0

Acara 5 Pengenalan Dasar Dan Latihan Pengendalian Traktor : Bab 2 Tinjauan Pustaka

Posted by andi telaumbanua on Jan 14, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jenis Traktor Pertanian

Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan  traksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. implemen pertanian umumnya digerakkan dengan menggunakan  kendaraan  traktor  ini,  ditarik  ataupun  didorong,  dan  menjadi  sumber utama mekanisasi pertanian. Traktor roda empat merupakan mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel, beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar dari baja) yang mempunyai tiga titik gandeng, berfungsi untuk menarik, menggerakkan, mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya penggerak (SNI 7416:2010).

Supli R (2013), dalam Kadirman ( 2017) Menyatakan bahwa di Inggris, Irlandia, Australia, India, Spanyol, Argentina, dan Jerman, kata “traktor” umumnya berarti “traktor pertanian”, dan penggunaan kata traktor yang merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang. Di Kanada dan Amerika Serikat, kata “traktor” juga berarti truk semi-trailer . Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti “menarik”. Ada juga yang mengatakan traktor merupakan gabungan dari kata traction motor, yaitu motor yang menarik. Awalnya dipakai untuk memberikan penjelasan “suatu mesin atau kendaraan yang menarik implemen, untuk menggantikan istilah “mesin penarik” (traction engine).

Mesin Traktor tangan terdapat  tiga bagian utama yaitu a.) Tenaga penggerak motor : jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel. Selain motor diesel, ada yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah atau kerosin. b.) Kerangka dan transmisi atau penerus tenaga traktor tangan : Fungsi kerangka adalah sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi, dan bagian traktor lainnya. Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun kondisi   motor  penggerak dihidupkan. Di samping kopling utama, terdapat dua kopling kemudi untuk menggerakkan traktor ke kanan atau ke kiri. Traktor tangan juga bisa bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu:, roda besi, roda apung atau roda sangkar/cage wheell. Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering. Pada pengamatan ini Mesin hand traktor menggunakan roda besi. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. c.) Tuas kendali; digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor (Saifoem, 2012).

            Bajak Singkal berfungsi untuk memotong, membalikkan, memecah tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan tanah pertama. Bajak singkal dirancang dalam beberapa bentuk untuk tujuan agar diperoleh kesesuaian antara kondisi tanah (basah dan kering) dengan tujuan pembajakan. Komponen utama pada bajak singkal ialah: a.) singkal (moldboard) berfungsi untuk mengangkat, menghancurkan dan membalik tanah yang telah dipotong oleh pisau bajak. Karena bentuknya yanng melengkung, pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang telah terpotong akan terangkat ke atas kemudian akan dibalik dan dilempar sesuai dengan arah pembalikan bajak. b.) Pisau bajak (share): untuk memotong tanah secara horisontal. c.) Mata bajak (point of share): memotong tanah dan mengarahkan lempengan tanah hasil pemotongan ke bagian moldboar d.) penstabil bajak (land side), berfungsi untuk mempertahankan gerakan maju bajak agar tetap lurus (Latiefuddin dan Musthofa, 2013).

Penggolongan traktor belum diperoleh keseragaman karena umumnya didasarkan menurut  selera  dan  kepentingan  masing-masing.  Klasifikasi  traktor  yang  digunakan terutama dalam bidang pertanian dapat didasarkan pada :

1.      Menurut besar tenaga/dayanya :

a)      Traktor Besar ( diatas 15 HP )

b)      Traktor Kecil ( lebih kecil atau sama dengan 15 HP )

2.      Menurut bahan bakar :

a)      Traktor  Diesel  (berbahan  bakar  solar),  sekarang  traktor  diesel  merupakan  jenis traktor yang paling banyak digunakan

b)      Traktor Bensin (berbahan bakar bensin), biasanya hanya untuk traktor dengan daya yang kecil, beroda satu atau beroda dua. Banyak digunakan untuk di kebun rumah tangga

3.      Menurut Jenis dan jumlah roda dan sistem traksinya serta putaran roda:

a)      Traktor Roda Ban

a.       Traktor dengan roda satu

b.      Traktor dengan roda dua

c.       Traktor dengan roda tiga (Roda depan terdiri dari satu roda atau dua roda yang dipasang secara berhimpitan dan roda belakang dua buah. Memungkinkan traktor dapat berbelok dengan radius yang kecil. Traktor ini cocok untuk pekerjaan penanaman, pemeliharaan tanaman atau panen)

d.      Traktor dengan roda empat

·         Satu gardan (Two Wheel Drive / dua roda penggerak)

·         Dobel gardan (Four Wheel Drive / empat roda penggerak)

b)      Traktor  Roda  Rantai  (crawler  tractor);  Traktor  ini  mempunyai  ground preassure (tekanan ke tanah) yang kecil, sehingga  kemungkinan traktor terbenam ke dalam tanah  kecil.  Ground  pressure  yang  kecil  diperoleh  dengan  memperlebar  track (luasan kontak roda dengan tanah).

c)      Traktor Beroda Kombinasi roda ban dan rantai.

d)     Traktor tanpa roda

Roda ban berfungsi untuk transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor.

4. Berdasarkan kegunaannya

a)      General purpose tractor/ Traktor umum (Traktor ini dirancang untuk melaksanakan pekerjaan yang bersifat umum)

b)      Special  purpose  tractor/  Traktor  khusus  (traktor  yang  dirancang  untuk melaksanakan  pekerjaan  yang  lebih  khusus.  Mudah  dirangkai  dengan  peralatan yang khusus).

(Mardinata dan Zulkifli, 2014).

2.2.   Bagian – Bagian Traktor tangan

            Pada traktor tangan, jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel. Selain motor diesel, ada yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah atau kerosin. Dengan menggunakan satu silinder, daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp. Pada kerangka dipasang motor penggerak dengan empat buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju mundur. Tujuannya adalah untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Engkol digunakan untuk menghidupkan motor diesel, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter (Mifflin, 2000).

            Fungsi kerangka adalah sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi, dan bagian traktor lainnya. Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang.
 Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan v-belt ke kopling utama untuk diteruskan ke gigi persneleng sehingga menggerakkan poros roda dan poros PTO (Mardinata dan Zulkifli, 2014).

Gigi persneling juga berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Kemudian, tenaga disalurkan ke mesin rotary. Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun kondisi   motor  penggerak dihidupkan. Di samping kopling utama, terdapat dua kopling kemudi untuk menggerakkan traktor ke kanan atau ke kiri. Traktor tangan juga bisa bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda.

            Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu: roda ban, roda besi, roda apung atau roda sangkar/cage wheell. Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Ukuran roda disesuaikan dengan  spesifikasitraktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor (Mardinata dan Zulkifli, 2014).

2.3. Tuas Kendali

·                 Tuas kendali digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Traktor tangan memiliki banyak tuas kendali untuk mempermudah pekerjaan. Akibatnya, traktor menjadi lebih berat dan harganya lebih mahal. Oleh karena itu, sekarang banyak diproduksi traktor yang dilengkapi hanya dengan beberapa tuas kendali agar lebih ringan dengan harga yang lebih murah. Namun, kemampuan traktor jadinya juga terbatas (Kadirman, 2017).

      Tuas kendali dibedakan atas:

  1. Tuas perneling utama traktor tangan
  2. Tuas persneleng cepat lambat traktor tangan
  3. Tuas kopling utama traktor tangan
  4. Tuas persneleng mesin rotary traktor tangan
  5. Tuas persneleng kemudi
  6. Stang kemudi dan kemudi pembantu
  7. Tuas gas traktor tangan
  8. Tombol lampu dan bel traktor tangan
  9. Tuas penyangga depan

Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor roda dua ada banyak tuas kendali. Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi lebih berat, dan harganya lebih mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali. Tujuannya agar traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah. Meskipun kemampuan traktor menjadi terbatas. Tuas kendali yang sering ada pada traktor roda dua adalah sebagai berikut:

1)   Tuas persneleng utama

Tuas persneleng utama berfungsi untuk memindah susunan gigi pada persneleng, sehingga  perbandingan  kecepatan  putar  poros  motor  penggerak  dan  poros  roda dapat diatur.Traktor roda dua yang lengkap biasanya mempunyai 6 kecepatan maju dan 2 kecepatan mundur. Kecepatan ini dapat dipilih  sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Sebagai patokan awal dapat digunakan sebagai berikut:

a)       Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary

b)      Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/piringan c)   Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang

c)       Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa

d)      Kecepatan lima dan enam untuk menarik trailer/gerobak

e)       Mundur satu digunakan pada saat operator berjalan

f)       Mundur dua digunakan pada saat operator naik di trailer/gerobak

(Kadirman, 2017).

