0

Acara 4 : Pengenalan Dasar Dan Identifikasi Alat & Mesin Pemanen : Bab I Pendahuluan

Posted by andi telaumbanua on Jan 13, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN

(TPT 2028)

ACARA IV

Pengenalan Dasar dan Identifikasi Alat&Mesin Pemanen

DISUSUN OLEH :

Nama               : Andi Saputra Telaumbanua

NIM                 : 17/413930/TP/11872

Golongan         : Senin B

CO. ASS          : 1. Akbar

                           2. Shadiq

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pascapanen (kegiatan setelah panen) merupakan ruas kegiatan usaha tani yang paling kritis, bukan hanya curahan tenaga kerja namun juga faktor kritis yang menyangkut masalah susut. Salah satu masalah besar dalam bidang pertanian adalah kehilangan hasil, mutu yang rendah dan waktu serta memerlukan tenaga kerja yang banyak sewaktu pemanenan. Akibatnya, hasil yang diperoleh cenderung tidak memberikan insentif yang sesuai kepada petani. Kehilangan hasil pascapanen masih tinggi yaitu mencapai 20,5%. Mutu beras yang dihasilkan umumnya sangat rendah yang dicirikan oleh beras patah (broken) yang lebih dari 15% dengan rasa, warna yang kurang baik.  Oleh karena itu, pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat, menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis serta menerapkan sistem panen yang tepat.

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikan alat-alat dan mesin pertanian juga mengalami perkembangan dan pembaharuan. Pengembangan mekanisasi pertanian dalam arti penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) dapat berperan dalam: (a) menyediakan tambahan tenaga kerja mekanis, sebagai komplemen terhadap kekurangan tenaga kerja manusia, (b) meningkatkan produktivitas tenaga kerja, (c) mengurangi susut dan mempertahankan mutu hasil, (d) meningkatkan nilai tambah hasil dan limbah pertanian, (e) mendukung penyediaan sarana/input, (f) mengurangi kejerihan kerja dalam kegiatan produksi pertanian, dan (g) berperan mentransformasikan pertanian tradisional ke pertanian modern yang lebih efisien dan efektif, sehingga terjadi perubahan kultur bisnis (Bastuti dan Sri, 2017).

Pengenalan lebih jauh mengenai alat dan mesin pemanenan padi sangat perlu untuk dikaji dan dipelajari, khususnya mahasiswa teknik pertanian dan biosistem UGM. Oleh karena itu, dilakukan praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin pemanen (khususnya pemanen padi). Praktikum dilakukan dengan mengamati bagian-bagian, fungsi, dan mekanisme kerja dari mesin reaper, mini combine harvester, dan combine harvester serta memahami spesifikasi dari masing-masing mesin.

B.     Tujuan

Praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin pemanen ini bertujuan untuk mempelajari watak kerja mesin pemanen padi ( Rice Harvester) ditinjau dari aspek mesin, aspek tanaman, dan aspek teknik operasionalnya. Mengetahui tahap kegiatan pemanenan padi dan alat serta mesin pemanen yang digunakan.

C.     Manfaat

Manfaat dari diadakannya praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin pemanen ini yaitu; agar mahasiswa TPB UGM dapat memahami baik komponen, fungsi, dan mekanisme dari berbagai alat dan mesin pemanen, mengetahui cara pengoperasian alat dan mesin pemanen tersebut, serta dapat diaplikasikan dalam pekerjaan setelah lulus nantinya.

 
0

Acara 3 Pengenalan Dasar Alat & Mesin Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman Dan Kaliberasi Sprayer : BAB III METODOLOGI, BAB VI PENUTUP

Posted by andi telaumbanua on Jan 13, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB III
METODOLOGI

  1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat dan mesin pengendalian hama dan penyakit tanaman dan kaliberasi sprayer ini antara lain:

  1. Pengenalan dan kaliberasi sprayer

Sprayer : sebagai alat yang dipelajari

Alat penyemprot (Knapsack sprayer dan mist blower)

Botol/ gelas plastik : untuk menampung air

Stopwatch : untuk mengukur waktu selama berlangsung proses kaliberasi

Meteran : untuk mengukur ukuran/dimensi dari alat

Gelas ukur : untuk mengukur volume air yang tertampung

2. Pengenalan mist blower

a.     Mist blower : sebagai alat yang dipelajari

b.  Meteran : untuk mengukur ukuran/dimensi dari ala

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan alat dan mesin pengendalian hama dan penyakit tanaman dan kaliberasi sprayer ini adalah air untuk kaliberasi sprayer, kertas dan alat tulis untuk menulis hasil pengamatan.

3. Cara Kerja

Sprayer

Klasifikasi Sprayer

Pada praktikum klasifikasi sprayer bagian-bagian dari sprayer diamati dan fungsi dari bagian-bagian tersebut dicatat. Selanjutnya dilakukan penentuan spesifikasi sprayer dengan cara bagian-bagian dari sprayer diukur.

