penghilang stress, penghilang jenuh, sukar melepaskan diri, pengaruh lingkungan, iseng anti mulut asam, pencuci mulut, kenikmatan.

Bagi kebanyakan pelajar , mulai merokok di sebabkan oleh dorongan lingkungan. Contohnya saja, pelajar tersebut mulai merokok karena malu hati kepada teman-temanya yang merokok,  sehingga  ia pun mulai merokok dan akhirnya kebiasaan atau kecanduan dengan rokok. Kebanyakan pelajar juga beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa hebat/maco, gaya, dan di akui. Padahal jika dia tidak pandai-pandai  menjaga dirinya, rokok adalah awal terjerumusnya seseorang ke pada obat-obatan terlarang.

 

2.3 Ciri-ciri Perokok

  • Bibir dan gusih menjdi hitam
  • Kulit jadi hitam
  • Mata merah
  • Kukuh membiru
  • Pipih perokok terlihat kempok
  • Mudah terserang penyakit batuk
  • Nafas bau
  • Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok

2.4 Penyebab Remaja Merokok antara lain :

Pengaruh Orangtua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).

Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.

Faktor Kepribadian.                                                               

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

 Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

 2.5 Dampak Rokok

  • Bagi diri sendiri
  1. Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan keuntungan bagi tubuh.
  2. Menimbulkan sugesti kepada diri kita, bahwa jika kita tidak merokok mulut tidak enak dan asam.
  3. Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan berbagai hal positif yang ada pada diri kita hilang ketika kita menjadi seorang perokok.
  • Bagi orang lain
  1. Ketika kita sedang merokok, asap rokok kita adapat mengganggu orang lain dan juga menyebabkan polusi udara.
  2. Menyebabkan seseorang yang dekat dengan kita menjadi perokok pasif.
  3. Jika membuang puntung rokok sembarangan tanpa mematikan terlebih dahulu dapat menyebabkan kebakaran.
  4. Menyebabakan menipisnya lapisan ozon.

 

2.4 Upaya Pencegahan

  • Beberapa upaya yang telah di lakukan pemerintah yaitu:
  • Upaya yang dilaksanakan oleh depatermen kesehatan bukan suatu kampanye anti rokok, tetapi penyuluhan tentang hubungan rokok dengan kesehatan.
  • Sasaran yang ingin di jangkau adalah sasaran-sasaran terbatas, yaitu: petugas kesehatan, para pendidik, para murid sekolah, para pemuka, anak dan remaja, para wanita terutama ibu hamil.
  • Kegiatan di utamakan pada pencegahan bagi yang belum merokok.
  • Menanamkan pengertian tentang etika rokok.\
  • Upaya yang di lakukan sekolah yaitu:

Para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan menyusuri tempat-tempat yang sering di jadikan tempat untuk merokok. Selain itu juga guru harus member sangsi tegas kepada siswa yang suka merokok agar siswa tersebut jerah.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebiasaan merokok dikalangan remaja amat membahayakan baik ditinjau dari segi pendidikan maupun kesehatan serta social ekonomi. Dipandang dari segi pendidikan sudah jelas bahwa hal ini akan mengganggu studinya, sedangkan dari segi kesehatan akibat kebiasaan merokok akan menyebabkan berbagai penyakit (serangan jantung, gangguan pernafasan, dan sebagainya). Dari segi ekonomi merupakan pengeluaran anggaran yang tidak perlu atau memboroskan.

3.2 Saran dan Kritik

Setelah membaca karya tulis ilmiah ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokok, agar kesehatan mereka tidak terganggu dan terhindar dari penyakit yang dapat mengancam jiwa mereka.

 DAFTAR PUSTAKA

Metro Tv,Selasa,14 Maret 2016

Sib,05 Maret 2016-04-23

WWW.Bahaya Merokok.com

Sitepoe, dr. drh. Mangku, “Kekhususan Rokok Indonesia”, Grasindo. Gramedia               Widiasarana Indonesia, Penerbit PT. Grasindo. 2000.

 

 
0

Bersama Melawan Korupsi Menuju Generasi Baru Antikorupsi di Indonesia

Posted by andi telaumbanua on Jul 25, 2018 in Esai

Bersama Melawan Korupsi Menuju Generasi Baru Antikorupsi di Indonesia

PENDAHULUAN

       Indonesia adalah negara yang  memiliki banyak sebutan seperti negara maritim, agraris, zamrud khatulistiwa,  dan bahkan dapat dikatakan sebagai taman eden karena tanahnya yang subur, kekayaan alamnya yang melimpah, lautnya yang luas, dan penduduknya yang banyak. Pada dasarnya banyak hasil bumi yang dapat digunakan untuk memajukan dan membuat Indonesia menjadi negara yang berkembang , mandiri dan bahkan menjadi negara maju.Namun, diusianya yang sudah 71 tahun masih tetap menjadi negara yang berkembang , bahkan nyaris berjalan di tempat. Rakyat banyak yang menderita,  fasilitas kehidupan tidak lengkap, kebutuhan pokok tidak terpenuhi, dan pembangunan tidak merata.