Gambar 2.1. Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary

Gambar 2.2. Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/ piringan

Gambar 2.3. Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang

Gambar 2.4. Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa

Gambar 2.5. Kecepatan lima dan enam untuk menarik traler/gerobak

2)   Tuas persneleng cepat lambat

Tuas  ini  tidak  selalu  ada.  Apabila  tuas  persneleng  utama  hanya  terdiri  dari 3 kecepatan maju dan 1 kecepatan mundur, biasanya traktor roda dua dilengkapi dengan tuas persneleng cepat lambat. Fungsi persneleng ini untuk memisahkan antara pekerjaan mengolah tanah dengan pekerjaan transportasi (berjalan dan menarik trailer/gerobak). Dengan adanya tuas cepat lambat, kemungkinan salah dalam memilih posisi persneleng bisa dikurangi (Kadirman, 2017).

Gambar 2.6. Tuas Persneleng Utama

3)   Tuas kopling utama

Tuas kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas pada posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke   gigi persneleng. Sebaliknya apabila ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama (Kadirman, 2017).

Gambar 2.7. Tuas Kopling Utama

4)   Tuas persneleng mesin rotary

Tuas persneleng mesin rotary berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO. Biasanya ada dua macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil pengolahan yang diharapkan halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas persneleng mesin rotary pada posisi cepat. Begitu juga sebaliknya. (Kecepatan putar  pisau  rotary  dapat  juga  diatur dari posisi pemasangan rantai penghubung) (Kadirman, 2017).

Gambar 2.8. Tuas Persneleng

5)   Tuas persneleng kemudi

Ada dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor roda dua, masing-masing ada di sebelah kanan dan kiri. Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan kiri). Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan (Kadirman, 2017).

Gambar 2.9. Tuas Persneleng Kemudi

6)   Stang kemudi dan kemudi pembantu

Stang kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator. Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan traktor. Meskipun sudah ada tuas kopling kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi. Stang kemudi juga digunakan untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian. Kemudi pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor, sehingga hasil pengolahan tanah bisa lebih dalam (Kadirman, 2017).

Gambar 2.10. stang kemudi dan kemudi bantu

7)   Tuas gas

Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila posisinya ditempatkan pada posisi “STOP”.

Gambar 2.11. Tuas Gas

8)   Tombol lampu dan bel

Kadang-kadang traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan penerangan.Tombol bel  diperlukan apabila traktor dijalankan di jalan raya. Dengan adanya tombol lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan kumparan sebagai sumber arus listrik.

Gambar 2.12. Tombol Lampu dan Bel

9)   Tuas penyangga depan

Tuas  ini  dihubungkan  dengan  penyangga  depan.  Tuas  ini  akan  menggerakkan penyangga depan. Apabila tuas didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor roda dua hanya mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal operator),  maka  untuk  menegakkan traktor diperlukan penyangga (Kadirman, 2017).

Gambar 2.13. Tuas Penyangga Depan

Gambar  2.14. Bagan sisi samping kanan traktor roda empat

Gambar 2.15. Bagan sisi samping kiri traktor roda empat

Traktor roda empat mempunyai kisaran daya motor penggerak yang besar. Traktor yang biasa digunakan di taman/kebun mempunyai daya sekitar 11 kW (15 hp). Traktor ini di pasaran biasa disebut traktor mini atau traktor kebun. Traktor raksasa yang biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp). Namun begitu, biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan  mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 – 80 hp) (Al Farisi, 2012).

2.4. Pengendalaian Traktor

a.   Menghidupkan Traktor Roda Empat

Sebagian  besar,  traktor  roda  empat  menggunakan  motor  diesel  sebagai tenaga penggerak dan dihidupkan dengan motor stater. Sebelum traktor dihidupkan, harus diperiksa terlebih dahulu, sehingga traktor siap untuk dioperasikan.  Kran  bahan  bakar  dalam  posisi  “OPEN” (Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).

Langkah menghidupkan traktor adalah sebagai berikut:

1)      Naik ke traktor dengan posisi maju, karena sekalian melihat bagian pengendali. Hati-hati tidak boleh menyentuh bagian pengendali, baik tangan maupun kaki.

2)      Duduklah  yang  baik  di  tempat  duduk,  pastikan  seluruh  alat kendali/kontrol terjangkau, karena seluruh anggota badan, diperlukan untuk mengendalikan traktor. Pastikan juga seluruh indikator juga terlihat dengan jelas (tidak terhalang). Posisi tempat duduk bisa disetel.

3)      Semua  saklar  diposisikan  “OFF”,  untuk  menghemat  strom  accu  pada saat kunci kontak pada posisi “ON

4)      Semua tuas dan pedal netral. Sehingga pada saat traktor dihidupkan, seluruh peralatan traktor tidak berjalan.

5)      Masukkan  kunci  kontak  dan  putar ke kanan ke arah “ON

6)      Lihat,    apakah    lampu    indikator pengisian accu dan indikator sirkulasi oli pelumas menyala

7)      Putar kunci kontak ke  kiri ke arah “PREHEAT” selama kurang lebih 10 

or 

–  20  detik.  Atau  sampai  indikat pemanas   mesin   berpijar,   sebagai tanda     ruang  pembakaran  sudah cukup panas. Dengan panasnya ruang pembakaran,  akan  mempermudah terjadinya proses pembakaran.

8)      Injak penuh pedal kopling, untuk menjaga agar traktor tidak berjalan pada saat distater.

9)      Geser tuas gas pada posisi “START”atau gas tinggi

10)  Putar kunci kontak ke kanan penuh ke  arah “START”,  sehingga motor stater akan memutar motor penggerak.

11)  Setelah      motor      hidup,      segera lepaskan kunci kontak,   sehingga kunci kontak secara otomatis kembali ke posisi “ON”. Untuk mematikan motor stater.

12)  Setelah      motor      hidup,      lampu indikator pengisian accu dan indikator  sirkulasi  oli  pelumas mati.

13)  Kecilkan posisi gas ke idle

14)  Lepaskan pedal kopling pelan-pelan

(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).

b. Hal-hal  yang  perlu  diperhatikan  pada  saat  menghidupkan  traktor  roda empat

1.      Pada traktor yang masih menggunakan tuas dekompresi maka pada saat accu lemah, sebelum memutar kunci kontak ke kanan, ke posisi “START”, tarik tuas dekompresi,  sehingga putaran motor lebih ringan. Setelah motor berputar dengan cepat selama 3–5 detik, doronglah tombol dekompresi, untuk menghasilkan tekanan kembali

2.      Bila  motor  tidak  hidup  selama  10 detik, putarlah kunci kontak pada posisi “ON” kembali. Tunggu sekitar 20     detik     untuk     mendinginkan motor stater. Ulangi langkah menghidupkan. Melakukan stater yang terlalu lama akan merusak motor stater.

3.      Biarkan  motor  berputar  tanpa  beban  (idle)  selama     beberapa  saat.  Jangan memberikan beban berat begitu motor hidup

4.      Untuk menjaga keamanan, jangan menghidupkan traktor di dalam ruangan yang sirkulasi udaranya kurang baik.

(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).

c.   Mematikan traktor roda empat

1.      Lepaskan  beban  motor  (Apabila traktor baru dioperasikan)

1)      Kecilkan   gas   pada   posisi   “idle” atau  stasioner,  sehingga  putaran mesin akan pelan, selama 1 menit.

d.  Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat mematikan traktor roda empat

1.      Tuas atau pedal gGas tidak perlu dinaik-turunkan sebelum dimatikan

2.      Jangan tergesa-gesa dalam mematikan motor

3.      Tidak boleh mematikan traktor dengan tuas dekompresi

4.      Sebelum meninggalkan traktor, semua tuas dalam kondisi netral

5.      Pada  saat  turun,  posisinya  mundur,  tidak  boleh  menyentuh  bagian pengendali.

(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).

e.   Pemeriksaan pada saat traktor dioperasikan

1.      Lampu indikator pengisian accu, sirkulasi oli pelumas dan temperatur air pendingin harus tetap mati, apabila hidup, hentikan traktor dan matikan motor

2.      Bunyi dan bau traktor yang tidak wajar. Apabila ada bunyi yang tidak wajar  dan  bau  barang  terbakar,  segera  matikan  traktor  dan  lacak sumbernya

3.       Tengok kondisi bahan bakar, jangan sampai kehabisan

4.      Warna gas buang. Bila knalpot mengeluarkan asap tebal atau kelabu, tanyakan pada teknisi perawatan atau guru pembimbing.

