Posted by andi telaumbanua on Jan 6, 2019 in
ALAT Dan MESIN PERTANIAN
BAB III
METODOLOGI
- Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
– Bajak singkal, bajak rotary, bajak piringan, dan bajak pahat digunakan untuk kegiatan pencatatan spesifikasi dan penggambaran alat pengolah tanah pertama (Primer) dan pemahamanan fungsi dari komponen-komponenya.
– Garu piringan, garu bergigi per, garu bergigi paku digunakan untuk kegiatan pencatatan spesifikasi dan penggambaran alat pengolah tanah kedua (Sekunder) dan pemahamanan fungsi dari komponen-komponenya.
– Alat penyiang, digunakan untuk kegiatan pencatatan spesifikasi dan penggambaran alat penyiang (cultivator), pemahamanan fungsi dari komponen-komponenya.
– Tajak putar ( rotary hoe), digunakan untuk kegiatan pencatatan spesifikasi dan penggambaran tajak putar ( rotary hoe), pemahamanan fungsi dari komponen-komponenya.
– Meteran, digunakan untuk mengukur ukuran dimensi dari alat yang diamati.
- Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
– form praktikum dan alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dari spesifikasi traktor dan menggambar alat yang diamati.
- Cara Kerja
Praktikum Pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin pemanen ini dilaksanakan dengan cara: masing – masing alat pengolah tanah mulai dari bajak, garu, alat penyiang, hingga tajak diamati, kemudian diukur dimensinya dengan meteran setiap komponen alat yang diamati. Kemudian masing – masing komponen tadi digambar pada form praktikum. Lalu, spesifikasi maupun keadaan fisik dari bajak, garu, alat penyiang, dan tajak dicatat ke dalam blanko pengisian spesifikasi alat pengolah tanah yang telah tersedia.
Posted by andi telaumbanua on Jan 6, 2019 in
ALAT Dan MESIN PERTANIAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Di dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik; khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Di samping itu pengolahan tanah bertujuan pula untuk : membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan/pupuk dengan tanah; serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air (Rizaldi, 2006).
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang ditujukan menciptakan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan utama pengolahan tanah adalah menyediakan tempat tumbuh bagi benih, menggemburkan tanah pada daerah perakaran, membalikkan tanah sehingga sisa-sisa tanaman terbenam di dalam tanah dan memberantas gulma (Suripin, 2002).
Kecepatan dalam pengolahan tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas kerja efektif yang dapat dicapai dalam pengolahan tanah. Kapasitas kerja efektif adalah faktor yang menentukan besarnya biaya penggunaan alat persatuan luas. Pengolahan tanah merupakan bagian proses terberat dari keseluruhan proses budidaya, dimana proses ini mengkonsumsi energi sekitar 1/3 dari keseluruhan energi yang dibutuhkan dalam proses budidaya pertanian. Cara pengolahan tanah akan berpengaruh terhadap hasil pengolahan dan konsumsi energinya (Mundjono, 1989).
Kuipers dan Kowenhopn (1983) menyatakan bahwa tujuan pengolahan tanah sebagai berikut :
- Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai gembur, sehingga mempercepat infiltrasi air, berkemampuan baik menahan hujan, memperbaiki aerasi dan memudahkan perkembangan akar
- Meningkatkan kecepatan infitrasi tanah sehingga menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi
- Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu
- Membenamkan tumbuh-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada di atas permukaan tanah ke dalam tanah sehingga menambah kesuburan tanah
- Membunuh serangga, larva atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari
- Menyiapkan lahan sebagai media tumbuh tanaman yang baik
Kegiatan pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah I (Primary tillage) dan pengolahan tanah II (Secondary tillage). Kegiatan pengolahan tanah pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah menjadi bongkahan-bongkahan agar mampu menangkap udara, air dan sinar matahari, guna proses pelapukan sehingga tanah menjadi matang, bebas dari tanaman gulma dan siap untuk masuk ke pengolahan tanah kedua yang bertujuan menghancurkan dan mencampur bongkah tanah yang telah matang secara mesra (proses penghancuran dan pembusukan) agar menjadi media tumbuh (Yolessa dkk., 2015).
.Pengolahan tanah pertama bekerja pada kedalaman diatas 15 cm. Pada pengolahan tanah pertama dilakukan pemotongan dan pembalikan tanah yang bertujuan untuk membenamkan sisa-sisa tanaman yang ada di permukaan tanah. Pada pengolahan pertama ini umumnya tanah masih berupa bongkahan-bongkahan yang cukup besar. Hal ini dikarenakan pada tahap ini proses penggemburan tanah belum dapat dilakukan secara efektif.
Dalam pengolahan tanah kedua, bongkahan-bongkahan tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah. Kedalaman pengolahan tanah kedua pada umumnya kurang dari 15 cm. Jadi penggemburan tanah secara intensif hanya dilakukan pada lapisan tanah atas (Yolessa dkk., 2015).
Sesuai dengan namanya, alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan dalam kegiatan pengolahan tanah seperti memotong, memecah, dan membalik tanah. Ada beberapa macam alat-alat pengolahan tanah pertama yang biasanya digunakan, yaitu:
- Bajak Singkal
Bajak singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two way moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal (moldboard), dan penstabil bajak (landside) (Daywin et al., 2008).
Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari bagian- bagian utama, yaitu: 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam) ) (Daywin et al., 2008).
Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan bajak. Pisau bajak berfungsi untuk memotong tanah secara horizontal. Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Landside berfungsi untuk menahan tekanan samping dari keratan tanah pada singkal, dan mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah. Bagian yang paling banyak bersinggungan dengan tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk menjaga keausan karena gesekan dengan tanah, bagian tumit ini dalam pembuatannya diperkeras.
Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan. Jointer berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan, terpasang di atas pisau bajak dengan kedalaman kerja + 5 cm. Pada kerangka terdapat titik penggandengan yang nantinya akan dirangkaikan dengan sumber daya penariknya. Pisau pemotong (coulter) berfungsi untuk memotong serasah tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah sebelum pisau bajak memotong tanah. Bagian ini bekerja memotong tanah ke arah vertikal sehingga pembalikan tanah menjadi lebih ringan. Coulter biasanya dipasang di depan bajak serta berada sedikit di atas mata bajak. Ada dua bentuk pisau pemotong, yaitu pisau pemotong stasioner (stationary knife) dan pisau pemotong berputar (rolling coulter).
Prinsip kerja bajak singkal adalah pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share) memotong tanah dan. mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice) tersebut ke bagian singkal. Singkal akan menerima potongan tanah, dan karena kelengkungannya maka potongan tanah akan dibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini berbeda untuk kondisi dan jenis tanah yang berbeda agar diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah yang baik (Daywin et al., 2008).
- Bajak Piring
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka (Daywin et al., 2008).
Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel) (Daywin et al., 2008).
Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah sebagai berikut:
- Dapat bekerja ditanah keras dan kering
- Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
- Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
- Dapat untuk tanah-tanah berakar
- Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.
3. Bajak Rotari
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Dengan menggunakan bajak rotari pengerjaan olah tanah hanya dilakukan sekali tempuh. Bajak rotari ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun tanah sawah, kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran. Penggunaan bajak rotari untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang lebih baik (baik untuk tanah kering maupun tanah basah) (Smith dan Wilkes, 1990).
Rotari memiliki bagian-bagian yang sangat penting, yaitu: pisau, poros putar, rotor, penutup belakang (rear shield), dan roda dukung (land wheel). Pisau berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar, pisau-pisau potong biasanya dipasang pada poros yang digerakkan horizontal yang bekerja dengan 300 putaran per menit. Rotor berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar. Rear shield berfungsi untuk membantu penghancuran tanah, adanya penutup belakang ini memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah
Prinsip kerja dari bajak rotari ini adalah pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar sehingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Sewaktu rotor berputar dan alat bergerak maju maka pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju. Gerakan putaran rotor-rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
- Bajak Pahat (Chisel Plow)
Bajak pahat berfungsi untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung sekop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung tangkai atau batang yang disebut bar. Bajak pahat berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka, diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci.
Fungsi dari bajak pahat adalah untuk memecahkan tanah yang keras dan kering. Alat ini tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dandigunakan sebelum pembajakan tanah dimulai. Bajak pahat biasanya digunakan pada jenis tanah tertentu, digunakan untuk pengerjaan pada tanah bawah, digunakan pada tanah yang berjerami, dan untuk menutup sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah. Bajak pahat juga berfungsi untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah sehingga dapat mengurangi erosi (Tim IbIKK, 2017).
Pada dasarnya bajak pahat ini dipakai untuk pembajakan dangkal maupun pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm atau lebih tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Jenis dan lebar alat bervariasi tergantung dari keperluan dan sumber daya penariknya.
- Bajak Subsoil
Alat ini hampir sama dengan bajak pahat. Bajak subsoil berfungsi untuk merobek dan menembus lapisan tanah sub soil dengan menggunakan alat yang menyerupai bajak pahat namun ukuran dan kedalamannya lebih besar. Penggunaan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci. Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah (Daywin, 2008).
Alat Pengolahan Tanah Kedua
Menurut Daywin (2008), pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas. Pada pengolahan tanah kedua terkadang diberikan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludan atau alur untuk pertanaman. Alat pengolah tanah kedua yang menggunakan daya traktor yaitu: Garu (harrow), Perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan alat-alat lainnya.
- Garu
Garu digunakan untuk memotong tanah pada kedalaman yang cukup dangkal. Tujuannya adalah untuk penghancuran tanah, serta memotong gulma dan campuran material dengan tanah. Secara umum tujuan penggunaan garu adalah sebagai berikut:
- a.Digunakan untukmempersiapkan persemaian dengan baik, Membantu memecahkan bongkahan tanah, Membantu dalam penghancuran tanah atau mencampur tanah secara menyeluruh, Mengairasi tanah dan membunuh gulma
- b.Digunakansebagian besar dalam kondisi tanah ringan
- Terkadang digunakan juga untuk menutupi benih setelah penebaran.
Menurut Daywin et al. (2008), garu memiliki beberapa jenis yang biasa dipakai pada pengolahan tanah kedua, yaitu:
- GaruPiring
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput- rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah (furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar. Pada prinsipnya peralatan pengolah tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya. Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan pada pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama.