  • Kaliberasi Sprayer

Kaliberasi sprayer dilakukan dengan cara air diisi ke dalam tangki sprayer, kemudian botol penampung disusun tepat di bawah alur seng plastik agar hasil penyemprotan dapat tertampung. Selanjtnya sprayer dipompa hingga barometer menunjukkan angka pada tekanan 6 kg/cm2. Setelah tekanan sesuai, kran air dibuka bersamaan dengan stopwatch dinyalakan. Waktu penyemprotan dicatat selama tekanan berubah dari 6 kg/cm2 menjadi 5 kg/cm2. Volume air yang tertampung diukur dengan gelas ukur dan percobaan dilakukan sebanyak dua kali ulangan dan  begitu juga untuk variasi tekanan 5-4 Kg/cm2 dan 4-3 Kg/cm2.

  • Mist Blower

Pada praktikum ini dilakukan pengamatan kondisi fisik dari mist blower beserta alat pendukungnya.  Kemudian, spesifikasi dari mist blower dicatat dan beserta alat pendukungnya ke dalam blanko spesifikasi yang tersedia.

4. Cara analisa

Menentukan nilai SD :

CV = SD/x rata-rata

Untuk menghitung lebar kerja dengan metode statistic dipilih alternative nilai CV yang terkecil.

Dibuat gravik antara no.botol vs Xrata-rata, ∑ overlap dan ∑x.(ada 3 variasi tekanan) dan setiap variasi ada 5 alternatif overlap.

Dibuat grafik no.Botol vs ∑x untuk setiap variasi tekanan (ada 3 ) dicari nilai R² yang mendekati 1( untuk mencari lebar kerja).

Menghitung lebar kerja

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3

Alternatif 4

Alternatif 5

Faktor koreksi :

JKP = ∑(Xirata-rata)²- FK

JKV = JKT-JKP

Dbu = nv -1 = 3-1=2

KTV= JKV/dbv

Dbu = nv(nu-1)=3(2-1)=3

KTU=JKP/dbu

Debit aliran :

Pada tekanan 6-5 kg/cm2

Pada tekanan 5-4 kg/cm2

Pada tekanan 4-3 kg/cm2

Dosis penggunaan

BAB VI

PENUTU

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum dan pembahasan serta analisa data yang telah dilakukan  diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  1. Spesifikasi dari seeder yaitu : Mereknya: Agrostroi, tipenya: Trailing dengan No. Seri: 16SLN150. Negara pembuatnya: Chekoslovakia, jenis mesin penanamnya: drill seedling, jenis alat pengeluaran benihnya: horizontal feet, rotor matering devices, jenis tabung penyalurnya: tabung spiral, jenis alat pembuat alurnya: disk, jenis alat penutup benihnya: drag chain, jenis benih yang ditanam: biji-bijian, panjangnya (cm): 295 cm, lebar (cm) : 147 cm, tinggi (cm): 135 cm, ukuran Diameter roda mesin penanamnya : 71 cm, jarak tanamnya: 29 cm, dan lebar kerjanya: 208 cm
  2. Fungsi Seeder yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman,   jumlah  tertentu  dan  seragam,  dan  pada  sebagian  besar  alat penanam menutup dengan tanah kembali.
  3. Mekanisme kerja seeder adalah pembuka alur tipe piringan ganda (double disk) membuat alur di lahan yang akan ditanami, kemudian benih dijatuhkan dari bagian penakar benih tipe inclined disk. Penakar benih berbentuk piringan pipih yang pada sekeliling tepinya terdapat lubang-lubang berdiameter sama dengan biji yang akan ditanam.  Saat penakar benih berputar, lubang-lubang tersebut akan terisi biji-bijian yang terdapat di atas piringan penakar benih. Benih akan jatuh melalui lubang penyalur benih. Piringan penakar benih berputar saat roda penggerak yang ada di bagian belakang bergerak, benih jatuh ke alur dan ditutup oleh seed covering device
  4. Hasil analisis kaliberasi seeder dengan anova satu arah yaitu : F hitung < F tabel, maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, vasiasi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap seed tube
  5. Hasil analisis kaliberasi seeder dengan anova dua arah yaitu :
  6. F hitung 1 < F tabel 1 , maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, vasiasi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih masing-masing tube
  7. F hitung 2 < F tabel 2 , maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, jumlah ulangan tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing tube,
  8. F hitung  3 > F tabel 3 , maka : Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi, tidak ada interaksi antara variasi bukaan dan ulangan terhadap pengeluaran benih pada masing – masing tube
  • Kecepatan penanaman pada bukaan SMD 1/3 yaitu: , , . Jumlah benih pada bukaan SMD 1/3 yaitu : , ,
  • Rice transplanter adalah  jenis mesin penanam  padi yang dipergunakan untuk menanam  bibit padi yang telah disemaikan  pada areal khusus  dengan umur tertentu,  pada areal tanah sawah  kondisi  siap tanam. 
  • Pembuatan bibit padi dengan sistem dapog yaitu : Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm. Benih ini disemai di dalam ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar matahari selama dua hari hingg berwarna hijau merata. Setelah itu bibit dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang diinginkan.
  • Kalibrasi seeder adalah menghitung/ mengukur kebutuhan biji untuk luasan areal tertentu
  • Saran