Menjalankan traktor di jalan

Menjalankan traktor di jalan, biasa digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu; Menjalankan traktor tanpa implemen, dan untuk alat transportasi. Menjalankan traktor dengan impplemen, biasa dilakukan dari garasi/bengkel ke lahan pertanian atau sebaliknya. Traktor disambung dengan trailer, berguna untuk mengangkut bahan, dalam hal ini termasuk juga untuk mengangkut implemen dari bengkel/garasi ke lahan.

Memulai menjalankan traktor roda empat

1.      Lakukan  langkah  menghidupkan traktor

2.      Posisi  gas  digeser  sedikit  lebih besar dari posisi idle.

3.      Tuas rem parkir dilepas

4.      Pedal kopling diinjak penuh

5.      Tuas persneleng cepat lambat dipindah ke  posisi  “cepat”  atau “lambat”

6.      Tuas persneleng utama dipindah ke posisi jalan (1,2,3 atau R).

7.      Pedal    kopling    utama    dilepas pelan-pelan   agar   traktor   tidak meloncat pada saat mulai jalan.

(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).

Menjalankan lurus ke depan

1)       Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat”

2)       Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi. Posisi ibu jari keluar.

3)       Mata memandang ke depan.

4)       Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai keinginan.

5)       Kedua kaki dipindah ke landasan, jangan di pedal gas, kopling atau rem.

6)       Jangan membelokkan stang kemudi

7)       Jangan memindah posisi gigi persneleng

Menghentikan traktor

1)  Gas dikecilkan pada posisi idle untuk mengurangi kecepatan

2)  Injak pedal kopling sehingga posisi transmisi terlepas

3)  Injak pedal rem, traktror akan berhenti.

4)  Persneleng utama dan persneleng cepat lambat dinetralkan.

Menjalankan lurus ke belakang.

a.       Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat”

b.      Badan diputar ke kiri atau ke kanan sedikit untuk melihat ke belakang.

c.       Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi

d.      Mata memandang ke belakang.

e.       Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai keinginan.

f.       Jangan membelokkan stang kemudi

g.      Jangan memindah posisi gigi persnele

Mengganti gigi persneleng

a.         Lakukan langkah menghentikan traktor

b.         Pindahkan posisi gigi persneleng sesuai kecepatan yang diinginkan.

c.         Mulai menjalankan traktor lagi.

Membelokkan traktor di jalan

a.       Gas dikecilkan sebelum traktor dibelokkan.

b.      Biarkan setengah badan traktor melewati belokan

c.       Putar stir kemudi ke kanan atau ke kiri

d.      Pada saat mulai membelok jangan terlalu ke tepi, karena untuk haluan

(Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenai kejuruan, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Al Farisi, Salman. 2012. Pengujian Kinerja Traktor Mini Dengan Kendali Nirkabel. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institur Pertanian Bogor : Bogor

[BSN]  Badan  Standarisasi  Nasional.  2010.  SNI  7416:2010.  Traktor  pertanian  roda  empat – Unjuk kerja dan cara uji.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan. 2013. Traktor Pertanian.                      Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.

Kadirman. 2017. Klasifikasi Traktor Dan Pengelompokan Traktor Roda Dua Dan              Roda Empat.            http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MOD           UL%202017/Alat%20Mesin%20Pertanian/BAB-IV-KLASIFIKASI-   TRAKTOR-DAN-PENGELOMPOKAN-TRAKTOR-RODA-DUA-DAN-          RODA-EMPAT.pdf . Diakses pada tanggal 03 Oktober 2018.

Latiefuddin,H. dan Musthofa L. 2013 .Uji Kinerja Berbagai Tipe Bajak Singkal     dan Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan Terhadap hasil Olah pada      Tanah Mediteran . Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 1(             3): 275 – 276.

Mardinata, Z. dan Zulkifli. 2014. Analisis Kapasitas Kerja Dan Kebutuhan Bahan             Bakar Traktor Tangan Berdasarkan Variasi Pola Pengolahan Tanah,             Kedalaman Pembajakan Dan Kecepatan Kerja. Jurnal Agritech 34(3): 355.

Mifflin, Houghton. 2000. The American Heritage Dictionary of the English Language (4th ed.). Boston and New York: Houghton Mifflin.

Saifoem. 2012. Traktor. http:// lecture.ub.ac.id/files/2012/01/AB3.pdf . Diakses     pada tanggal 03 Oktober 2018.

 
0

Acara 5 Pengenalan Dasar Dan Latihan Pengendalian Traktor : Bab 1 Pendahuluan

Posted by andi telaumbanua on Jan 14, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN

(TPT 2028)

ACARA V

PENGENALAN DASAR DAN LATIHAN PENGENDALIAN TRAKTOR

DISUSUN OLEH :

Nama               : Andi Saputra Telaumbanua

NIM                 : 17/413930/TP/11872

Golongan         : Senin

CO. ASS          : Alya Iqlima Zahra

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan  traksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. implemen pertanian umumnya digerakkan dengan menggunakan  kendaraan  traktor  ini,  ditarik  ataupun  didorong,  dan  menjadi  sumber utama mekanisasi pertanian. Traktor roda empat merupakan mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel, beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar dari baja) yang mempunyai tiga titik gandeng, berfungsi untuk menarik, menggerakkan, mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya penggerak (SNI 7416:2010).

Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaan alamnya yang melimpah. Salah satu kekayaan alam yang menjadi unggulan dari Indonesia adalah ketersediaan lahan subur dan letaknya di daerah tropis. Namun, sangat disayangkan penerapan alat dan mesin pada seluruh rantai produksi pertanian, belum diterapkan dengan baik. Hal ini, disebabkan karena masih kurangnya pemahaman para petani akan manfaat dari alat dan mesin pertanian, sekaligus cara pengoperasiannya. Penerapan teknologi alat dan mesin pertanian akan meningkatkan produktivitas hasil panen, mempercepat waktu produksi dan pengolahan tanah, dan pemanenan, serta memangkas biaya produksi dan tenaga.

Indonesia telah menargetkan sebauh visi menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Menjadi negara swasembada berbagai produk pertanian, juga menuju pertanian yang modern dan berkelanjutan. Demi, mencapai visi tersebut perlu perubahan berbagai elemen terkait. Salah satunya adalah perubahan dari penggunaan alat-alat tradisional menuju ke penggunaan alat dan mesin pertanian. Teknik pertanian dan Biosistem UGM, merupakan salah satu jurusan yang sangat berkaitan dangan alat dan mesin pertanian, demi mencapai visi tersebut, maka para mahasiswa dibekali pemahaman terhadap alat dan mesin pertanian. Oleh karena itu, dilakukan praktikum pengenalan dan latihan pengendalian traktor  agar para mahasiwa mengenal mengenai mesin pertanian ini, komponen dan fungsinya, serta dapat mengendalikan traktor.

B.     Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui bagian-bagian utama dari traktor dan mengetahui fungsi bagian-bagian tersebut dalam kaitannya untuk dapat menjalankan usaha pemeliharaan, perbaikan, dan penggunaan serta pengendalian traktor tersebut secara tepat.

C.    Manfaat

Manfaat dilakukannya praktikum ini untuk dapat mengetahui bagian-bagian utama dari traktor dan mengetahui fungsi bagian-bagian tersebut dalam kaitannya untuk dapat menjalankan usaha pemeliharaan, perbaikan, dan penggunaan serta pengendalian traktor tersebut secara tepat. Sehingga setelah lulus mempunyai komptensi tersebut dan dapat diterapkan di lingkungan kerja masing-masing, dan untuk mencapai visi dari kementan.

 
0

Acara 4 : Pengenalan Dasar Dan Identifikasi Alat & Mesin Pemanen : Bab 3 Metodologi & Bab 6 Penutup

Posted by andi telaumbanua on Jan 14, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB III

METODOLOGI

  1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:

  • Mesin reaper, digunakan untuk kegiatan pencatatan spesifikasi reaper dan pemahamanan fungsi dari komponen-komponenya.
  • Mini combine harvester digunakan untuk kegiatan pencatatan spesifikasi mini combine harvester dan pemahamanan fungsi dari komponen-komponenya.
  • Combine harvester, digunakan untuk kegiatan pencatatan spesifikasi combine harvester, pemahamanan fungsi dari komponen-komponenya. dan pelatihan pengendalian combine harvester.
  • Meteran, digunakan untuk mengukur ukuran  dimensi mesin reaper , mini combine harvester dan combine harvester.
  • Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:

  • form praktikum dan alat tulis, digunakan untuk mencatatat hasil pengamatan dari spesifikasi traktor.
  • Bahan bakar, sebagai sumber energi penggerak motor bakar dari combine harvester.
  • Cara Kerja

Praktikum Pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin pemanen ini dilaksanakan dengan cara:

  1. Cara kerja untuk spesifikasi dari mesin reaper

Bagian-bagian dari mesin reaper diamati sambil penjelasan dari asisten praktikum didengarkan. Penjelasan mengenai bagian-bagian reaper dan fungsinya dicatat dalam form yang telah disediakan. Kemudian, mesin reaper diukur dimensinya menggunakan meteran, hasilnya dicatat dalam form praktikum.