Bagian-bagian utama dari garu piringan adalah piringan, poros piringan, penggarak piringan dan kerangka. Piringan berfungsi untuk memotong, mengangkat dan menghancurkan serta membalik tanah. Poros piringan berfungsi sebagai tempat bertumpu dan berputarnya piringan. Penggarak piringan berfungsi untuk menjaga piringan tetap bersih. Kerangka atau batang rangkaian berfungsi untuk merangkai piringan-piringan.
- GaruPaku
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru tumbuh.
- GaruPegas
Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan. Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam.
- Garu Rotari
Garu rotari ada dua macam, yaitu garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor.
- Garu Khusus
Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon. Weeder-mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah (Daywin et al., 2008).
Land Rollers dan Pulverizers
Alat ini menyeru pai piring-piring atau roda-roda yang disusun rapat pada satu as. Puingan piring dapat tajam atau bergerigi. Digunakan untuk penyelesaian dari proses pengolahan tanah untuk persemaian. Alat ini dapat digolongkan atas dua jenis, yaitu:
- Surfacepacker, terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
- a.VShaped roller pulverizers Kombinasi T shaped dan Sprocket Wheel pulverizers c. Flexible sprocket wheelpulverizes.
- Subsurfacepacker, terdiri dari 2 macam, yaitu:
- a.VShaped packer Crowfoot roller.
Alat-Alat Lainnya (Sub Surface Tillage Tools and Field Cultivation)
Alat-alat lainnya terdiri dari subsurface tillage sweeps (yaitu alat yang menggunakan sweep) dan subsurface tillage Rod Weeders. Penggunaan alat-alat ini ditujukan untuk mengolah tanah tanpa merubah tanah dibagian permukaan. Alat-alat ini juga sekaligus dapat digunakan untuk penyiangan rumput dan sisa-sisa tanaman. Keuntungan menggunakan alat-alat ini adalah sebagai berikut: Meningkatkan kemampuan tanah dalam hal menyerap air, Mengurangi aliran permukaan (run off), Mengurangi erosi air atau angin, Mengurangi tingkat penguapan air dari permukaan tanah (Daywin et al., 2008).
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari proses pengolahan tanah, yaitu:
- Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak yang negatif pada wilayah beriklim kering
- Tanah akan kehilangan banyak nutrisi seperti nitrogen dan kemampuannya dalam menyimpan air
- Mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan erosi tanah
- Pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga mempercepat erosi. Dengan laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air permukaan yang membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada periode penanaman sebelumnya. Mengurangi kadar organik tanah, Menghancurkan agregat tanah. Mengurangi jumlah organisme tanah bermanfaat seperti mikroba, cacing tanah, semut, dan sebagainya ,Risiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak
- Residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang organisme dan serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu produksi, juga mengundang penyakit.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pembajakan yaitu (Dahono, 1997)
- Menjaga agar traktor berjalan lurus. Pada saat membajak, tanah hasil bajakan akan terlempar ke arah sisi tepi (biasanya ke kanan), sehingga bajak akan terdorong ke kiri, dan traktor akan terdorong dan akan berbelok ke kanan.
- Menjaga kedalaman pembajakan. Pada saat membajak, tanah akan terangkat ke atas, sehingga bajak akan terdorong ke bawah, dan bagian depan traktor akan terangkat. Operator harus menahan agar posisi traktor stabil. Untuk implemen yang baik, biasanya dilengkapi dengan peralatan yang dapat menahan bajak, sehingga kedalaman bisa dijaga, dan operator tidak perlu menahan.
- Mengangkat implemen, apabila implemen menabrak halangan yang menimbulkan beban berat seperti : batu besar, tanah keras atau liat, batang atau tanggul pohon besar dan sebagainya.
Posted by andi telaumbanua on Jan 5, 2019 in
ALAT Dan MESIN PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT DAN MESIN PERTANIAN
(TPT 2028)
ACARA I
Pengenalan Dasar dan Identifikasi Alat & Mesin Pengolahan Tanah
DISUSUN OLEH :
Nama : Andi Saputra Telaumbanua
NIM : 17/413930/TP/11872
Golongan : Senin B
- CO.ASS : Ade
LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Di dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik; khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Di samping itu pengolahan tanah bertujuan pula untuk : membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan/pupuk dengan tanah; serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air (Rizaldi, 2006).
Kegiatan pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah I (Primary tillage) dan pengolahan tanah II (Secondary tillage). Kegiatan pengolahan tanah pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah menjadi bongkahan-bongkahan agar mampu menangkap udara, air dan sinar matahari, guna proses pelapukan sehingga tanah menjadi matang, bebas dari tanaman gulma Pengolahan tanah kedua bertujuan untuk menghancurkan dan mencampur bongkah tanah yang telah matang secara mesra (proses penghancuran dan pembusukan) agar menjadi media tumbuh .
Pengolahan tanah primer mempunyai kedalaman olah yang lebih dalam (>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar, sedangkan pengolahan tanah sekunder mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata. Contoh alat dan mesin pengolahan tanah pertama adalah: bajak singkal, bajak piringan, bajak pahat (chisel plow), rotavator atau rotary tiller, cangkul, dll. Contoh alat dan mesin pengolahan tanah kedua adalah: garu gerigi, garu pegas (spring tooth harrow), garu piringan, rotavator, cangkul, dan berbagai macam alat pembentuk guludan atau juringan.
