Ciri Teknik Pemrograman Terstruktur
Ciri Teknik Pemrograman Terstruktur
Teknik pemrograman terstruktur memiliki ciri -ciri atau karakteristik sebagai berikut :
- mengandung teknik pemecahan masalah yang tepat dan benar
- memiliki algoritma pemecahan masalah yang bersifat sederhana, satandar dan efektif dalam memecahkan masalah
- teknik penulisan program memiliki struktur logika yang benar dan mudah dipahami
- program semata-mata terdiri dari tiga struktur dasar yaitu sequence structure, looping structure dan selection structure
- menghindaripenggunaan instruksi GOTO (peralihan proses tanpa syarat tertentu) yang menjadikan program tidak terstruktur dengan baik
- membutuhkan biaya testing yang rendah
- memiliki dokumentasi yang baik
- membutuhkan biaya perawatan dan pengembangan yang rendah
Standar Program yang Baik
Untuk menentukan standar program yang baik dibutuhkan beberapa standar sebagai dasar penilaian seperti : pemecahan masalah, penyusunan program, perawatan program dan standar prosedur.
Standar Teknik Pemecahan Masalah
Teknik Top Down merupakan teknik pemecahan masalah yang paling umumdigunakan. Pada teknik ini, suatu masalah yang kompleks dibagi- bagi ke dalam beberapa kelompok masalah yang lebih kecil. Dari kelompok masalah yang kecil tersebut dianalisis.
Teknik Bottom Up merupakan teknik pemecahan masalah yang mulai ditinggalkan, karena sulit untuk melakukan standarisasi proses dari prosedur -proseduryg sudah terbentuk yang akan digabungkan. Pada teknik ini, bila ada masalah yang kompleks, maka pemecahan masalah dilakukan dengan menggabungkan prosedur-prosedur yang ada menjadi satu kesatuan program guna menyeselesaikan masalah tersebut.
Setelah memiliki teknik pemecahan masalah yang akan digunakan, pemrogram akan mulai menyusun langkah-langkah untuk memecahkan masalah secara detail yang disebut Algoritma.
Algoritma berasal dari kata Algoris dan Rimis ; yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja’kar Mohhamed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku Al-Jabr Wa-al Muqabla.
Dalam bidang pemrograman, algoritma didefinisikan sebagai suatu metode khusus yang tepat dan terdiri dari serangkaian langkah yang terstruktur dan dituliskan secara sistematis yang akan dikerjakan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan bantuan komputer.
Proses dari masalah hingga terbentuk suatu algoritma disebut tahap pemecahan masalah, sedangkan tahap dari algoritma hingga terbentuk suatu solusi disebut dengan tahap implementasi. Solusi yang dimaksud adalah suatu program yang merupakan implementasi dari algoritma yang disusun.
Algoritma pemrograman yang baik, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
· memiliki logika perhitungan /metode yang tepat dalam memecahkan masalah,
· menghasilkan output yang tepat dan benar dalam waktu yang singkat,
· ditulis dengan bahasa yang standar secara sistematis dan rapi sehingga tidak menimbulkan arti ganda,
· dituliskan dengan format yang mudah diimplementasikan ke dalam bahasa pemograman,
· semua operasi yang dibutuhkan terdefinisi dengan jelas,
· semua proses harus selalu berakhir setelah sejumlah langkah dilakukan.
Standar Penyusunan Program
Dalam menyusun program, ada beberapakriteria yang harus diperhatikan oleh seorang pemrogram, misalnya :
1). Kebenaran logika dan penulisan
Program yang disusun harus memiliki kebenaran logika pemacahan masalah maupun penulisan. Program harus memiliki ketepatan, ketelitian dan kebenaran dalam penghitungan sehingga hasilnya dapat dipercaya.
Dalam penyususnan program, pemrogram tidak boleh hanya berpegang pada prinsip “asal program dapat dieksekusi” saja, tetapi harus benar-benar teliti dalam menulis rumus -rumus dan urutan logis dan langkah-langkah pemecahan masalah yang disusun.
2). Waktu minimum untuk penulisan program
Dalam penulisan program, pemrogram harus dapat menentukan waktu minimum penulisan programnya. Waktu minimum penulisan program adalah waktu yang harus tersedia secara wajar untuk menyusun program, dari awal hingga siap dioperasikan.
3). Kecepatan maksimum eksekusi program
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk dapat menghasilkan program yang memiliki kecepatan eksekusi maksimum, antara lain bahasa pemrograman yang digunakan (Basis Interprenter atau Compiler), algoritma yang disusun, teknik pemrograman yang diterapkan dan perangkat keras yang dipakai untuk mengoperasikannya.
Kecepatan maksimum eksekusi program juga dapat ditingkatkan dengan memperbaiki struktur program, misalnya dalam proses pengujian. Hindarilah proses pengujian yang berulang-ulang secara percuma.
4). Ekspresi penggunaan memori
Seorang pemrogram perlu mempelajari teknik-teknik pembuatan program yang meminimumkan penggunaaan memori. Pemborosan pemakaian memori akan menyebabkan eksekusi berjalan lambat.
Untuk dapat meminimumkan penggunaan memori, maka perlu diperhatikan :
· penggunaan tipe data yang cocok untuk kebutuhan pemrograman.Misalnya, bila variabel yang digunakan untuk perhitungan cukup dengan yang sejenis single precission janganlah mengguakan jenis double precission
· hindarilah penggunaan yang berulang-ulang terhadap variabel berindeks.
5). Kemudahan merawat dan mengembangkan program.
Program hendaknya memiliki struktur pemrograman yang baik, struktur data yang jelas dan dilengkapi dengan dokumentasi sehingga mudah untuk dipahami, diuji dan dikembangkan.
6). User friendly
Program yang disusun harus memiliki fasilitas-fasilitas yang memberikan kemudahan bagi pemakai untuk mengoperasikanya, misalnya dengan penambahan fasilitas on line help guna memberi penjelasan jika terjadi kesulitan, menu pilihan, tampilan yang informatif, pesan-pesan yang sederhana dan singkat sehingga mudah untuk dipahami dan sebagainya.
7). Portability
Usahakan agar program yang disusun dapat dioperasikan dengan berbagai jenis sistem operasi dan perangkat keras yang berbeda, sehingga fleksibel untuk digunakan.
8). Pemrograman modular
Pada teknik top down, masalah yang besar dan kompleks dibagi-bagi ke dalam beberapa kelompok masalah yang lebih kecil. Kelompok masalah yang kecil itu disebut modul dan teknik pemrograman terstruktur yang digunakan untuk mengimplementasikan langkah-langkah pemecahan masalah pada kelompok masalah yang lebih kecil tersebut dikenal dengan sebutan teknik pemrograman modular ; namun setelah masing-masinng modul disusun maka harus dibuat suatu sistem untuk mengintegrasikannya sehingga menjadi satu kesatuan program yang lengkap.
Modul program adalah sekumpulan instruksi yang memiliki operasi -operasi dan data yang didefinisikan; memiliki struktur internal yang tidak tergantung pada subprogram yang lain, dan merupakan satu kesatuan yang utuh yang akan dieksekusi secara berulang-ulang.