PARTUTURAN NI HALAK BATAK
PARTUTURAN NI HALAK BATAK
Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari, kekerabatan (partuturon ) adalah kunci pelaksanaan dari falsafah hidupnya, Boraspati ( baca boraspati di artikel saya selanjutnya, ini digambarkan dengan dua ekor cecak/cicak, saling berhadapan, yang menempel di kiri-kanan Ruma Gorga/Sopo/Rumah Batak ). Kekerabatan itu pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah, menentukan sikap kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik ( nice attitude ).
Kita selaku orang Batak berbudaya sudah menanamkan ini sejak dulu kala, kita tentu masih ingat petuah nenek moyang kita, seperti :
– Jolo tiniptip sanggar, laho bahen huruhuruan, jolo sinungkun marga, asa binoto partuturan ‘
– Hau antaladan, parasaran ni binsusur, sai tiur do pardalanan molo sai denggan iba martutur
Ada tiga bagian kekerabatan, dinamakan ” Dalihan Na Tolu ” ( Dalihan Na Tolu juga akan saya tuliskan lengkap pada kesempatan mendatang ). Adapun isi :
1. Manat mardongan tubu = hati-hati bersikap terhadap dongan tubu
2. Elek marboru = memperlakukan semua perempuan dengan kasih
3. Somba marhulahula = menghormati pihak keluarga perempuan
Yang dimaksud dengan dongan tubu ( sabutuha ) :
1. Dongan sa-ama ni suhut = saudara kandung
2. Paidua ni suhut ( ama martinodohon ) = keturunan Bapatua/Amanguda
3. Hahaanggi ni suhut / dongan tubu ( ompu martinodohon ) = se-marga, se-kampung
4. Bagian panamboli ( panungkun ) ni suhut = kerabat jauh
5. Dongan sa-marga ni suhut = satu marga
6. Dongan sa-ina ni suhut = saudara beda ibu
7. Dongan sapadan ni marga ( pulik marga ), mis : Tambunan dengan Tampubolon ( Padanmarga akan saya tuliskan juga nanti, lengkap dengan ‘Padan na buruk’ =sumpah mistis jaman dulu yang menyebabkan beberapa marga berselisih, hewan dengan marga , kutukan yang abadi, dimana hingga saat ini tetap ada tak berkesudahan )
Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan dongan sabutuha :
– Manat ma ho mardongan sabutuha, molo naeng sangap ho
– Tampulon aek do na mardongan sabutuha
– Tali papaut tali panggongan, tung taripas laut sai tinanda do rupa ni dongan
Yang dimaksud dengan boru :
1. Iboto dongan sa-ama ni suhut = ito kandung kita
2. Boru tubu ni suhut = puteri kandung kita
3. Namboru ni suhut
4. Boru ni ampuan, i ma naro sian na asing jala jinalo niampuan di huta ni iba = perempuan
pendatang yang sudah diterima dengan baik di kampung kita.
- Boru na gojong = ito, puteri dari Amangtua/Amanguda ataupun Ito jauh dari pihak ompung yang se-kampung pula dengan pihak hulahula
6. Ibebere/Imbebere = keponakan perempuan
7. Boru ni dongan sa-ina dohot dongan sa-parpadanan = ito dari satu garis tarombo dan
perempuan dari marga parpadanan ( sumpah ).
8. Parumaen/maen = perempuan yang dinikahi putera kita, dan juga isteri dari semua laki-laki
yang memanggil kita ‘Amang’ .Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan boru:
– Elek ma ho marboru, molo naeng ho sonang
– Bungkulan do boru ( sibahen pardomuan )
– Durung do boru tomburon hulahula, sipanumpahi do boru tongtong di hulahula
– Unduk marmeme anak, laos unduk do marmeme boru = kasih sayang yang sama terhadap
putera dan puteri
– Tinallik landorung bontar gotana, dos do anak dohot boru nang pe pulikpulik margana
Kata-kata bijak perihal bere :
Amak do rere anak do bere, dangka do dupang ama do tulang
Hot pe jabu i sai tong do i margulanggulang, tung sian dia pe mangalap boru bere i sai hot do i boru ni tulang
Yang dimaksud dengan hulahula :
– Tunggane dohot simatua = lae kita dan mertua
– Tulang
– Bona Tulang = tulang dari persaudaraan ompung
– Bona ni ari = hulahula dari Bapak ompung kita . Pokoknya, semua hulahula yang posisinya
sudah jauh di atas, dinamai Bona ni ari.