  • Cara kerja untuk spesifikasi dari mini combine harvester

Bagian-bagian dari mini combine harvester diamati sambil penjelasan dari asisten praktikum didengarkan. Penjelasan mengenai bagian-bagian mini combine harvester dan fungsinya dicatat dalam form yang telah disediakan. Kemudian, mini combine harvester diukur dimensinya menggunakan meteran, hasilnya dicatat dalam form praktikum.

  • Cara kerja untuk spesifikasi dari combine harvester

Bagian-bagian dari combine harvester diamati sambil penjelasan dari asisten praktikum didengarkan. Penjelasan mengenai bagian-bagian combine harvester dan fungsinya dicatat dalam form yang telah disediakan. Kemudian, combine harvester diukur dimensinya menggunakan meteran, hasilnya dicatat dalam form praktikum.

  • Cara pengoperasian combine harvester

Combine harvester dihidupkan dengan sistem starter yang menggunakan arus dc. Kunci kontak diputar kekiri untuk pemanasan busi pijar, dan tunggu hingga lampu padam. Kemudian langsung diputar kekanan untuk on dan start dimulai, untuk memajukan dan memundurkan combine harvester dilakukan jika mesin penggeraknya hidup, dimasukkan gigi versenling 1, 2, 3 untuk maju dan R untuk mundur. K

BAB VI

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum pengenalan dasar dan identifikasi alat dan mesin pemanen ini yaitua;

  1. Panen padi adalah semua proses kegiatan yang dilakukan di lahan (On Farm), sedangkan pascapanen padi adalah semua proses kegiatan yang dilakukan di luar lahan  (Off Farm). Proses pemanen meliputi : Pemotongan > pengumpanan > perontokan > pemisahan > pembersihan
  2. Pemanenan tradisional : Pemotongan (ani-ani atau sabit) > pengumpanan (tenaga manusia) > perontokan ( diiles, dipukul) > pemisahaan (diaraki) > pembersihan (ditampi) > pengeringan > penyimpanan (lumbung) > Pemberasan (lesung). Pemanenan mekanis : Pemotongan (reaper) > pengumpanan (conveyor) > perontokan ( thresher) > pemisahaan (separotor) > pembersihan (blower) >  pengeringan (batch dryer) > penggilingan (Husker) > penyimpanan (gudang)
  • Mesin reaper ; mengait > memotong. Tinggi tanaman minimal 70cm, dengan sudut tegak , dayanya 3-5 HP/1800-2000 rpm. saat mesin berjalan, gathering lever akan mengumpulkan padi, padi dipotong oleh circular saw, kemudian batang padi yang telah dipotong dikumpulkan dan ditahan oleh base holder dan horder lever, setelah penuh ( 3 kali putaran) akan dilemparkan oleh strawdroping lever.
  • Mini combine harvester : memotong > mengumpan > merontok > memisah > membersihkan > pengarung . Tipe motornya diesel, 4 langkah. Prinsip kerjanya yaitu :  Tanaman padi disisir oleh revolving real, dipotong dengan cutting bar, lalu batang mengumpul di auger drum, lalu dibawa ke feeding elevator menuju thresher untuk dirontokkan, lalu ke cleaning elevator. Cleaning elevator akan membawa gabah ke cleaning unit. Di cleaning unit ada blower yang menghembuskan udara sehingga gabah kosong dan gabah isi terpisah.
  • Saran

Sebaiknya laporan dalam bentuk file saja, agar tidak boros dalam penggunaan kertas, sehingga hemat dan tidak mencemari lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Bastuti T.P. dan  Sri H.S. 2017. Dampak Penggunaan Alat Mesin Panen     Terhadap Kelembagaan Usaha Tani Padi. Jurnal  Analisis Kebijakan                   Pertanian 16(1): 74-75. 

Badan Litbang Pertanian. 2013. Panen dan pasca panen padi .         http://www.litbang.pertanian .go.id/download/one/377/file/PANEN-DAN-           PASCA-PANEN-PADI.pdf . Diakses pada tanggal 18 Oktober 2018.

Idawanni. 2017. Teknologi penanganan pasca panen padi     http://nad.litbang.pertanian .go.id/ind/images/dokumen/Rekomtek/17-     pascapanen.pdf.. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2018.

Ketut, D.S. 2012. Teknologi panen dan pascapanen padi: kendala adopsi dan         kebijakan strategi pengembangan. Jurnal analisis kebijakan pertanian      10(4): 335-337.

Murti, H. 2017. Analisis Kelayakan Finansial Unit Usaha Mesin Pemanen Padi      (Combine Harvester) Di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung      Tengah. Skripsi.  Universitas Lampung Bandar Lampung.

[PSEKP] Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 2015. Mekanisasi            Qpertanian dan perspektif ekonomi dan kesejahteraan petani.  Laporan Analisis Kebijakan. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan        Pertanian.

Purwadaria, H.K.  1996. Pengantar Studi Pengembangan Mesin Pemanen Padi      Tipe Sisir. Makalah pada Seminar Pengembangan Mesin Pemanen        Padi Tipe Sisir.

Sulistiadji, K. 2007. Buku alat dan mesin panen padi di Indonesia. http://meka      nisasi. litbang.pertanian.go.id/ind/phocadownload/Artikel/Buku_alat_d     an_mesin _panen_padi_di_indonesia.pdf .  Diakses pada tanggal 18         Oktober 2018.

Tado, C.J.M., H.D.Kutzbach,  P.Wacker,  dan  D.C.  Sumunistrado.2000.             Optimizing  the Performance of the Stripper   Rotor in Rice,             Agricultural  mechanization Bulletin, Vol VII N0.1 2000. Univ.of             Philippines, Los Banos.

 
0

Acara 4 : Pengenalan Dasar Dan Identifikasi Alat & Mesin Pemanen : Bab 4 Hasil Pengamatan Dan Analisa Data

Posted by andi telaumbanua on Jan 13, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

A.                Spesifikasi Mesin Pemotong Padi (Reaper)

1.      Mesin Reaper

a.       Nama                                            : Pemanen padi ( reaper)

b.      Merek                                           : Mametora

c.       Model/tipe                                    : UK 13 / dorong

d.      Nomor seri                                    : WUK 20004

e.       Negara pembuat                           : Jepang

f.       Tahun pembuatan                         : –

g.      Ukuran

–        Panjang                  (cm)       : 253         

–        Lebar                      (cm)       : 97

–        Tinggi                     (cm)       : 88

–        Berat                      (kg)        : –

–        Lebar pemotongan (cm)       : –

2.      Macam tanaman yang dapat dipanen      : Padi, Gandum

3.      Syarat kondisi tanaman yang dipanen

a.       Tinggi tanaman                             : minimal 70 cm

b.      Sudut tegak                                  ; 

c.       Cara tanam                                   : tarikan

4.      Kecepatan

a.       Jumlah versneling                         : 4 maju, 2 mundur

b.      Kecepatan di atas jalan (m/dt)     : –

c.       Cara Tanam                                  : –

5.      Motor Penggerak

a.       Tipe                                              : –

1)      Karburator / diesel                    : Karburator

2)      Langkah                                    : 2

3)      Jumlah slinder                           : 1

4)      Tipe pendingin                          : Udara luar

b.      Merek / model                              : Mametora / UK 13

c.       Daya / rpm                                    : 3 – 5 HP / 1800 – 2000 rpm

d.      Bahan bakar                                 : Bensin

6.      Roda

a.       Jumlah                                          : 2

b.      Tipe                                              : Karet

c.       Diameter                                       : 42

d.      Tebal                                             : 10

e.       Jarak renggang roda                     : 65

f.       Pengaturan                                   : –

7.      Transmisi : Utama                  gerak maju                  gerak memotong

a.       Mekanisme Kopling                     : –

b.      Model                                           : –

c.       Sistem kontrol                              : –

8.      Marker

a.       Tipe                                              : –

b.      Jumlah                                          : –

c.       Pengaturan                                   : –

9.      Pengairan                                            : –

10.  Mekanisme Pemanenan    : saat mesin berjalan, gathering lever akan mengumpulkan padi, padi dipotong oleh circular saw, kemudian batang padi yang telah dipotong dikumpulkan dan ditahan oleh base holder dan horder lever, setelah penuh ( 3 kali putaran) akan dilemparkan oleh strawdroping lever.