Pengolahan tanah merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas dari tanaman yang diusahakan, selain itu akan memperbaiki dan mempertahankan kualitas tanah. Pada bidang TPB hal tersebut merupakan point penting untuk dipelajari, guna mempertahankan mutu tanah sekaligus meningkatkan produktivitas, juga untuk mewujudkan mekanisasi diseluruh proses budidaya tanaman. Oleh karena itu, dilakukan praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin pengolah tanah. Praktikum dilakukan mengamati alat pengolah tanah mulai dari bajak, garu, hingga penyiang, mengukur dimensi komponennya, dan mencatat spesifikasi dari alat tersebut.
B. Tujuan
Praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat & mesin pengolah tanah ini bertujuan untuk :
- Mengetahui dan memahami fungsi dari alat pengolah tanah
- Mengetahui jenis – jenis alat pengolah tanah
- Mengetahui bagian – bagian atau spesifikasi dari masing – masing jenis alat pengolah tanah.
C. Manfaat
Praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat & mesin pengolah tanah ini bermanfaat agar mahasiswa teknik pertanian dan biosistem (TPB) UGM dapat memahami pengolahan tanah primer dan sekunder, alat – alat yang digunakan, fungsi komponennya masing – masing, prinsip kerjanya, cara penggandengannya dengan traktor, dan manfaat dari pengolahan tanah terhadap tanaman, tanah, dan petani, serta mampu mengaplikasikannya setelah lulus nanti.
Posted by andi telaumbanua on Oct 9, 2018 in
ALAT Dan MESIN PERTANIAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jenis Traktor Pertanian
Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. implemen pertanian umumnya digerakkan dengan menggunakan kendaraan traktor ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Traktor roda empat merupakan mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel, beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar dari baja) yang mempunyai tiga titik gandeng, berfungsi untuk menarik, menggerakkan, mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya penggerak (SNI 7416:2010).
Supli R (2013), dalam Kadirman ( 2017) Menyatakan bahwa di Inggris, Irlandia, Australia, India, Spanyol, Argentina, dan Jerman, kata “traktor” umumnya berarti “traktor pertanian”, dan penggunaan kata traktor yang merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang. Di Kanada dan Amerika Serikat, kata “traktor” juga berarti truk semi-trailer . Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti “menarik”. Ada juga yang mengatakan traktor merupakan gabungan dari kata traction motor, yaitu motor yang menarik. Awalnya dipakai untuk memberikan penjelasan “suatu mesin atau kendaraan yang menarik implemen, untuk menggantikan istilah “mesin penarik” (traction engine).
Mesin Traktor tangan terdapat tiga bagian utama yaitu a.) Tenaga penggerak motor : jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel. Selain motor diesel, ada yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah atau kerosin. b.) Kerangka dan transmisi atau penerus tenaga traktor tangan : Fungsi kerangka adalah sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi, dan bagian traktor lainnya. Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun kondisi motor penggerak dihidupkan. Di samping kopling utama, terdapat dua kopling kemudi untuk menggerakkan traktor ke kanan atau ke kiri. Traktor tangan juga bisa bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu:, roda besi, roda apung atau roda sangkar/cage wheell. Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering. Pada pengamatan ini Mesin hand traktor menggunakan roda besi. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. c.) Tuas kendali; digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor (Saifoem, 2012).
Bajak Singkal berfungsi untuk memotong, membalikkan, memecah tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan tanah pertama. Bajak singkal dirancang dalam beberapa bentuk untuk tujuan agar diperoleh kesesuaian antara kondisi tanah (basah dan kering) dengan tujuan pembajakan. Komponen utama pada bajak singkal ialah: a.) singkal (moldboard) berfungsi untuk mengangkat, menghancurkan dan membalik tanah yang telah dipotong oleh pisau bajak. Karena bentuknya yanng melengkung, pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang telah terpotong akan terangkat ke atas kemudian akan dibalik dan dilempar sesuai dengan arah pembalikan bajak. b.) Pisau bajak (share): untuk memotong tanah secara horisontal. c.) Mata bajak (point of share): memotong tanah dan mengarahkan lempengan tanah hasil pemotongan ke bagian moldboar d.) penstabil bajak (land side), berfungsi untuk mempertahankan gerakan maju bajak agar tetap lurus (Latiefuddin dan Musthofa, 2013).