       Salah satu pangkal penyebabnya adalah merebaknya tindak pidana korupsi. Contoh kecil, mega proyek hambalang, triliunan rupiah uang negara menguap disana. Bahkan akhir – akhir ini seorang hakim MK tertangkap basah oleh KPK, akibat melakukan tindakan korupsi. Hal ini sangat memalukan karena lembaga yang seaturannya menegakkan keadilan, malah terjerat kasus korupsi. Namun, itu hanya kasus yang sudah terungkap, bagaimana dengan kasus yang belum terungkap? Jadi setiap tahun, bisa jadi ada ribuan triliun uang rakyat yang seharusnya bisa bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat, malah masuk ke kantong  para koruptor .

       Lebih mengerikan lagi, berdasarkan data Transparancy International Indonesia bertengger di posisi ke 107 dengan skor 34 dalam aspek Corruption Persepsions indeks (CPI) di dunia. Artinya Indonesia termasuk negara bersih urutan 107. Sangat jauh dari negara terbersih pertama, yakni Denmark dengan skor 92. Sungguh memalukan.

       Untuk itu, gerakan melawan korupsi harus digalakan di segala sudut dan pada semua golongan usia. Sosialisasi mengenai buruknya korupsi harus digalakan, terutama di sekolah dan universitas, karena mereka nantinya akan menjadi calon pemimpin yang baru. Mereka harus melawan korupsi, memerangi korupsi, dan benci terhadap tindakan korupsi. Mereka harus dibekali berbagai hal seperti moral yang baik, kejujuran, kesetiaan, takut akan Tuhan,dll. Jika generasi muda indonesia telah bersih dan jujur serta takut akan Tuhan, maka negara kita ini akan tenteram, sejahtera, dan makmur.

ISI

       Langkah Nyata Melawan Tindakan Korupsi

       Seperti yang ditegaskan di atas, usaha melawan korupsi harus digalakan di semua sudut kehidupan. Maka usaha ini bisa dimulai dari diri sendiri dan dari hal yang kecil seperti:

  1. Melawan Korupsi dari Diri Sendiri

Perlawanan yang paling utama  adalah perlawanan dari diri sendiri. Bagaimana mungkin kita mengajak orang melawan korupsi sementara kita sendiri melakukan tindakan korupsi.Jadi, kita harus memulai dari diri kita dahulu.  Ada beberapa hal yang kita bisa lakukan untuk melawan korupsi dimulai dengan diri sendiri dari hal kecil, diantaranya:

a.Membiasakan tepat waktu

Rakyat Indonesia pada umumnya sering mengulur – ngulur waktu. Contonya, acara dimulai pikul 08.00 WIB, namun pada akhirnya nanti acara ini akan dimulai pukul 09.00 WIB atau bahkan lebih. Padahal ketidaktepatan ini disadari atau tidak adalah bagian dari korupsi: korupsi waktu. Jika mental korupsi waktu ini dibiarkan, bahkan dilestarikan, bisa jadi akan memantik korupsi yang lebih nyata.”Ah, ingak apa – apa kok.” Itu awalnya, kalau kebiasaan akan bahaya. Karena itu mari mulai dari diri sendiri membiasakan diri tepat waktu.

b.Tidak mencontek

Permasalahan ini juga kian menjamur, ketika ujian tiba sebagian kita (siswa ) melakukan aktivitas mencontek. Padahal jika diresapi mendalam, aktivitas mencontek (mengambil hak orang lain), tak lain adalah bagian dari korupsi itu sendiri. Karena itu, sadarilah mulai dari sekarang  bahwa kebiasaan itu adalah bagian dari korupsi dan harus dihilangkan agar tidak menjadi kebiasaan  rutinitas kita.

  1. Tingkatkan Iman

Inilah pondasi kokoh kita. Karena jika iman kita kuat, maka niat untuk melakukan karupsi atau sejenisnya akan lenyap dari dalam diri kita. Semua agama tentunya mengharamkan atau melarang tindakan korupsi. Namun, jika masih terjadi itu karena imannya yang lemah.