11.  Gambar dan bagian – bagian reaper

Keterangan:

1.      Pulley, berfungsi : meneruskan putaran mesin ke alat pemanen dan mengatur kecepatan pemotongan

2.      Straw disposing lever, berfungsi : Melemparkan batang padi ke samping

3.      Hader lever, berfungsi : sebagai batang  penahan base holder

4.      Base holder, berfungsi : sebagai tempat menahan padi yang sudah dipotong

5.      Guide  rode, berfungsi : memandu operator saat menyalakan mesin

6.      Disposing arm, berfungsi : mendorong straw disposing lever

7.      Tension pulley, berfungsi : mengatur tekanan pada pulley

8.      Main belt, berfungsi : penghubung antara pulley atau meneruskan putaran pulley

9.      Gathering lever, berfungsi : mengumpulkan batang padi sebelum dipotong

10.  Circular straw, berfungsi : untuk memotong padi

B.     Spesifikasi mesin pemanen Mini Combine Harvester

12.  Mesin mini combine harvester

a.       Nama                                      : Mini Combine Harvester

b.      Merek                                     : Quick

c.       Model/tipe                              : H – 140 – R / Riding

d.      Nomor seri                             : C 5006530

e.       Negara pembuat                     : Indonesia

f.       Tahun pembuatan                   : –

g.      Ukuran

–        Panjang                  (cm)     : 370

–        Lebar                      (cm)     : 170

–        Tinggi                     (cm)     : 197

–        Berat                      (kg)     : 1273

–        Lebar pemotongan (cm)     : 9

13.  Macam tanaman yang dapat dipanen      : padi

14.  Syarat kondisi tanaman yang dipanen    

a.       Tinggi tanaman                      : –

b.      Sudut tegak                            : –

c.       Cara tanam                             : –

15.  Kecepatan

a.       Jumlah versneling                     : 3 maju ( 2 pemanen, 1 transportasi) dan 1   mundur

b.      Kecepatan di atas jalan (m/dt)  : –

c.       Kecatan kerja                            : 6-7 jaam / ha

16.  Motor Penggerak

a.       Tipe

–        Karburator / diesel                 : Diesel

–        Langkah                                 : 4 langkah

–        Jumlah slinder                        : 1 slinder

–        Tipe pendingin                       : air dengan radiator

b.      Merek / model                        : Kubota / RD 140 DI 2T

c.       Daya / rpm                             : 14 HP / 2700 rpm

d.      Bahan bakar                           : Solar

17.  Roda

a.       Jumlah                                    : 2

b.      Tipe                                        : Crawler

c.       Diameter                                : –

d.      Tebal                                      : 34,5

e.       Jarak renggang roda               : 28

f.       Pengaturan                             : –

18.  Transmisi : Utama                  gerak maju                  gerak memotong

a.       Mekanisme Kopling               : Van belt

b.      Model                                     : Kombinasi  gear chain

c.       Sistem kontrol                        : –

19.  Marker

a.       Tipe                                       : –

b.      Jumlah                                   : –

c.       Pengaturan                            : –

20.  Pengairan                                    : –

21.  Mekanisme Pemanenan : Tanaman padi disisir oleh revolving real, dipotong dengan cutting bar, lalu batang mengumpul di auger drum, lalu dibawa ke feeding elevator menuju thresher untuk dirontokkan, lalu ke cleaning elevator. Cleaning elevator akan membawa gabah ke cleaning unit. Di cleaning unit ada blower yang menghembuskan udara sehingga gabah kosong dan gabah isi terpisah.

22.  Gambar dan bagian – bagian mini combine harvester

Keterangan:

1.      Revolving, berfungsi : menyisir tanaman padi sebelum dipotong

2.      Cutting bar, berfungsi : memotong batang padi

3.      Auger drum, berfungsi : mengumpulkan batang

4.      Feeding elevator, berfungsi : membawa batang ke bagian thresher

5.      Thresher , berfungsi : merontokkan padi dan batangnya

6.      Cleaning elevator, berfungsi : membawa gabah ke cleaning unit

7.      Cleaning unit , berfungsi : memisahkan gabah isi dan gabah kosong

8.      Knalpot , berfungsi : pembuangan sisa pembakaran

9.      Left side cover, berfungsi : menutup mesin bagian kiri

10.  Right side cover, berfungsi : menutip mesin bagian kanan

11.  Air fannel, berfungsi : mengeluarkan udara

12.  Grain outlet, berfungsi : tempat saluran keluaran gabah

13.  Grain seat, berfungsi : tempat dudukan karung gabah

14.  Operating seat, berfungsi : tempat duduk operator

15.  Crawler, berfungsi : sistem penggerak

16.  Blower, berfungsi : menghembuskan angin untuk pembersihan

 
0

Acara 4 : Pengenalan Dasar Dan Identifikasi Alat & Mesin Pemanen : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Posted by andi telaumbanua on Jan 13, 2019 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisasi sebagai suatu bentuk teknologi (alat dan mesin pertanian) dalam penerapan maupun pengembangannya di suatu tempat memerlukan persyaratan khusus (Handaka dan Prabowo 2014) seperti: (a) penguasaan teknis dan keterampilan pengguna; (b) dukungan finansial untuk mengadakan, mengoperasikan dan memelihara; (c) standar prosedur operasi dan pemeliharaan; (d) pengorganisasian kerja (teknis dan ekonomis); (e) kondisi manusia dan lingkungan pengguna (sosial-ekonomi-budayaekosistem), (f) kelembagaan dan kebijakan. Dalam perkembangannya, mekanisasi di Indonesia mengalami dinamika perubahan sesuai kondisi kebijakan pemerintah, khususnya Analisis kebijakan pembangunan pertanian dan bentuk usaha taninya. Oleh karena itu pengembangan mekanisasi pertanian, memiliki urgensi penting dalam pembangunan pertanian (PSEKP 2015).

Pengembangan mekanisasi pertanian dalam arti penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) dapat berperan dalam: (a) menyediakan tambahan tenaga kerja mekanis, sebagai komplemen terhadap kekurangan tenaga kerja manusia, (b) meningkatkan produktivitas tenaga kerja, (c) mengurangi susut dan mempertahankan mutu hasil, (d) meningkatkan nilai tambah hasil dan limbah pertanian, (e) mendukung penyediaan sarana/input, (f) mengurangi kejerihan kerja dalam kegiatan produksi pertanian, dan (g) berperan mentransformasikan pertanian tradisional ke pertanian modern yang lebih efisien dan efektif, sehingga terjadi perubahan kultur bisnis (Bastuti dan Sri, 2017).

Pascapanen (kegiatan setelah panen) merupakan ruas kegiatan usaha tani yang paling kritis, bukan hanya curahan tenaga kerja namun juga faktor kritis yang menyangkut masalah susut. Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat, menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis serta menerapkan sistem panen yang tepat. Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu hasil yang rendah. Pada tahap ini, kehilangan hasil dapat mencapai 9,52% apabila pemanenan padi dilakukan secara tidak tepat. 1) Umur Panen Padi Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : (a) 90–95% gabah dari malai tampak kuning. (b) Malai berumur 30–35 hari setelah berbunga merata. (c) Kadar air gabah 22–26% yang diukur dengan moisture tester (Idawanni, 2017).

Penanganan pascapanen padi meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan yang meliputi proses umur panen, pemotongan dan perontokan, pengangkutan, perawatan dan pengeringan, penggilingan dan penyimpanan.

1.              Umur panen dan Pemotongan: untuk mendapatkan gabah yang berkualitas tinggi, padi harus dipanen pada waktu yang tepat dan pemotongan tanaman padi antar varietas yang satu dengan yang lainnya kemungkinan berbeda.

2.              Perontokan:  untuk melepas butir gabah dari malainya yang dapat dilakukan secara manual maupun mengunakan alat dan mesin. Perontokan secara manual dilakukan degan cara menginjak sambil melintir padi dengan kaki. Penggunaan mesin perontok akan mempercepat proses perontokan dan dengan cara ini tingkat kehilangan hasil pada saat panen dapat ditekan.