Penggolongan traktor belum diperoleh keseragaman karena umumnya didasarkan menurut selera dan kepentingan masing-masing. Klasifikasi traktor yang digunakan terutama dalam bidang pertanian dapat didasarkan pada :
- Menurut besar tenaga/dayanya :
- a)Traktor Besar ( diatas 15 HP )
- b)Traktor Kecil ( lebih kecil atau sama dengan 15 HP )
- Menurut bahan bakar :
- a)Traktor Diesel (berbahan bakar solar), sekarang traktor diesel merupakan jenis traktor yang paling banyak digunakan
- b)Traktor Bensin (berbahan bakar bensin), biasanya hanya untuk traktor dengan daya yang kecil, beroda satu atau beroda du Banyak digunakan untuk di kebun rumah tangga
- Menurut Jenis dan jumlah roda dan sistem traksinya serta putaran roda:
- a)Traktor Roda Ban
- Traktor dengan roda satu
- Traktor dengan roda dua
- Traktor dengan roda tiga (Roda depan terdiri dari satu roda atau dua roda yang dipasang secara berhimpitan dan roda belakang dua buah. Memungkinkan traktor dapat berbelok dengan radius yang kecil. Traktor ini cocok untuk pekerjaan penanaman, pemeliharaan tanaman atau panen)
- Traktor dengan roda empat
- Satu gardan (Two Wheel Drive / dua roda penggerak)
- Dobel gardan (Four Wheel Drive / empat roda penggerak)
- b)Traktor Roda Rantai (crawler tractor); Traktor ini mempunyai ground preassure (tekanan ke tanah) yang kecil, sehingga kemungkinan traktor terbenam ke dalam tanah kecil. Ground pressure yang kecil diperoleh dengan memperlebar track (luasan kontak roda dengan tanah).
- c)Traktor Beroda Kombinasi roda ban dan rant
- d)Traktor tanpa roda
Roda ban berfungsi untuk transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor.
- 4.Berdasarkankegunaannya
- a)General purpose tractor/ Traktor umum (Traktor ini dirancang untuk melaksanakan pekerjaan yang bersifat umum)
- b)Special purpose tractor/ Traktor khusus (traktor yang dirancang untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih khusu Mudah dirangkai dengan peralatan yang khusus).
(Mardinata dan Zulkifli, 2014).
2.2. Bagian – Bagian Traktor tangan
Pada traktor tangan, jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel. Selain motor diesel, ada yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah atau kerosin. Dengan menggunakan satu silinder, daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp. Pada kerangka dipasang motor penggerak dengan empat buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju mundur. Tujuannya adalah untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Engkol digunakan untuk menghidupkan motor diesel, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter (Mifflin, 2000).
Fungsi kerangka adalah sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi, dan bagian traktor lainnya. Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang.
Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan v-belt ke kopling utama untuk diteruskan ke gigi persneleng sehingga menggerakkan poros roda dan poros PTO (Mardinata dan Zulkifli, 2014).
Gigi persneling juga berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Kemudian, tenaga disalurkan ke mesin rotary. Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun kondisi motor penggerak dihidupkan. Di samping kopling utama, terdapat dua kopling kemudi untuk menggerakkan traktor ke kanan atau ke kiri. Traktor tangan juga bisa bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda.
Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu: roda ban, roda besi, roda apung atau roda sangkar/cage wheell. Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasitraktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor (Mardinata dan Zulkifli, 2014).
2.3. Tuas Kendali
- Tuas kendali digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Traktor tangan memiliki banyak tuas kendali untuk mempermudah pekerjaan. Akibatnya, traktor menjadi lebih berat dan harganya lebih mahal. Oleh karena itu, sekarang banyak diproduksi traktor yang dilengkapi hanya dengan beberapa tuas kendali agar lebih ringan dengan harga yang lebih murah. Namun, kemampuan traktor jadinya juga terbatas (Kadirman, 2017).
Tuas kendali dibedakan atas:
- Tuas perneling utama traktor tangan
- Tuas persneleng cepat lambat traktor tangan
- Tuas kopling utama traktor tangan
- Tuas persneleng mesin rotary traktor tangan
- Tuas persneleng kemudi
- Stang kemudi dan kemudi pembantu
- Tuas gas traktor tangan
- Tombol lampu dan bel traktor tangan
- Tuas penyangga depan
Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor roda dua ada banyak tuas kendali. Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi lebih berat, dan harganya lebih mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali. Tujuannya agar traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah. Meskipun kemampuan traktor menjadi terbatas. Tuas kendali yang sering ada pada traktor roda dua adalah sebagai berikut:
1) Tuas persneleng utama
Tuas persneleng utama berfungsi untuk memindah susunan gigi pada persneleng, sehingga perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan poros roda dapat diatur.Traktor roda dua yang lengkap biasanya mempunyai 6 kecepatan maju dan 2 kecepatan mundur. Kecepatan ini dapat dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Sebagai patokan awal dapat digunakan sebagai berikut:
- a)Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary
- b)Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/piringan c) Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang
- c)Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa
- d)Kecepatan lima dan enam untuk menarik trailer/gerobak
- e)Mundur satu digunakan pada saat operator berjalan
- f)Mundur dua digunakan pada saat operator naik di trailer/gerobak
(Kadirman, 2017).
Gambar 2.1. Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary
Gambar 2.2. Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/ piringan
Gambar 2.3. Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang
Gambar 2.4. Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa
Gambar 2.5. Kecepatan lima dan enam untuk menarik traler/gerobak
2) Tuas persneleng cepat lambat
Tuas ini tidak selalu ada. Apabila tuas persneleng utama hanya terdiri dari 3 kecepatan maju dan 1 kecepatan mundur, biasanya traktor roda dua dilengkapi dengan tuas persneleng cepat lambat. Fungsi persneleng ini untuk memisahkan antara pekerjaan mengolah tanah dengan pekerjaan transportasi (berjalan dan menarik trailer/gerobak). Dengan adanya tuas cepat lambat, kemungkinan salah dalam memilih posisi persneleng bisa dikurangi (Kadirman, 2017).