Praktikumnya telah berjalan dengan baik, kedepannya kaliberasi dan pengenalan alat seeder-nya langsung dilapangan saja dan dipraktekan langsung pada lahan dengan luasan tertentu, agar praktikan bisa melihat langsung mekanisme kerja dari seeder sehingga lebih memahami. Laporannya dalam bentuk file saja agar menghemat kertas, uang praktikan, dan mendukung kelestarian alam (1000 lembar kertas yang digunakan setara dengan 1 pohon ditebang, jika sebuah organisasi terdiri dari 100 orang dapat menghemat 3 lembar kertas setiap hari, maka dalam setahun ada 156 batang pohon yang dapat diselamatkan).

DAFTAR PUSTAKA

Ciptohadijoyo, Sunarto. 2003. Hand Out Mata Kuliah Mesin Produksi Pertanian. Yogyakarta:Fakultas Teknologi Pertanian.

Daywin, Frans J., 1977, Teknik Budidaya Pertanian, Departemen Mekanisasi    Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian dan THP Institut Pertanian Bogor,     Bogor.

Djojosumarto, Panut. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Irwanto, Kohar. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.

Purwadi, Tri, Ir. M. Eng. 1999. Mesin Tanam dan Mesin Pemeliharaan Tanaman. Program Studi Teknik Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Smith, H. Pearson. 1955. Farm Machinery and Equipment. McGraw–Hill Book Company Inc. New York.

Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Kanisius. Yogyakarta.

Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Press. Jakarta.

 
0

Acara 3 Pengenalan Dasar Alat & Mesin Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman Dan Kaliberasi Sprayer : BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Posted by andi telaumbanua on Jan 8, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan atau pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian yang signifikan. Pestisida secara umum digolongkan beberapa jenis menurut organisme yang akan dikendalikan populasinya yaitu Insektisida, herbisida, fungsida dan nematisida digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda.

Keberhasilan penggunaan pestisida salah satunya ditentukan oleh ketepatan dalam cara penggunaannya. Mesekipun jenis pestisida yang digunakan tepat, namun karena penggunaannya tidak tepat maka penyemportan akan sia-sia. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembaban udara dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu udara di bagian bawah lebih panas, pestisida akan bergerak naik ke atas. Demikian pula dengan kelembaban yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida sehingga daya kerja pestisida berkurang (Sudarmo, 1991).

Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer. Jenis knapsack sprayer adalah jenis sprayer yang paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan. Prinsip kerja knapsack sparayer adalah larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun (Djojosumarto, 2004).

Alat   penyemprot   (sprayer)   merupakan salah  satu  peralatan  yang  sering  diguna- kan di dunia pertanian. Sprayer digunakan petani untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama  penyakit  pada  tumbuhan.  Kualitas dan kuantitas bahan aktif yang terkandung dalam   setiap   butiran   larutan   (droplet) yang   melekat   pada   spot   yang   dituju menjadi tolak ukur kelayakan kinerja sprayer.

Sprayer digunakan untuk memecah larut- an kimia aktif pemberantas hama menjadi butiran cair kecil (droplet). Sprayer meru- pakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.

Hand sprayer (tipe pompa) adalah jenis sprayer yang paling banyak diminati dan digunakan oleh petani Indonesia. Harga yang relatif murah, mudah dalam penggu- naan dan perawatan yang menjadikan sebagian besar petani di Indonesia lebih berminat dan menggunakan  hand sprayer. Namun hasilnya   kurang   efektif,   kurang   efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Dirjen Tanaman Pangan pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa hand sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan.

Komponen-komponen   sprayer  yang  sering mengalami kerusakan tersebut antara lain: tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, dan sambungan las korosi. Selain masalah pada perangkat alatnya, masalah lain yang sering ditemui yaitu  persentase  pestisida  yang diaplikasikan  tidak sesuai (melebihi)  dari dosis yang direkomendasikan, hal ini disebabkan   oleh   desain   sprayer   yang kurang menunjang aplikasi. Beberapa permasalahan tersebut yang harus dihadapi dan menjadi kendala para petani dalam menyemprot tanaman mereka.

Umumnya yang menjadi pertimbangan petani dalam memilih sprayer yang akan digunakan adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Mengingat sebagian besar petani di Indonesia merupakan kalangan menengah kebawah, dan melihat dari beberapa   pertimbangan   dalam   memilih tipe sprayer  yang akan digunakan,  maka hand sprayer tipe gendong adalah yang paling tepat untuk digunakan.