3.              Pengeringan: untuk menurunkan kadar air dalam gabah melalui proses penguapan air gabah dengan cara melewatkan udara panas dan kering ke dalam tumpukan gabah. Dapat pula pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran menggunakan sinar matahari. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan mesin pengering buatan (artficial dryer) .

4.              Penyimpanan dan Penggilingan: pada masa penyimpanan gabah faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah suhu, kelembaban udara. Sedangkan faktor biologis yang berpengaruh yaitu hama gudang dan mikro organisme perusak biji. Hama gudang atau serangga mengakibatkan susut bobot dan mutu. Petani umumnya menyimpan gabah pada kadar air sekitar 16% dan kadar kotoran seitar 6%. Hal ini masih cukup baik kalau waktu simpannya hanya untuk 1 tahun di dalam lumbung (Idawanni, 2017).

Panen padi adalah semua proses kegiatan yang dilakukan di lahan (On Farm), sedangkan pascapanen padi adalah semua proses kegiatan yang dilakukan di luar lahan  (Off Farm). Panen padi dimulai dengan pemotongan bulir padi yang telah tua (siap panen) dari batang pohon, dilanjutkan dengan perontokan yaitu pelepasan butir-butir gabah dari malainya. Sedangkan proses pascapanen meliputi kegiatan  pengeringan, pembersihan dan penggilingan. Setiap kegiatan dalam proses panen dan pascapanen dapat dilakukan secara tradisional dengan bantuan alat atau secara moderen/semi modern dengan bantuan mesin (Sulistiadji, 2007).

Skema pemanenan tradisional : Panen (ani-ani atau sabit) > pengangkutan > pengeringan > penyimpanan (lumbung) > Pemberasan (lesung)

Skema pemanenan modern : Panen dan perontokan > pengangkutan > pengeringan > pengangkutan > penggilingan > penyimpanan (Sulistiadji, 2007).

Ada tiga macam cara panen padi di Indonesia yaitu (a) secara Tradisional (ani-ani),(b) secara Manual, tanaman padi dipotong panjang menggunakan sabit untuk selanjutnya dirontok menggunakan cara gebot, dan (c) secara Mekanis, padi dipotong pendek atau dipotong panjang menggunakan sabit;  mesin Mower atau mesin Reaper (Sulistiadji, 2007).

Ani-ani

Hingga saat ini panen padi Tradisional cara ani-ani masih eksis dan terus berlangsung terutama terjadi di daerah pedalaman (Banten, Sumatera, Kalimantan, Papua) yaitu di daerah yang menanam padi varietas lokal berumur panjang (6 bulan), kapasitas kerja cara ani-ani berkisar antara 10 sampai 15 kg malai/jam dengan susut hasil (losses) berkisar antara 3,2 %. Cara panen Tradisional ani-ani merupakan suatu “System” panen yang akrab dengan kelestarian lingkungan dan terbukti mampu mengatasi ketahanan pangan rumah tangga petani (lokal), dimana seluruh proses sejak padi di tanam (pra panen) hingga proses gabah menjadi beras (pasca panen), secara keseluruhan ditangani oleh petani dan nilai tambah padi  menjadi  beras  adalah  milik  petani,  tanpa  menimbulkan  kerusakan  alam  dan pencemaran lingkungan, seluruh tubuh tanaman padi termanfaatkan mulai dari berasnya hingga jeraminya.

Tahapan proses panen padi cara Tradisional ani-ani berbeda dengan proses pada cara Modern. Pada cara ani-ani, padi dipanen dalam bentuk malai kemudian diangkut untuk dijemur (proses pengeringan) kemudian disimpan di lumbung (proses penyimpanan). Pelaksanaan proses perontokan dan pemberasan dilakukan sewaktu-waktu petani  membutuhkan  beras,  mempergunakan  alat  tradisional  (lesung)  ataupun menggunakan mesin perotok Thresher untuk proses perontokannya dan Rice Milling Unit (RMU) untuk pemberasan (Sulistiadji, 2007).

Sabit

Sabit merupakan alat umum yang dipakai oleh petani, baik dalam bentuk sabit bergerigi maupun sabit tidak bergerigi (biasa), dimana cara kegiatan panen dan perontokan merupakan satu paket (on farm) :

1.         Apabila proses perontokan dilakukan dengan cara di-iles (foot trampling), maka malai padi dipotong pendek (jerami plus malai ± 30 cm), tetapi apabila perontokan dilakukan dengan cara dibanting (gebot), padi dipotong panjang (jerami plus malai ± 75 cm). Untuk metode potong pendek masih akan dibutuhkan tambahan pekerjaan pembersihan tegakan jerami yang masih tertinggal di lapangan.

2.         Apabila dipakai mesin perontok Thresher, metode potong panjang dilakukan untuk thresher  dengan  cara  “hold  on”  (batang  padi  dipegang  oleh  tangan  dan  yang dirontok bagaian malainya). Sedangkan metode potong pendek digunakan untuk thresher dengan cara “throw in” (seluruh batang padi diumpankan masuk ke mesin thresher tanpa dipegang oleh tangan).

3.         Letak   lokasi   sawah,   jauh   dekatnya   dengan   rumah   petani,   akan   menjadi pertimbangan apakah padi akan dirontok di sawah atau akan dirontok di rumah.

4.         Dikenal ada dua cara pembayaran ongkos tenaga kerja pemanen, yaitu kerja harian (dibayar dengan uang plus konsumsi) dan kerja borongan atau “bawon”   (dibayar yewqaewp;-[ujtghyedzjmhn/;berdasarkan  persentase  gabah  yang  dihasilkan).  Pada  kerja  borongan  (bawon) dikenal istilah 1 banding 7, artinya untuk sejumlah 7 kaleng gabah, maka enam kaleng gabah untuk pemilik, satu kaleng untuk upah kerja borongan (bawon). Berdasarkan variasi jumlah gerigi pada bilah pisau, sabit bergerigi dikelompokkanmenjadi 3 (tiga) yaitu : (a) Gerigi halus, lebih dari 16 gerigi dalam 1 inchi ; (b) Gerigi sedang, 14 s/d 16 gerigi dalam 1 inchi ; (c) Gerigi kasar, kurang dari 14 gerigi dalam 1 inchi (Sulistiadji, 2007).

Penggunaan alat sabit bergerigi mempunyai keunggulan dibanding dengan penggunaan sabit biasa. Petani yang sudah terbiasa menggunakan sabit bergerigi akan merasakan perbedaan yang signifikan dibanding menggunakan sabit non bergerigi. Sabit bergerigi semakin sering dipakai akan semakin tajam pisau geriginya. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa pada saat proses panen terdapat pengaruh signifikan penggunaan sabit bergerigi dengan sabit non bergerigi terhadap detak jantung petani, sabit bergerigi lebih berpihak kepada kesehatan.

3.   Mesin Mower

Apabila sabit biasa ataupun sabit bergerigi disebut sebagai alat pertanian, maka jenis teknologi panen padi yang berupa mesin sabit (mower) dapat disebut sebagai mesin pertanian, karena tenaga penggeraknya adalah enjin (engine) bensin 2 tak 2 HP 6000 rpm, berbahan bakar bensin campur.  Apabila enjin diisi dengan bahan bakar bensin murni akan berakibat pada kerusakan enjin yang serius. Mesin  sabit  mower  atau  disebut  sebagai  mower,     merupakan modifikasi dari mesin sejenis yang diproduksi di China.    Mesin tersebut merupakan hasil modifikasi kerjasama antara BBP Mektan dengan PT Shang Hyang Sri, bekerja mirip pemotong rumput untuk memotong tegakan tanaman padi di lahan saat panen tiba dengan kapasitas kerja 18 s/d 20 jam per hektar. Mesin mower sangat cocok pengganti alat sabit. Mesin ini tidak hanya mampu dipakai untuk memotong tanaman padi, akan tetapi juga mampu untuk panen tanaman jenis lain seperti jagung, kedelai dan gandum (Sulistiadji, 2007).

Uji Kinerja mesin sabit (mower) dilaksanakan pada kecepatan rata-rata pemanenan padi 9.07 m/min ( 0.57 km/jam). Dengan lebar kerja  100 cm (4 alur x 25 cm) dengan arah tegak lurus baris alur tanaman padi, didapatkan kapasitas kerja 9,50 m2/min (0.054 ha/jam atau 18 jam/ha). Lebar kerja optimum yang disarankan alur padi yang akan dipotong adalah 4 baris alur tanaman padi.