  1. Melawan Korupsi Sesuai Peran Kita

       Langkah berikutnya yang bisa kita lakukan adalah memanfatkan peran (posisi) kita dalam sebuah lembaga ataupun organisasi.Jika di lingkungan sekolah , maka ingatkanlah teman yang mencontek, tidak mengerjakan pr, atau bahkan ketika berbohong akan suatu hal seperti membohongi petugas piket, penjual di kantin,dll. Jika diperusahaan kita diamanahi sebagai direktur, maka manfaatkan posisi itu untuk melawan korupsi. Berikan contoh yang baik pada karyawan, tindak tegas yang melanggar. Jika kita hanya sebagai karyawan, pastikan kita tidak melakukan tindakan curang. Kalau bisa ingatkan juga teman sejawat, atau kalau mungkin atasan kita. Apabila posisi kalian “hanya” ibu rumah tangga, ingatkan suami-suami kalian . Tanyai sumber penghasilan suami, ingatkan pentingnya menjaga integritas. Ucapkan dengan lantang, “lebih baik uang sedikit namun halal, daripada berlimpah uang hasil curang (korupsi).” Bukan malah sebaliknya.

3.Melawan Korupsi Secara Bersama atau berkelompok

Gerakan melawan korupsi, jika dilakukan sendiri kuranglah efektif.seperti halnya jika menyapu kotoran dengan satu buah lidi tidaklah efektif, maka melawan korupsi secara bersama – sama sangatlah diperlukan.  Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menggalakan perlawanan secara bersama atau berkelompok pada korupsi antara lain.

  1. Bergabung dengan organisasi / ormas / LSM anti korupsi.

Cukup banyak organisasi / ormas / LSM yang menyerukan perlawanan terhadap korupsi. Seperti KPK dan cabang – cabangnya. Dengan bergabung di organiasai banyak keuntungan yang diraih. Pertama, bergabung dengan orang yang seide dengan kita. Hal tersebut membuat semangat kita terus berkobar. Jika pun lemah, orang seorganiasai saling menguatkan. Kedua, berbagi info terbaru. Dengan bergabungnya kita dalam organisasi anti korupsi membuat kita selalu up to date terhadap info terbaru. Juga termasuk di dalamnya pengetahuan baru, misal perundangan dan payung hukum, dll. Ketiga, menjadi kekuatan yang dapat didengar. Jika kita bergerak sendirian, berteriak sekencang apa pun mungkin jarang orang mendengar. Berbeda jika kita bergabung dalam organiasai, ratusan atau ribuan aspirasi tentu lebih didengar. Inilah keuntungan berorganiasai.

  1. Melapor jika melihat indikasi tindak pidana korupsi

Jika kita melihat indikasi korupsi, laporkan segera pada pihak yang berwenang (Kepolisian, Kejaksaan, KPK), atau mungkin organiasai yang mendukung pada pemberantasan korupsi. Tindakan tersebut juga termasuk bagian dari bersama atau berkelompok dalam melawan korupsi.

  1. Mensosialisasikan kepada orang – orang di sekitar kita mengenai bahaya korupsi.
  1. Meminta pendeta kita agar mendoakan lingkungan, pemerintahan, dan segala aktivitas kita agar berada di jalan yang benar.

PENUTUP

Maju tidaknya negara Indonesia ini, kitalah yang menentukkannya bangsa Indonesia sendiri. Kitalah yang bertanggungjawab untuk mensejahterakan, memajukan, dan mendamaikan segala unsur yang ada di negara kita ini. Untuk itu, kita harus melenyapkan salah satu penghalangnya yaitu tindakan korupsi. Kita harus melawan, memerangi, dan benci terhadap tindakan korupsi. Kita dapat memulainya dalam diri kita dulu, kemudian mempengaruhi lingkungan kita. Karena itu sudah sepantasnya kita berdiri  bersama melawan korupsi, sehingga terciptalah generasi antikorupsi.

 
0

Struktur Makalah tugas Fisika

Posted by andi telaumbanua on Jul 25, 2018 in Umum

 Judul makalah (Peran Fisika dalam teknologi pangan)

Nama Satu, Nama Dua, Nama Tiga, …, Nama Sepuluh
NIM1, NIM2, NIM3, …., NIM10
Institusi, alamat
Email : email corresponding author

Abstrak: Abstrak Maksimal 200 kata berbahasa Indonesia dicetak miring dengan Times New Roman 11 point. Abstrak harus jelas, deskriptif dan harus memberikan gambaran singkat masalah yang diteliti. Abstrak meliputi alasan pemilihan topik atau pentingnya topik penelitian, metode penelitian dan ringkasan hasil. Abstrak harus diakhiri dengan komentar tentang pentingnya hasil atau kesimpulan singkat.