Fungsi utama sprayer adalah untuk me- mecah  cairan  larutan  pemberantas  hama dan  penyakit  tumbuhan  yang  disemprot- kan menjadi butiran kecil (droplet) dan mendistribusikan  secara merata pada spot atau objek yang dilindungi (batang, daun,buah). Jenis-jenis   sprayer  yang  terdapat   dipasaran berjumlah banyak sekali. Sprayer dapat dikelompokan berdasarkan tenaga penggerak dan jenis pompa sprayer :

a.  Berdasarkan tenaga penggerak

1)                 Sprayer dengan Penggerak

2)                 Tangan (Hand Operated Sprayer)

3)                 Atomizer (Hand sprayer)

4)                 Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)

5)                 Sprayer semi otomatis (Knapsack sprayer)

6)                 Bucket sprayer

7)                 Barrel sprayer

8)                 Wheel barrow sprayer

9)                 Slide pumpsprayer

10)          Sprayer Bermotor (Power

11)          Sprayer)

12)          Hydraulic sprayer

13)          Blower sprayer

14)          Hydro pneumatic sprayer

15)          Aerosol generator

b.  Berdasarkan pompa sprayer

1)                 Pompa tekanan udara yaitu memompa udara ke dalam tangki cairan dan menekan cairan ke nozzle.

2)                 Sprayer   otomatis   (Compressed air sprayer)

3)                 Hydro pneumatic sprayer

4)                 Pompa  cairan  yaitu  memompa cairan langsung ke nozzle.

5)                 Sprayer semi otomatis

6)                 Bucket sprayer

7)                 Barrel sprayer

8)                 Wheel barrow sprayer

9)                 Slide pump sprayer

10)          Power hydraulic sprayer

11)          Pompa penghembus udara

12)          Atomizer (Hand sprayer)

13)          Power blower sprayer

Hand sprayer terdiri dari 3 bagian pokok yang antara lain:

1.         Bagian tangki (reservoin)

Tangki terbuat dari bahan komponen logam dari perunggu plat baja atau bahan sintesis (plastic) berbentuk bulat panjang dan bulat pipih.

–                Sabuk pompa dengan (kulit, plastic, kain khusus) dapat dipindahkan dan pada bagian ujung ada kaintannya.

–                Pompa penahan (S) batang pada lubang pengisian.

–                Lubang © dibagian dasarr menghambat kebawah.

–                Pipa pengeluaran tambahan yaitu pipa lengkung berdasar tangki, tertaut dengan kran utama.

–                Plat punggung.

2.          Bagian pompa (unit pompa)

Pompa: merupakan komponen yang repenting dari penyemprot gendong. Jenis pompa ini yang paling umum ialah tipe pompa udara dan tipe pompa hisap tekan.

a)         Penyemprot gendongan dengan pompa udara dikenal sebagai penyemprot gendong ototmatis, kompas letaknya ada dua macam:

–                Torak berbentuk mangkuk dari kult (A)

–                Torak berbentuk paking dari karet (B)

Pegangan tangki pompa (handle) dari kayu logam pada dudukan silinder pompa diatas tangki ada paking karet untuk mencegah kebocoran.

Perawatan ditujukan pada torak kutub.

b)                 Pada penyemprot gendong dengan pompa hisap tekan yang ditanah dengan penyemprot gendong dengan semi otomatis bagian-bagiannya. Torak acting paling banyak dijumpai pada pompa hisap (A) sedang torak mangkuk sangat jarang (B), selain itu pompa torak ada yang memakai pluyer (C). katub ada 2 buah, fungsi dan letaknya kurang terpisah. Dibagian pengeluaran da ruang hisap II, dekat bagian untuk pengeluaran ada ruamg dan katub tekan T. fungsi katub hisap untuk pemasukan dan katup tekan untuk pengeluaran tabung udara menyebabkan terjadinya semprotan yang konstan.

3.         Bagian pengabut (unit selang dan perlengkapan nozzle).

Unit ini terdiri atas 3 bagian yaitu: selang, laras penyemprot dan nogel (eprokr). Selang umumnya mempunyai panjang 1 m, ujung satu ditautkan pada kran utama tangki, ujung lain pada pegangan handle dengan kran semprot ujung lainnya dilapisi dengan kawat spiral baja.

Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri :

a.          Tangki  dari  bahan  plat  tahan  karat, untuk menampung cairan.

b.         Unit pompa,  yang terdiri  dari silinder pompa, piston dari kulit.

c.          Tangkai  pompa,  untuk  memompa cairan.

d.        Saluran  penyemprot,  terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang ba- gian ujungnya dilengkapi nozzle.

e.          Manometer, untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki.

f.           Sabuk penggendong.

g.         Selang karet.

h.         Piston pompa.

i.             Katup  pengatur   aliran  cairan  keluar dari tangki.

j.             Katup pengendali aliran cairan ber- tekanan yang ke luar dari selang karet.

k.         Laras   pipa   penyalur    aliran   cairan bertekanan   dari   selang   menuju   ke nozzle

l.             Nozzle untuk memecah cairan menjadi pertikel halus.