Tabel 2.1. Kapasitas kerja mesin sabit (Mower) pada 3 dan 4 baris pemotongan

4.   Mesin Reaper

Prinsip kerjanya mirip dengan cara panen menggunakan sabit, bekerja hanya memotong dan merebahkan tegakan tanaman padi di sawah. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau merobohkan tanaman tersebut kearah samping (disebut mesin Reaper), dan ada pula yang mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar (disebut mesin Reaper Binder). Hasil panen yang direbahkan menggunakan mesin Reaper ini selanjutnya akan dirontok menggunakan perkakas atau mesin tertentu misalnya Thresher (Sulistiadji, 2007).

·                Kerangka utama terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling, tuas pengatur kecepatan, tuas kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja.

·                Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter bermacam-macam sesuai dengan tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan.

·                Unit pisau pemotong terletak dalam rangka pisau pemotong yang terbuat dari pipa besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam.

·                Pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya 120 cm.

·                Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.

·                Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM. Penggunaan reaper dianjurkan pada daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan dengan kondisi baik (tidak tergenang, tidak berlumpur dan tidak becek). Menurut hasil penelitian, penggunaan reaper dapat menekan kehilangan hasil sebesar 6,1%. Berikut ini cara pengoperasian mesin reaper :

·                Sebelum mengoperasikan mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen padi dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat berputarnya mesin reaper.

·                Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan dimulai dari sisi sebelah kanan petakan.

·                Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut.

·                Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.

Cara Pemanenan Padi dengan Reaper Binder Reaper binder merupakan jenis mesin reaper untuk memotong padi dengan cepat dan mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar. Bagian komponen mesin reaper binder adalah sebagai berikut :

·                     Kerangka utama yang terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja terserot.

·                     Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter bermacam-macam sesuai dengan reduksi tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan.

·                     Unit pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya antara 40-60 cm.

·                     Pisau pengikat terbuat dari besi plat baja, kawat baja dan besi bulat yang ukurannya bermacam-macam. Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.

·                     Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM. Berikut ini cara pengoperasian mesin reaper binder :

·                     Sebelum mengoperasikan mesin pemanen, terlebih dahulu potong/panen padi dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat berputarnya mesin stripper.

·                     Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan dilakukan mulai dari sisi sebelah kanan petakan.

·                     Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 1 atau 2 baris tanaman dan akan terlempar ke sisi kanan alat, sebelum terlempar, batang jerami yang sudah terpotong diikat dengan tali pengikat melalui mekanisme pengikat pada mesin tersebut.

·                     Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.

(Badan Litbang Pertanian,  2013).

Jenis dan Tipe Mesin Reaper

Tipe dan ukuran mesin Reaper ditentukan dari lebar kerjanya.   Tipe dengan lebar kerja satu meter biasanya mempunyai 3 alur (row).    Terdapat 3 jenis tipe mesin Reaper (Gambar 7) yaitu : (a) Reaper 3 row ; (b) Reaper 4 row ; dan (c) Reaper 5 row. Didasarkan kepada jenis transmisi traktor penggeraknya terdapat dua jenis mesin Reaper yaitu : (a) Sistem copot-gandeng (hitching) dan (b) Sistem gerak mandiri (self propeller).

(1) Sistem copot-gandeng (hitching)

Bagian keseluruhan mesin reaper dapat dicopot dan digandengkan pada transmisi

penggeraknya. Transmisi penggeraknya berupa box transmisi traktor roda dua lengkap dengan enjin nya. Traktor tangan ini mempunyai fungsi ganda, yaitu dapat dipakai sebagai traktor pengolah tanah dan dapat dipakai sebagai penggerak mesin Reaper. Pada tipe ini gerak pisau reaper terhubung langsung ke puli poros transmisi. Dengan demikian setiap kali kopling penegang sabuk diaktifkan akan memberikan reaksi gerak maju roda dan sekaligus gerak pisau pemotong. Gerakkan pisau dapat di-non-aktifkan dengan melepas sabuk puli penghubung ke pisau, hal ini dilakukan saat mesin reaper dibawa ke lapangan (transportasi). Saat akan beroperasi, sabuk puli penghubung ke pisau dipasang kembali. Mesin         ini   tidak   memiliki   fasilitas   gerakan   mundur (Sulistiadji, 2007).

(2) Sistem gerak mandiri (self propeller)

Keseluruhan mesin Reaper merupakan suatu unit kesatuan utuh terhadap box transmisi traktor penggeraknya (tidak dapat dipisah-pisahkan) dan memang dirancang khusus sebagai mesin Reaper. Pada umumnya jenis komponen transmision box pada mesin ini dilengkapi dengan   fasilitas gerakan mundur. Terdapat dua buah handel tuas kopling kanan dan kiri di stang kemudinya.

Handel tuas kopling sebelah kanan dipakai untuk mengkontrol gerak roda. Handel tuas kopling sebelah kiri dipakai untuk mengkontrol gerak pisau reaper. Jenis ini sudah diproduksi oleh fabrikan besar lokal. Dari aspek ekonomi, reaper dapat bersaing dengan mesin sabit Mower, sehingga ada kemungkinan aplikasi teknologi mesin reaper akan bergeser dari fungsi utamanya (panen padi) menjadi  panen jerami (batang tanaman), karena jerami mempunyai nilai jual yang tinggi untuk bahan baku industri papan (board) (Suliatiaji, 2007).

Tabel 2.2 Spesifikasi mesin Reaper

Kegiatan perontokan biji-bijian khususnya padi dilakukan setelah kegiatan panen (memotong  tegakan  batang  tanaman  padi  menggunakan  sabit  atau  mesin  Reaper). Prinsip dasar proses perontokan padi adalah bertujuan melakukan pemisahan butir gabah dari tangkai malai dan ini dapat dilakukan dengan cara: gebot yaitu membantingkan malai padi pada kayu atau rangka bamboo hingga gabah terlepas dari malai. Cara mekanis, terdapat 4 macam mekanisme gerak pada mesin thresher yaitu : (1) Stripping (serut); (2) Hammering (pukul); (3) Impact (tabrakan) ; dan (4) Kombinasi dua atau lebih mekanisme gerak akibat kerja dinamis faktor centrifugal (Sulistiadji, 2007).

Gebot

Merontok padi dengan cara digebot (manual) merupakan cara sederhana yang populer dilakukan oleh mayoritas petani di Indonesia. Kapasitas panen dengan cara digebot berkisar antara 0,10 sampai dengan 0,16 ha/jam (28 – 34 kg/orang/jam), dan untuk padi varietas ulet berkisar antara 0,05 sampai dengan 0,06 ha/jam (10 – 12 kg/orang/jam), dengan syarat padi dipanen dengan malai panjang agar dapat dipegang tangan saat digebot tergantung kepada kekuatan orang (Sulistiadji, 2007).

Tabel 3.  Kapasitas panen dan prosentase susut pada berbagai cara panen

 Sistem panen KapasitasSusut Tercecer (%)Susut Mutu (%)
Butir rusakButir retak
Sabit + Gebot55 s/d 60 kg/jam/orang8,1 s/d 9,40,7 s/d 2,31,6 s/d 5,4
Reaper+ Thresher0,261 ton/jam6,1 s/d 6,71,2 s/d 1,92,0 s/d 4,0
SG 800+ Thresher0,229 s/d 0,343 ton/jam2,0 s/d 2,50,82,2 s/d 3,9

Sumber : Purwadaria dkk.(1996)

Thresher

Pada dekade 1960-1970, mesin pertanian yang diintroduksikan di Indonesia adalah mesin mini buatan Jepang yang suku cadangnya masih diimpor oleh dealer-dealer pemegang merk swasta (Yanmar, Kubota, Iseki, Satoh, Mutoh, dsb.). Namun thresher yang sekarang cukup populer di Indonesia mayoritas merupakan hasil karya pengrajin lokal yaitu hasil modifikasi thresher yang telah dikembangkan oleh proyek IRRI di Indonesia.

Berbagai Macam Jenis Mesin Perontok Padi (Thresher)

Bermacam-macam jenis dan merk mesin perontok padi dapat dijumpai di Indonesia, mulai dari kapasitas kecil, sedang, hingga kapasitas besar (mobile Thresher). di pasaran dikenal beberapa jenis thresher, yaitu:

1.      Pedal Thresher Stationary

Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, terbuat dari kayu dan dapat dibuat sendiri oleh petani. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi. Thresher jenis pedal ini dikatagorikan sebagai “Perkakas” karena tidak menggunakan sumber tenaga penggerak enjin ataupun motor. Di Jawa Tengah umumnya disebut “dos” dengan penggerak pedal bertransmisi engkol (crank), untuk mengangkatnya ke tempat padi yang akan dirontokkan diperlukan paling tidak dua orang (Sulistiadji, 2007).