Kata kunci:, Algoritma A, algoritma B, kompleksitas

  1. PENDAHULUAN (Section style)

Pendahuluan menguraikan latar belakang permasalahan yang diselesaikan, isu-isu yang terkait dengan masalah yg diselesaikan.

  1. METODE PENELITIAN (Section style)

Makalah hendaknya memuat tulisan yang berisi 1.Pendahuluan, 2. Metode Penelitian (bisa meliputi analisa, arsitektur, metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah), 3. Hasil dan Pembahasan, 4. Kesimpulan dan 5. Saran (future works) yg berisi penelitian lanjut di masa mendatang. Pada setiap paragraph bisa terdiri dari beberapa subparagraph yang dituliskan dengan penomoran angka arab seperti yang ditunjukkan section berikut ini.

Makalah ditulis dalam font Times New Roman 12 point dan spasi 1. Ukuran margin mengikuti template ini. Jumlah halaman minimum 3 halaman dan maksimum 7 halaman ukuran A4.

2.1.  Tahapan Review (Subsection style)

Harap mengirimkan naskah anda secara elektronik untuk direview sebagai attachments e-mail. Ketika anda mengirimkan dokumen naskah versi  awal dalam format Word.doc satu kolom, termasuk gambar dan tabel.

2.1.1.   Gambar dan table (Subsubsection style)

Semua tabel dan gambar yang anda masukkan dalam dokumen harus disesuaikan dengan urutan 1 kolom atau ukuran penuh satu kertas, agar memudahkan bagi reviewer untuk mencermati makna gambar.

 

Gambar 1.  Gambar menggunakan (Figure Caption style)

Untuk judul tabel seperti contoh pada Tabel 1.

Tabel 1. Judul Tabel menggunakan (Table Title style)

No. Data
1 Tidak ada garis vertikal (no vertical borderline)
2 Tidak ada garis horizontal di dalam tabel
(no horizontal line inside the data)
3 Tampilannya seperti ini

2.1.2.  Rumus Matematika (Subsubsection style)

Jika anda menggunakan Word, gunakan persamaan Microsoft Equation Editor atau MathType, ditulis ditengah, dan diberi nomor persamaan mulai dari (1), (2) dst.

                                                       (1)

 

DAFTAR PUSTAKA (section (no number) style)

Daftar pustaka ini harus menggunakan format “APA 6th edition style” , Anda harus menggunakan format “(Reference(no number) style)”.

Suparmi, A., Cari, C., Deta, U. A., Husein, A. S., & Yuliani, H. (2014). Exact Solution of Dirac Equation for q-Deformed Trigonometric Scarf potential with q-Deformed Trigonometric Tensor Coupling Potential for Spin and Pseudospin Symmetries Using Romanovski Polynomial. Journal of Physics: Conference Series539, 12004. https://doi.org/10.1088/1742-6596/539/1/012004

Wei, G. F., Liu, X. Y., & Chen, W. L. (2009). The relativistic scattering states of the hulthén potential with an improved new approximate scheme to the centrifugal term. International Journal of Theoretical Physics48(6), 1649–1658. https://doi.org/10.1007/s10773-009-9937-9

Xu, Y., He, S., & Jia, C.-S. (2010). Approximate analytical solutions of the Klein–Gordon equation with the Pöschl–Teller potential including the centrifugal term. Physica Scripta81(4), 45001. https://doi.org/10.1088/0031-8949/81/04/045001

Daftar pustaka lainnya ……………… ……………… …………… …………… ………

======================================================================================================================================

Aturan Daftar Pustaka

Citing a journal article found online

  • APA format structure:

Author, A.A.. (Publication Year). Article title. Periodical TitleVolume(Issue), pp.-pp. doi:XX.XXXXX or Retrieved from journal URL

  • APA format example:

Jameson, J. (2013). E-Leadership in higher education: The fifth “age” of educational technology research. British Journal of Educational Technology44(6), 889-915. doi: 10.1111/bjet.12103

Citing a general website article with an author

  • APA format structure:

Author, A.A.. (Year, Month Date of Publication). Article title. Retrieved from URL

  • APA format example:

Simmons, B. (2015, January 9). The tale of two Flaccos. Retrieved from http://grantland.com/the-triangle/the-tale-of-two-flaccos/

Citing a general website article without an author

  • APA format structure:

Article title. (Year, Month Date of Publication). Retrieved from URL

  • APA format example:

Teen posed as doctor at West Palm Beach hospital: police. (2015, January 16). Retrieved from http://www.nbcmiami.com/news/local/Teen-Posed-as-Doctor-at-West-Palm-Beach-Hospital-Police-288810831.html

Copyright © 2025 All rights reserved. Theme by Laptop Geek.