Gambar 2.6. Tuas Persneleng Utama
3) Tuas kopling utama
Tuas kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas pada posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng. Sebaliknya apabila ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama (Kadirman, 2017).
Gambar 2.7. Tuas Kopling Utama
4) Tuas persneleng mesin rotary
Tuas persneleng mesin rotary berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO. Biasanya ada dua macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil pengolahan yang diharapkan halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas persneleng mesin rotary pada posisi cepat. Begitu juga sebaliknya. (Kecepatan putar pisau rotary dapat juga diatur dari posisi pemasangan rantai penghubung) (Kadirman, 2017).
Gambar 2.8. Tuas Persneleng
5) Tuas persneleng kemudi
Ada dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor roda dua, masing-masing ada di sebelah kanan dan kiri. Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan kiri). Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan (Kadirman, 2017).
Gambar 2.9. Tuas Persneleng Kemudi
6) Stang kemudi dan kemudi pembantu
Stang kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator. Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan traktor. Meskipun sudah ada tuas kopling kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi. Stang kemudi juga digunakan untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian. Kemudi pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor, sehingga hasil pengolahan tanah bisa lebih dalam (Kadirman, 2017).
Gambar 2.10. stang kemudi dan kemudi bantu
7) Tuas gas
Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila posisinya ditempatkan pada posisi “STOP”.
Gambar 2.11. Tuas Gas
8) Tombol lampu dan bel
Kadang-kadang traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan penerangan.Tombol bel diperlukan apabila traktor dijalankan di jalan raya. Dengan adanya tombol lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan kumparan sebagai sumber arus listrik.
Gambar 2.12. Tombol Lampu dan Bel
9) Tuas penyangga depan
Tuas ini dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini akan menggerakkan penyangga depan. Apabila tuas didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor roda dua hanya mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal operator), maka untuk menegakkan traktor diperlukan penyangga (Kadirman, 2017).
Gambar 2.13. Tuas Penyangga Depan
Gambar 2.14. Bagan sisi samping kanan traktor roda empat
Gambar 2.15. Bagan sisi samping kiri traktor roda empat
Traktor roda empat mempunyai kisaran daya motor penggerak yang besar. Traktor yang biasa digunakan di taman/kebun mempunyai daya sekitar 11 kW (15 hp). Traktor ini di pasaran biasa disebut traktor mini atau traktor kebun. Traktor raksasa yang biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp). Namun begitu, biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 – 80 hp) (Al Farisi, 2012).
2.4. Pengendalaian Traktor
- a. Menghidupkan Traktor Roda Empat
Sebagian besar, traktor roda empat menggunakan motor diesel sebagai tenaga penggerak dan dihidupkan dengan motor stater. Sebelum traktor dihidupkan, harus diperiksa terlebih dahulu, sehingga traktor siap untuk dioperasikan. Kran bahan bakar dalam posisi “OPEN” (Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).
Langkah menghidupkan traktor adalah sebagai berikut:
1) Naik ke traktor dengan posisi maju, karena sekalian melihat bagian pengendali. Hati-hati tidak boleh menyentuh bagian pengendali, baik tangan maupun kaki.
2) Duduklah yang baik di tempat duduk, pastikan seluruh alat kendali/kontrol terjangkau, karena seluruh anggota badan, diperlukan untuk mengendalikan traktor. Pastikan juga seluruh indikator juga terlihat dengan jelas (tidak terhalang). Posisi tempat duduk bisa disetel.
3) Semua saklar diposisikan “OFF”, untuk menghemat strom accu pada saat kunci kontak pada posisi “ON”
4) Semua tuas dan pedal netral. Sehingga pada saat traktor dihidupkan, seluruh peralatan traktor tidak berjalan.
5) Masukkan kunci kontak dan putar ke kanan ke arah “ON”
6) Lihat, apakah lampu indikator pengisian accu dan indikator sirkulasi oli pelumas menyala
7) Putar kunci kontak ke kiri ke arah “PREHEAT” selama kurang lebih 10
– 20 detik. Atau sampai indikat pemanas mesin berpijar, sebagai tanda ruang pembakaran sudah cukup panas. Dengan panasnya ruang pembakaran, akan mempermudah terjadinya proses pembakaran.
8) Injak penuh pedal kopling, untuk menjaga agar traktor tidak berjalan pada saat distater.
9) Geser tuas gas pada posisi “START”atau gas tinggi
10) Putar kunci kontak ke kanan penuh ke arah “START”, sehingga motor stater akan memutar motor penggerak.
11) Setelah motor hidup, segera lepaskan kunci kontak, sehingga kunci kontak secara otomatis kembali ke posisi “ON”. Untuk mematikan motor stater.
12) Setelah motor hidup, lampu indikator pengisian accu dan indikator sirkulasi oli pelumas mati.
13) Kecilkan posisi gas ke idle
14) Lepaskan pedal kopling pelan-pelan
(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).
- Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menghidupkan traktor roda empat
- Pada traktor yang masih menggunakan tuas dekompresi maka pada saat accu lemah, sebelum memutar kunci kontak ke kanan, ke posisi “START”, tarik tuas dekompresi, sehingga putaran motor lebih ringan. Setelah motor berputar dengan cepat selama 3–5 detik, doronglah tombol dekompresi, untuk menghasilkan tekanan kembali
- Bila motor tidak hidup selama 10 detik, putarlah kunci kontak pada posisi “ON” kembali. Tunggu sekitar 20 detik untuk mendinginkan motor stater. Ulangi langkah menghidupkan. Melakukan stater yang terlalu lama akan merusak motor stater.
