Renungan: Mengandalkan Tuhan
Renungan: Mengandalkan Tuhan
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:7)
Abraham Lincoln disebut sebagai presiden terbaik Amerika sepanjang sejarah. Apa yang membuat Lincoln berhasil dalam tugas dan mengemban jabatan sebagai presiden Amerika Serikat?
Pernah suatu hari seorang yang cukup dekat dengan Lincoln, Secara tidak sengaja, orang ini mendengar suara orang berbicara di dalam kamar Lincon. Seketika itu, terlihat dengan jelas sang presiden sedang berlutut di samping tempat tidurnya dan mengucapkan doa dengan sepenuh hati: “Tuhan Yesus, tolong saya untuk dapat memimpin bangsa yang besar ini.”
Keberhasilan Abraham Lincoln terletak pada kesadaran dirinya untuk selalu mengandalkan pertolongan dan kuasa Tuhan. Itu sebabnya, nama Abraham Lincoln terus dikenang sampai hari ini sebagai Presiden Amerika Serikat yang paling berhasil.
Nabi Yeremia telah menuliskan nasehat serupa kepada bangsa Israel pada masa itu. Dalam Yeremia 17:7. Nabi Yeremia bersuara keras meminta Yehuda untuk tidak lagi berpusat pada penyembahan berhala atau mengandalkan kekuatan sendiri. Mereka harus bertobat dan mengandalkan Tuhan agar kembali menerima keberuntungan dan kebahagiaan.
Hidup mengandalkan Tuhan adalah kunci keberhasilan. Pendapat ini benar. Namun, apakah pengertian mengandalkan Tuhan itu? Bagaimana wujudnya? Apakah berarti kita cukup berdoa saja?
Sebagian orang berpikir bahwa mengandalkan Tuhan berarti bergantung total kepada Tuhan. Menyerahkan semua persoalan hidup yang menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani kepada Tuhan. Tuhan yang bekerja, manusia cukup bersantai-santai. Pemahaman seperti ini tentu tidak tepat.
Kalau doa yang kita naikkan hanya berisi permohonan pemenuhan kebutuhan jasmani, kemudian kita merasa bahagia saat kebutuhan jasmani itu terpenuhi, berarti fokus kita bukan kepada Tuhan, melainkan pada tubuh jasmani kita.
Tuhan hanya kita pakai sebagai alat pemenuh kebutuhan. Kita tidak mengandalkan Tuhan, tetapi mengandalkan materi. Kita hanya memperalat Tuhan untuk mendapatkan kesenangan duniawi.
Mengandalkan Tuhan dengan benar berarti menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan, satu-satunya yang kita inginkan. Tanpa Tuhan, kita tak berdaya. Bersama Tuhan, kita merasa cukup. Segala tindakan kita bersumber dan ditujukan pada Tuhan.
Merasa bahagia saat melakukan segala sesuatu bagi Tuhan. Melakukan tugas dengan baik dan benar serta penuh tanggung jawab, baik tugas di tempat kerja, di kuliah, di gereja, maupun di tengah masyarakat. Ya, mengandalkan Tuhan berarti menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sumber sukacita dan motivasi hidup kita.
Mengandalkan Tuhan berarti menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya alasan kebahagiaan hidup. Orang yang hidup mengandalkan Tuhan, seperti pohon yang tumbuh di tepi batang air. Tidak akan pernah kekurangan, selalu segar dan berbuah di segala musim kehidupan.
Kolose 3:23
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.