2.      Pedal Thresher Lipat

Pedal Thresher Lipat mempunyai prinsip kerja yang sama dengan pedal thresher stationary, berbeda hanya pada komponen kerangka yang dapat dilipat sehingga mudah dibawa ke tengah  sawah. Pedal thresher lipat ini diciptakan pada tahun 1984, dimaksudkan   untuk   mengatasi   besarnya   susut   tercecer   akibat   perontokan   padi menggunakan cara Gebot, kemampuan kerjanya dapat mencapai antara 90 sampai 120 kg/jam hanya dengan satu orang operator (Sulistiadji, 2007).

Pedal Thresher tipe Raspbar.

Bentuk dan konstruksinya mirip dengan Pedal Thresher Lipat, hanya berbeda di bagian gigi drum perontoknya (tipe Raspbar) dan tenaga penggeraknya yaitu enjin bensin 2HP. Konsep perancangan yang dipakai adalah konsep perancangan Pedal Thresher lipat, dengan menggunakan enjin penggerak motor bensin 41cc, 7000 rpm dan drum perontok tipe raspbar menggunakan karet ban bekas .

Thresher dengan tipe drum (silinder) tertutup

Pada umumnya menggunakan sumber tenaga penggerak enjin bensin 5 HP.   Thresher jenis ini hanya cocok untuk merontok padi. Konstruksi Drum (silinder) tipe tertutup dimaksudkan agar dalam pengoperasiannya apabila jerami dipotong pendek, maka cara pengumpanannya boleh secara “masuk penuh” (Throw in), sedangkan apabila jerami dipotong panjang perontokan dilakukan secara “ditahan” (Hold on) yakni jerami tetap dipegang tangan saat perontokan, sehingga jerami sisa menjadi utuh dan dapat disusun secara rapi untuk dimanfaatkan untuk keperluan lain.  Kapasitas kerja thresher ini 500 kg per jam dan dioperasikan oleh 2 sampai 3 operator.   Kualitas hasil perontokkannya masih sangat kotor sehingga perlu dibersihkan lebih lanjut (Sulistiadji, 2007).

Thresher dengan tipe drum (silinder) terbuka

Merupakan pengembangan modifikasi dari thresher tipe drum tertutup Thresher IRRI-TH6 sehingga mampu dipakai untuk merontok komoditas padi dan kedelai, dan telah dilengkapi dengan pengayak sehingga biji-bijian yang dihasilkan relatif bersih. Dikenal dengan nama IRRI-TH 7.   Kapasitas kerja thresher jenis ini 500 kg per jam, hampir sama dengan thresher tipe drum tertutup akan tetapi kualitas hasilnya lebih bersih (Sulistiadji, 2007).

Umur Teknis Mesin

Mesin perontok padi yang memiliki umur teknis panjang (lama) terbuat dari bahan konstruksi yang berkualitas dan tingkat presisi yang tinggi serta difabrikasi secara teliti dan cermat. Dari segi kualitas komponen logam bahan konstruksi yang difabrikasi, secara mudah dapat dicirikan melalui bobot mesin perontok padi.   Apabila bobot mesin perontok tanpa enjin mencapai lebih dari 100 kg (satu kuintal) berarti logam bahan konstruksinya berkualitas dan dijamin umur teknis mesin akan panjang (lama).

 Keselamatan kerja

1. Jalankan  mesin  hanya  bila  operator  benar-benar  telah  memahami  cara pengoperasiannya…

2. Jaga bagian tubuh (tangan, lengan, rambut dan kaki) dari sentuhan komponen mesin yang berputar. Kenakan pakaian yang tidak longgar supaya tidak tersangkut bagian mesin yang berputar

3.   Jangan bekerja dengan mesin pada kondisi yang buruk (mur, baut kendor, dll).   

4.   Apabila digunakan enjin diesel dengan pendingin air, usahakan uap air pada tangki pendingin tidak berpengaruh terhadap bahan yang akan/sedang dirontok.

5.   Sediakan selalu kotak perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Mesin Pemanen Sekaligus Perontok Padi

Mesin STRIPPER IRRI SG 800

Mekanisme Kerja Mesin Penyisir Padi (Stripper Harvester type Gatherer) adalah melakukan  panen  padi  dengan  cara  menyisir  tegakan  tanaman  padi  yang  siap  panen, mengambil  butiran  padi  dari  malainya  dan  meninggalkan  tegakan  jerami  di  lapangan. Dibelakang komponen drum rotor penyisir padi yang berputar searah jarum jam (850 rpm), terdapat boks penampung hasil (container) yang mudah dilepas dan atau dibongkar muat (dengan cara menarik kebelakang atau mendorong kedepan) mirip bentuk laci mesin ini sangat potensial dalam penghematan tenaga kerja untuk panen dan dapat dioperasikan di lahan sempit, dimana mesin modern seperti “Combine Harvester” tidak mampu beroperasi (Sulistiadji, 2007).

Namun kendala yang dihadapi saat pengoperasian SG 800 adalah ketidak mampuan beroperasi di lahan yang berlumpur dalam atau berair melimpah. Di lahan sawah pasang surut yang berlumpur dangkal dengan genangan air kurang dari 5 cm, mesin SG 800 ini masih mampu beroperasi secara lancar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tado et al. (2000) menunjukkan bahwa kinerja optimum ”Stripper Harvester” desain IRRI dapat dicapai apabila memenuhi syarat-sayarat: Maksimum Kecepatan maju: 6 km/jam; Kecepatan poros drum (rotor): 850 rpm, tinggi moncong mesin: 100 mm dibawah ujung malai tanaman padi, tinggi poros drum (rotor): 150 mm dibawah ujung malai tanaman padi.

Komponen  mesin  Stripper  yang  cepat  aus  adalah  gigi  karet  penyisir  yang berkorelasi terhadap besarnya susut hasil, dimana pada kecepatan putar drum rotor penyisir kurang dari 850 rpm, mesin stripper ini berpotensi menimbulkan susut panen diatas 1 %.

Combine Harvester

Di Indonesia Mesin Combine Harvester lebih cocok dipakai di Rice Estate (PT Shang Hyang Sri, Jawa Barat) atau Plantation (di Propinsi Sumatera Selatan) dengan petakan lahan yang luas dan sarana jalan menuju sawah telah dipersiapkan untuk itu (Land Development). Tidak menutup kemungkinan di tahun tahun mendatang Combine Harvester akan  berkembang  penggunaanya  di  Asia  terutama  di  Indonesia,  karena  Cina  telah mempersiapkan jenis teknologi ini dengan memproduksi secara besar besaran Combine Harvester tipe medium yang mampu bekerja di lahan lahan sempit. (Ketut, 2012).

Alat Dan Mesin Pembersih Padi (Winnower)

Pembersihan  padi  atau  Winnowing  adalah  proses  “penampian”  atau  memisahkan gabah (padi) dari kotoran. Proses “pembersihan padi” ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah proses pengeringan. Apabila panen padi dilakukan menggunakan mesin Combine Harvester, teknologi pembersihan padi tidak diperlukan lagi karena outlet mesin combine harvester telah menghasilkan padi yang bersih dari kotoran dan gabah hampa. Namun bila proses perontokan padi menggunakan thresher atau gebot, maka proses pembersihan padi perlu dilakukan untuk memperoleh gabah bersih (Murti, 2017).

Pembersihan padi dapat dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan hembusan angin alami saat berada di lapang menggunakan garpu, shovel, atau keranjang (terbuat dari anyaman bambu, plastik, atau logam).  Mekanisme kerjanya adalah pada saat ada angin kencang, gabah di taburkan dari atas ke bawah, sehingga kotoran ringan akan terhembus kesamping dan gabah bersih akan jatuh vertikal ke bawah secara grafitasi. Cara pembersihan padi semacam ini sangat sederhana dan mudah, akan tetapi kurang efektif dan efisien. Selain itu juga membutuhkan waktu kerja yang hampir sama dengan proses perontokan manual, yaitu 40-45 kg per jam. Cara yang lebih efektif dan efisien adalah dengan membuat hembusan angin buatan (artificial wind). Aliran angin sebaiknya bersifat laminer bukan angin turbulent. Aliran angin laminer adalah aliran angin yang bergerak kearah maju secara sejajar, sedangkan aliran angin turbulen bergerak kearah maju secara berputar (Murti, 2017).

Copyright © 2024 All rights reserved. Theme by Laptop Geek.