Sprayer adalah sebentuk alat atau mesin yang memiliki cara kerja memecah butiran-butiran cairan/larutan suspensi menjadi partikel yang lebih halus kemudian disebarkan dengan mekanisme tertentu untuk pengendalian hama tanaman budidaya. Berdasarkan sumber daya penggeraknya, sprayer dibedakan menjadi dua yaitu sprayer yang digerakkan oleh manusia dan yang digerakkan oleh motor. Kemudian berdasarkan prinsip kerja dan ukurannya, sprayer dibedakan menjadi : hidraulic sprayer, pneumatic sprayer, blower sprayer, dan aerosol generator/fog machines (Ciptohadijoyo, 2003).

Kalibrasi adalah menghitung/ mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan penyemprotan yang gunanya adalah:

1.         Menghindari pemborosan herbisida.

2.         Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida.

3.         Memperkecil pencemaran lingkungan.

(Yakup, 1991).

Bahan semprotan dibagi menjadi tiga jenis, antara lain:

1.         Senyawa anorganik, adalah senyawa-senyawa yang berasal dari mineral, terutama senyawa antimon, arsen (warangan), barium, borium, tembaga, fluor, air raksa, selenium, belerang, talium, dan seng.

2.         Senyawa organik, merupakan senyawa-senyawa sintetik. Senyawa organik yang digunakan sebagai semprotan misalnya karbon disulfida, naftalin (kapur barus), etilen diklorida, etilen dibromida, metil bromida, dan berbagai tiosianat.

3.         Minyak, minyak tanah digunakan tersendiri atau untuk memperkuat kerja insektisida, fungisida, dan herbisida. Minyak juga sering kali ditambahkan pada semprotan sebagai perekat, stabilisator dan bahan pengatur sifat.

(Smith,1955).

Prinsip kerja alat penyemprot handsprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.

Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan sprayer. Faktor yang berasal dari peralatan sendiri, yaitu lebar nozzle, tekanan, bentuk nozzle. Faktor yang ditentukan oleh cairannya adalah viskositas, harga kerapatan cairan, dan tegangan muka sangat mempengaruhi bentuk ukuran butiran maupun penyebaran butirannya. (Ciptohadijoyo,2003). Penyemprot Tekanan Tinggi untuk tanaman pertanian adalah Type Gendong atau Knapsack merek Zenoah dirancang untuk dapat menyelesaikan Penyemprotan tanaman dengan cepat dan efisien,Power Sprayers Dusters/Misters ini banyak digunakan pada Lahan Pertanian dan Perkebunan yang luas dan tersebar.Power Sprayers Zenoah asal Jepang ini adalah Power Sprayers yang handal dan mempunyai performa tinggi ,sangat ringan dan Nyaman untuk di gendong sehingga menghasilkan penyemprotan tanaman yang merata.

Ditinjau dari sumber daya penggeraknya, sprayer dibedakan menjadi dua, yaitu sprayer yang digerakkan dengan sumber daya penggerak manusia dan sprayer yang digerakkan dengan daya penggerak motor. Kemudian apabila ditinjau dari ukuran dan prinsip kerjanya, sprayer dapat digolongkan sebagai berikut (Irwanto,1980) :

1.         Sprayer Hidraulik

Pada tipe hidraulik tekanan di dalamnya berasal dari kerja pompa pada bahan semprotan yang cair. Tekanan yang terjadi mendesak cairan melalui nozzle yang memecah semprotan ke dalam tetes-tetes kecil dengan ukuran yang tepat dan memancarkannya dalam pola semprot yang diinginkan. Tenaga yang cukup besar juga diberikan pada tetes-tetes semprotan untuk membawa tetes-tetes itu dari nozzle ke permukaan yang diberi perlakuan.

2.              Sprayer Hidropneumatik

Sprayer tipe ini mempunyai kisaran penggunaan kira-kira sama dengan penyemprot tekanan rendah volume rendah yang telah dipertelakan sebelumnya. Cairan semprotan dibawa di dalam tangki bertekanan dan tekanan penyemprotan diberikan oleh kompresor udara yang digerakkan oleh mesin. Pengadukan dilakukan dengan pengadukan mekanik atau dengan pipa udara yang mengeluarkan udara di bawah permukaan cairan di dalam tangki.

3.              Sprayer Tiup

Sprayer tiup juga dikenal sebagai penyemprot konsentrat atau penyemprot kabut. Dikembangkan untuk pemberian pestisida dalam bentuk yang pekat. Penyemprot ini digunakan untuk penyemprotan kebun pohon buah-buahan yang luas, pohon peneduh yang besar, sayuran, serta tanaman budidaya tertentu lainnya.