- Biarkan motor berputar tanpa beban (idle) selama beberapa saat. Jangan memberikan beban berat begitu motor hidup
- Untuk menjaga keamanan, jangan menghidupkan traktor di dalam ruangan yang sirkulasi udaranya kurang baik.
(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).
- Mematikan traktor roda empat
- Lepaskan beban motor (Apabila traktor baru dioperasikan)
1) Kecilkan gas pada posisi “idle” atau stasioner, sehingga putaran mesin akan pelan, selama 1 menit.
- d.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat mematikan traktor roda empat
- Tuas atau pedal gGas tidak perlu dinaik-turunkan sebelum dimatikan
- Jangan tergesa-gesa dalam mematikan motor
- Tidak boleh mematikan traktor dengan tuas dekompresi
- Sebelum meninggalkan traktor, semua tuas dalam kondisi netral
- Pada saat turun, posisinya mundur, tidak boleh menyentuh bagian pengendali.
(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).
- Pemeriksaan pada saat traktor dioperasikan
- Lampu indikator pengisian accu, sirkulasi oli pelumas dan temperatur air pendingin harus tetap mati, apabila hidup, hentikan traktor dan matikan motor
- Bunyi dan bau traktor yang tidak wajar. Apabila ada bunyi yang tidak wajar dan bau barang terbakar, segera matikan traktor dan lacak sumbernya
- Tengok kondisi bahan bakar, jangan sampai kehabisan
- Warna gas buang. Bila knalpot mengeluarkan asap tebal atau kelabu, tanyakan pada teknisi perawatan atau guru pembimbing.
Menjalankan traktor di jalan
Menjalankan traktor di jalan, biasa digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu; Menjalankan traktor tanpa implemen, dan untuk alat transportasi. Menjalankan traktor dengan impplemen, biasa dilakukan dari garasi/bengkel ke lahan pertanian atau sebaliknya. Traktor disambung dengan trailer, berguna untuk mengangkut bahan, dalam hal ini termasuk juga untuk mengangkut implemen dari bengkel/garasi ke lahan.
Memulai menjalankan traktor roda empat
- Lakukan langkah menghidupkan traktor
- Posisi gas digeser sedikit lebih besar dari posisi idle.
- Tuas rem parkir dilepas
- Pedal kopling diinjak penuh
- Tuas persneleng cepat lambat dipindah ke posisi “cepat” atau “lambat”
- Tuas persneleng utama dipindah ke posisi jalan (1,2,3 atau R).
- Pedal kopling utama dilepas pelan-pelan agar traktor tidak meloncat pada saat mulai jalan.
(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).
Menjalankan lurus ke depan
1) Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat”
2) Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi. Posisi ibu jari keluar.
3) Mata memandang ke depan.
4) Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai keinginan.
5) Kedua kaki dipindah ke landasan, jangan di pedal gas, kopling atau rem.
6) Jangan membelokkan stang kemudi
7) Jangan memindah posisi gigi persneleng
Menghentikan traktor
1) Gas dikecilkan pada posisi idle untuk mengurangi kecepatan
2) Injak pedal kopling sehingga posisi transmisi terlepas
3) Injak pedal rem, traktror akan berhenti.
4) Persneleng utama dan persneleng cepat lambat dinetralkan.
Menjalankan lurus ke belakang.
- Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat”
- Badan diputar ke kiri atau ke kanan sedikit untuk melihat ke belakang.
- Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi
- Mata memandang ke belakang.
- Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai keinginan.
- Jangan membelokkan stang kemudi
- Jangan memindah posisi gigi persnele
Mengganti gigi persneleng
- Lakukan langkah menghentikan traktor
- Pindahkan posisi gigi persneleng sesuai kecepatan yang diinginkan.
- Mulai menjalankan traktor lagi.
Membelokkan traktor di jalan
- Gas dikecilkan sebelum traktor dibelokkan.
- Biarkan setengah badan traktor melewati belokan
- Putar stir kemudi ke kanan atau ke kiri
- Pada saat mulai membelok jangan terlalu ke tepi, karena untuk haluan
(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).
Posted by andi telaumbanua on Oct 9, 2018 in
ALAT Dan MESIN PERTANIAN
Penggilingan dan Pengeringan
Tanaman padi-padian dengan biji yang kecil, biji harus sudah dirontokkan dari tangkainya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda. Dahulu padi-padian dipotong dengan suatu pengikat dan ikatan-ikatan tersebut di bawa ke suatu mesin perontok yang stasioner, ditempat tersebut padi-padian dirontokkan kemudian dimasukkan ke dalam karung. Sebuah paten diberikan kepada Samuel Lane untuk gabungan pemanen perontok. Mesin pemanen perontok terpadu, memotong bulir-bulir tanaman yang berdiri, merontok dan membersihkan gabahnya (Hardjosentono, 1978).
Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-rata mempunyai kapasitas giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau mungkin sudah ada yang lebih besar lagi. Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi memisahkan BPK dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah digunakan. Salah satu bentuk RMU (Rizaldi, 2006).
Rice milling unit merupakan suatu mesin yang berfungsi untuk mngupas kulit luar padi dan memutihkan padi supaya mutu serta kualitas padi tetap terjaga. Rice milling unit memilliki berbagai kelabihan dibandingkan dengan pengupasan padi tradisional diantanya adalah sebagai berikut:
- Beras yang dihasilkan lebih bersih dan mengkilap sehingga meningkatkan harga jual.
- Proses produksi lebih cepat mudah dan menyenangkan
- Mengurangi kebutuhan tenaga kerjaHasil produksi lebih banyak dengan waktu yang singkat
- Minimalnya beras pacah (broken) sehingga dapat mempertahankan mutu.
Beras merupakan sumber utama kalori bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pangsa beras pada konsumsi kalori total adalah 54.3% atau dengan kata lain setengah dari intake kalori masyarakat Indonesia bersumber dari beras (Harianto, 2001). Mutu beras giling dikatakan baik jika hasil proses penggilingan diperoleh beras kepala yang banyak dengan beras patah minimal. Mutu giling ini juga ditentukan dengan banyaknya beras putih atau rendemen yang dihasilkan. Mutu giling ini sangat erat kaitannya dengan nilai ekonomis dari beras. Salah satu kendala dalam produksi beras adalah banyaknya beras pecah sewaktu digiling. Hal ini dapat menyebabkan mutu beras menurun (Allidawati dan Kustianto,1989).
Penggilingan beras berfungsi menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian mapun seluruhnya agar menhasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras. selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil daripada butir patah (Damardjati, 1988).
Beras giling dipengaruhi banyak faktor yang terbagi dalam 3 kelompok. Kelompok 1 adalah faktor yang mempengaruhi rendemen melalui pengaruhnya terhadap mutu gabah sebagai bahan baku dalam proses penggilingan yang meliputi varietas, teknik budidaya, cekamaman lingkungan, agroekosistem, dan iklim. Kelompok 2 merupakan faktor penentu rendemen yang terlibat dalam proses konversi gabah menjadi beras, yaitu teknik penggilingan dan alat penggilingan. Kelompok 3 menunjukkan kualitas beras terutama derajat sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh maka rendemen akan semakin rendah. Susut mutu dari suatu hasil giling dapat diidentifikasikan dalam nilai derajat sosoh serta ukuran dan sifat butir padi yang dihasilkan. Umumnya semakin tinggi derajat sosoh, persentase beras patah menjadi semakin meningkat pula. Ukuran butir beras hasil giling dibedakan atas beras kepala, beras patah, dan menir (Nugraha et al, 1998).
Berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bulog, beras kepala merupakan beras yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian beras utuh. Beras patah memiliki ukuran butiran 2/10 bagian sampai 6/10 bagian beras utuh. Menir memiliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau melewati lubang ayakan 2.0 mm (Waries, 2006).
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah dikeringkan, misalnya tembakau, kopi dan biji-bijian (Djarwo, 1988).
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Proses pengeringan adalah proses pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan biji- bijian akibat aktivitas biologi dan kimia sebelum bahan diolah (digunakan). Cara ini dilakukan dengan cara menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari pada tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan ini menyebabkan tejadinya aliran uap air dari bahan ke udara.
Pengeringan mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dan sebagainya. Kerugian yang lainya juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di basahkan kembali (rehidratasi) sebelum digunakan. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua permukaan bahan tersebut. Factor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan (Mujumdar, 1995).
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh mikroorganisme. Bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada. Akan tetapi misalnya pada ikan asin, dilakukan penggaraman terlebih dulu sebelum dikeringkan. Ini dilakukan agar spora yang dapat meningkatkan kadar air dapat dimatikan (Ranganna, 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan antara lain:
- Laju pemanasan waktu energy (panas) dipindahkan pada bahan.
- Jumlah panas yang dibutuhkanuntuk menguakan tiap pound air.
- Suhu maksimum pada bahan.
- Tekanan pada saat terjadinya penguapan.
- Perubahan lain yang mungkin terjadi didalam bahan selama proses penguapan
Alat pengering mempunyai banyak jenis, antara lain yaitu alat pengering tipe bak dan alat pengering tipe rak (tray dryer). Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Pada umumnya rak tersebut tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering jenis ini raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat pengeringnya. Bahan diletakkan di atas rak (tray) yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang-lubang ini untuk mengalirkan udara panas dan uap air (Rizaldi, 2006).
Jenis alat pengering yang lain, yaitu alat pengering hampa udara. Alat ini digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan yang peka terhadap suhu tinggi seperti sari buah dan larutan pekat lainnya. Ukuran alat ini hampir sama dengan pengering tipe rak (tray dryer) tapi dioperasikan dalam keadaan hampa udara. Pengering pada alat ini berlangsung dengan cepat pada suhu rendah. Pemanasan terjadi dengan jalan memasukkan udara panas ke dalam ruang pengering melalui lubang-lubang yang terdapat pada setiap rak. Bahan ditebarkan setipis mungkin diatas rak-rak yang terletak diatas papan yang berlubang. uap air yang terbentuk dihisap dengan menggunakan vektor uap (Rizaldi,2006).