4.              Sprayer Aerosol

Sprayer ini menyebarkan bahan semprotan dalam bentuk tetes-tetes yang sangat halus (diameter 1-50 mikron) yang bertahan di dalam udara dalam waktu yang cukup lama. Pembunuhan serangga dengan alat ini bergantung pada tersentuhnya oleh insektisida di udara karena lazimnya tidak ada atau sangat kecilnya pengaruh aksi-aksi bahan kimia. Alat ini digunakan untuk pengendalian sementara nyamuk dewasa, lalat, dan serangga lain sejenisnya.

Alat penyemprot hama dan penyakit. Sprayer berfungsi untuk memecah zat cair menjadi partikel- partikel kecil dengan ukuran yang efektif dan menyebarnya secara merata pada permukaan atau ruangan yang akan dilindungi, dan mengatur jumlah pestisida/insektisida untuk mencegah penggunaan yang berlebihan yang akan merusak atau terbuang (Daywin,1977). Beberapa metoda pemecahan cairan antara lain :

1)        Tekanan cairan (hydraulic atomization) : Cairan dipompa ke nozzle secara langsung

2)        Arus udara (gas atomization) : Cairan dialirkan pada suartu arus udara (dengan hembusan yang kuat), sehingga menghasilkan semprotan udara yang mengandung butiran cairan

3)        Sentrifusi (centrifugal atomization) : Cairan dialirkan ke suatu alat  sentrifusi sehingga terpecah menjadi butiran halus

          Sedangkan menurut tekanan yang digunakan, sprayer dapat digolongkan sebagai berikut (Purwadi, 1999) :

a.          Tekanan rendah

b.         Tekanan 20 – 30 kg/cm2

c.          Tekanan 30 – 40 kg/cm2

d.        Tekanan 40 – 50 kg/cm2             

Mist blower yang merupakan salah satu tipe sprayer adalah alat yang bisa membentuk partikel-partikel sangat kecil dari suatu campuran insektisida dan fungisida berkonsentrasi tinggi serta mendispersikannya ke dalam suatu arus udara kecepatan tinggi. Bahan yang dipakai berupa larutan atau suspensi. Sprayer adalah salah satu dari penggunaan mesin secara umum untuk bahan kimia cair untuk pengendalian gulma dan serangga. Pupuk cair juga dapat menggunakan sprayer. Tipe dari penyemprotan pertanian digolongkan berdasarkan tujuan pemakaian, penggunaan bahan kimia, dan tekanan dari sprayer.

Didasarkan atas konstruksinya, mist blower dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Ciptohadijoyo, 2003) :

a.          Sistem pompa (mist pump), dengan tekanan pompa sentrifugal kecil cairan yang disalurkan pada selang ke ujung (kepala) penghembus menjadi jauh lebih besar. Dengan demikian sistem ini membutuhkan alat pengatur tekanan lagi yang umumnya berupa sekrup penyetel dan diperlukan pula adanya pelimpahan kembali untuk mengatur cairan yang berlebihan ke tangki, sehingga konstruksi menjadi lebih rumit.

b.         Sistem tekanan udara (air pressure), tekanan udara dipergunakan untuk menekan cairan di dalam tangki, sehingga cairan dapat mengalir melalui selang ke ujung (kepala) penghembus dengan kecepatan aliran yang relatif rendah. Konstruksi sederhana serta pemeliharaannya lebih mudah. Sistem ini termasuk model baru yang banyak diproduksi dewasa ini.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan nozzle : Tipe pekerjaan penyemprotan, yaitu padang penggembalaan penyemprotan gulma, insektisida, dan lain-lain, jumlah larutan semprotan total yang harus diberikan per akre untuk tiap penyemprotan, jarak antar larikan dan jumlah nozzle yang digunakan per larik, jika penyemprotan harus dilakukan terhadap tanaman larikan, jarak antar nozzle semprot jika keseluruhan areal, seperti dalam pekerjaan di lahan penggembalaan harus disemprot, tipe pola semprotan yang diinginkan, seperti tipe kipas atau kerucut, perkiraan kecepatan yang harus ditempuh, dan perkiraan tekanan yang harus digunakan. (Smith, 1955):

Kaliberasi adalah usaha untuk menentukan atau memperbaiki pada ukuran yang sesuai. Dalam hal ini kalibrasi berhubungan dengan penggunaan volume bahan kimia yang akan disemprotkan persatuan luas, sesuai yang diinginkan. Kalibrasi ini bisa dilakukan dengan cara laboratorium atau dengan efektif di lapangan (Purwadi, 1999).

Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya.Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan penyemprotan yang gunanya adalah menghindari pemborosan herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanman akibat pemupukan herbisida dan memperkecil pencemaran lingkungan.

          Agar dapat diperoleh persyaratan agroteknis yang diperlukan sebelum sprayer dipergunakan, perlu dilakukan kegiatan kaliberasi. Kaliberasi dapat dilakukan secara laboratoris maupun secara aktual di lapangan. Perhitungan untuk menentukan barapa jumlah bahan kimia yang diperlukan dalam satuan liter/menit (Ciptohadijoyo, 2003) :

q = bahan kimia yang diperlukan, lt/menit lewat l nozzle

v = kecepatan kerja, km/jam

B = lebar kerja efektif, m

N = jumlah larutan bahan kimia, lt/ha

Kalau penghasilan cairan untuk setiap waktu tidak sama seperti pada hand sprayer tipe knapsack maupun pada sprayer bertekanan udara dimana tekanan udara tidak dapat dibuat tetap, besarnya q diperhitungkan :

dimana  : faktor penghasilan nozzle 0,50 – 0,70.

Kalau nozzlenya ganda atau jumlahnya lebih dari satu dipasang pada suatu batang, maka besarnya penghasilan :

              q = Penghasilan total x jarak tiap nozzle

                                    panjang lengan

 
0

Acara 3 Pengenalan Dasar Alat & Mesin Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman Dan Kaliberasi Sprayer: BAB I PENDAHULUAN

Posted by andi telaumbanua on Jan 8, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN

(TPT 2028)

ACARA III

PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT TANAMAN DAN KALIBERASI SPRAYER

DISUSUN OLEH :

NAMA             : ANDI SAPUTRA TELAUMBANUA

NIM                 : 17/413930/TP/11872

GOLONGAN : SENIN B

CO. ASS          : 1. WIN PRIBADI

                           2. M. SOLEH HIDAYAT

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018

BAB I

PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang

Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Kegiatan pertanian meliputi berbagai macam proses mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pemanenan serta yang tidak kalah penting adalah pembasmian/pengendalian hama. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total.

Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya: Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar. Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas.

Hama-hama pertanian seperti serangga umumnya memerlukan perlakuan khusus dalam penanganannya yaitu dengan cara disemprot dengan cairan kimia baik itu sintetis atau alami. Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Penyemprotan tersebut lazim menggunakan alat mekanis (sprayer). Yang dimaksud dengan alat mekanis dalam pertanian adalah semua peralatan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor listrik, angin, air, dan dapat diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisir, dan mengatur semua operasi dalam usaha pertanian.  

                Pada praktikum kali ini dipelajari tentang alat dan mesin pengendali hama yaitu sprayer dengan berbagai macam tipe dimana perbedaan tiap jenis sprayer dapat dilihat dari cara kerja noselnya. Pada bidang teknik pertanian dan biosistem (TPB) pengenalan alat dan mesin pengendalian hama dan penyakit tanaman dan kaliberasi sprayer sangatlah penting, misalnya untuk menentukan volume dari cairan kimia agar dapat tepat/tidak kekurangan dan tidak berlebihan dalam pemakaian dilapangan pada luasan tertentu serta dapat menguji serta mengevaluasi kinerja dari sprayer agar kapasitas kerjanya tetap terjaga. Oleh karena itu, dilakukan praktikum pengenalan alat dan mesin pengendalian hama dan penyakit tanaman dan kaliberasi sprayer, agar praktikan dapat mengetahui persyaratan agroteknis yang diperlukan serta mempelajari cara pengaturan bagian-bagiannya dan prinsip kerjanya sprayer dan mist blower.

B.      Tujuan

Praktikum pengenalan alat dan mesin pengendalian hama dan penyakit tanaman dan kaliberasi sprayer ini bertujuan untuk; untuk mendapatkan persyaratan agroteknis yang diperlukan serta mempelajari cara pengaturan bagian-bagian dan prinsip kerja sprayer  dan mist blower dalam kaitannya dengan penggunaan sprayer dan mist blower tersebut untuk melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan dosis penggunaan obat-obatan yang tertentu, yang diberikan dalam konsentrasi larutan yang tertentu pula, yang diberikan dalam bentuk larutan cairan maupun dalam bentuk bubuk (powder).

C.    Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah, praktikan dapat mengenal jenis-jenis, bagian-bagian dan cara kerja alat pengendali hama yaitu sprayer dan mist blower. Praktikan diharapkan pula dapat menghitung kaliberasi sprayer dalam rangka menentukan lebar kerja sprayer dan dosis penggunaan obat yang tepat untuk suatu luasan tertentu, serta agar dapat diaplikasikan setelah lulus nanti.

 
0

ACARA II PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER : BAB VI PENUTUP & DAFTAR PUSTAKA

Posted by andi telaumbanua on Jan 6, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB VI

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum dan pembahasan serta analisa data yang telah dilakukan  diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  1. Spesifikasi dari seeder yaitu : Mereknya: Agrostroi, tipenya: Trailing dengan No. Seri: 16SLN150. Negara pembuatnya: Chekoslovakia, jenis mesin penanamnya: drill seedling, jenis alat pengeluaran benihnya: horizontal feet, rotor matering devices, jenis tabung penyalurnya: tabung spiral, jenis alat pembuat alurnya: disk, jenis alat penutup benihnya: drag chain, jenis benih yang ditanam: biji-bijian, panjangnya (cm): 295 cm, lebar (cm) : 147 cm, tinggi (cm): 135 cm, ukuran Diameter roda mesin penanamnya : 71 cm, jarak tanamnya: 29 cm, dan lebar kerjanya: 208 cm
  2. Fungsi Seeder yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman,   jumlah  tertentu  dan  seragam,  dan  pada  sebagian  besar  alat penanam menutup dengan tanah kembali.
  3. Mekanisme kerja seeder adalah pembuka alur tipe piringan ganda (double disk) membuat alur di lahan yang akan ditanami, kemudian benih dijatuhkan dari bagian penakar benih tipe inclined disk. Penakar benih berbentuk piringan pipih yang pada sekeliling tepinya terdapat lubang-lubang berdiameter sama dengan biji yang akan ditanam.  Saat penakar benih berputar, lubang-lubang tersebut akan terisi biji-bijian yang terdapat di atas piringan penakar benih. Benih akan jatuh melalui lubang penyalur benih. Piringan penakar benih berputar saat roda penggerak yang ada di bagian belakang bergerak, benih jatuh ke alur dan ditutup oleh seed covering device
  4. Hasil analisis kaliberasi seeder dengan anova satu arah yaitu : F hitung < F tabel, maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, vasiasi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap seed tube
  5. Hasil analisis kaliberasi seeder dengan anova dua arah yaitu :
  • F hitung 1 < F tabel 1 , maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, vasiasi bukaan SMD tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih masing-masing tube
  • F hitung 2 < F tabel 2 , maka : Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, jumlah ulangan tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing tube,
  • F hitung  3 > F tabel 3 , maka : Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi, tidak ada interaksi antara variasi bukaan dan ulangan terhadap pengeluaran benih pada masing – masing tube
  1. Kecepatan penanaman pada bukaan SMD 1/3 yaitu: , , . Jumlah benih pada bukaan SMD 1/3 yaitu : , ,
  2. Rice transplanter adalah  jenis mesin penanam  padi yang dipergunakan untuk menanam  bibit padi yang telah disemaikan  pada areal khusus  dengan umur tertentu,  pada areal tanah sawah  kondisi  siap tanam.
  3. Pembuatan bibit padi dengan sistem dapog yaitu : Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm. Benih ini disemai di dalam ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar matahari selama dua hari hingg berwarna hijau merata. Setelah itu bibit dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang diinginkan.
  4. Kalibrasi seeder adalah menghitung/ mengukur kebutuhan biji untuk luasan areal tertentu.

 

  1. Saran

Praktikumnya telah berjalan dengan baik, kedepannya kaliberasi dan pengenalan alat seeder-nya langsung dilapangan saja dan dipraktekan langsung pada lahan dengan luasan tertentu, agar praktikan bisa melihat langsung mekanisme kerja dari seeder sehingga lebih memahami. Laporannya dalam bentuk file saja agar menghemat kertas, uang praktikan, dan mendukung kelestarian alam (1000 lembar kertas yang digunakan setara dengan 1 pohon ditebang, jika sebuah organisasi terdiri dari 100 orang dapat menghemat 3 lembar kertas setiap hari, maka dalam setahun ada 156 batang pohon yang dapat diselamatkan).

 

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, B.P., 2018. Analisis Kelayakan Finansial Unit Usaha Jasa Mesin Penanam Padi (Rice Transplanter) Di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2013. Buku Panduan Penggunaan Transplanter Jajar Legowo 2 : 1. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Bainer, R.A. 1960. Principles of Farm Machinery. John Wiley and Sons, Inc, New York.

Budiman, D.A. 2016. Pengujian dan Evaluasi Alat Tanam Benih Langsung Model Paddy Seeder Tipe Drum 12 Baris Sistem Ditarik Tangan untuk Lahan Sawah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian. Politeknik Negeri Lampung 08 September 2016. Halaman 299-307.

Kadirman. 2017. Mengoperasikan Alat Mesin Budidaya Tanaman,Pemeliharaan Tanaman, Dan Pasca Panen. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.

Rachmawati, A. 2013.Pengenalan Alat Penanaman. Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.

Sembiring,  E. N., W. Hermawan,  I. N. Suastawa,  Radite  PAS. 2000. Rancang Bangun Alat Tanam dan Pemupuk Kedelai. Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanaian, Departemen Teknik Pertanian, IPB Bogor.

Smith, H.P dan H.W. Lambert.  1990. Mesin dan Peralatan  Usaha Tani, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Syafri, E. 2010. Disain Mesin Penanam Jagung Terintegrasi dengan Penggerak Traktor Roda Dua. Tesis. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Umar, S., Hidayat, A.R., Pangaribuan, S. 2017. Pengujian Mesin Tanam Padi Sistim Jajar  Legowo    (Jarwo  Transplanter)  Di  Lahan  Rawa  Pasang  Surut.  Jurnal Teknik Pertanian Lampung 6(1) : 66-67.

 

 

 

Copyright © 2024 All rights reserved. Theme by Laptop Geek.