– Tulang rorobot = tulang dari lae/isteri kita, tulang dari nantulang kita, tulang dari ompung
boru lae kita dan keturunannya. Boru dari tulang rorobot tidak bisa kita nikahi, merekalah
Yang disebut dengan inang bao.
– Seluruh hulahula dongan sabutuha, menjadi hulahula kita juga.
Kata-kata bijak penuntun hubungan kita dengan hulahula :
– Sigaiton lailai do na marhulahula, artinya ; sebagaimana kalau kita ingin menentukan jenis kelamin ayam (jantan/betina ), kita terlebih dulu menyingkap lailai-nya dengan ati-hati, begitu pula terhadap hulahula, kita harus terlebih dulu mengetahui sifat-sifat dan tabiat mereka, supaya kita bisa berbuat hal-hal yang menyenangkan hatinya.
– Na mandanggurhon tu dolok do iba mangalehon tu hulahula, artinya ; kita akan mendapat
berkat yang melimpah dari Tuhan, kalau kita berperilaku baik terhadap hulahula.
– Hulahula i do debata na tarida
– Hulahula i do mula ni mata ni ari na binsar. Artinya, bagi orang Batak, anak dan boru adalahmatahari ( mata ni ari ). Kita menikahi puteri dari hulahula yang kelak akan memberi kita hamoraon, hagabeon, hasangapon, yaitu putera dan puteri (hamoraon, hagabeon, hasangaponyang hakiki bagi orang Batak bukanlah materi, tetapi keturunan,selengkapnya baca di ‘Ruma Gorga’ )
– Obuk do jambulan na nidandan baen samara, pasupasu na mardongan tangiang ni hulahula do mambahen marsundutsundut so ada mara- Nidurung Situma laos dapot Porapora, pasupasu ni hulahula mambahen pogos gabe mamora
Nama-nama partuturon dan bagaimana kita memanggilnya ( ini versi asli, kalau ternyata
Dalam masa sekarang kita salah menggunakannya, segeralah perbaiki ) (sekali lagi, kita
semua memposisikan diri kita sebagai laki-laki )
A. Dalam keluarga satu generasi :
(1) Amang/Among : kepada bapak kandung
(2) Amangtua : kepada abang kandung bapak kita, maupun par-abangon bapak dari dongan
sabutuha, parparibanon. Namun kita bisa juga memanggil ‘Amang’ saja
Amanguda : kepada adik dari bapak kita, maupun par-adekon bapak dari dongan sabutuha,
parparibanon. Namun bisa juga kita cukup memanggilnya dengan sebutan “Amang’ atau
‘Uda’
(4) Haha/Angkang : kepada abang kandung kita, dan semua par-abangon baik dari amangtua,
dari marga
(5)Anggi : kepada adik kandung kita, maupun seluruh putera amanguda, dan semua laki-laki
yang marganya lebih muda dari marga kita dalam tarombo. Untuk perempuan yang kita
cintai, kita juga bisa memanggilnya dengan sebutan ini atau bisa juga ‘Anggia’
(6) Hahadoli : atau ‘Angkangdoli’, ditujukan kepada semua laki-laki keturunan dari ompu yang tumodohon ( mem-per-adik kan ) ompung kita
(7) Anggidoli : kepada semua laki-laki yang merupakan keturunan dari ompu yang ditinodohon
(di-per-adik kan) ompung kita, sampai kepada tujuh generasi sebelumnya.
Uniknya, dalam acara ritual adat, panggilan ini bisa langsung digunakan ( tidak perlu
memakai Hata Pantun atau JagarJagar ni hata)
(8)Ompung : kepada kakek kandung kita. Sederhananya, semua orang yang kita panggil
dengan sebutan ‘Amang’, maka bapak-bapak mereka adalah ‘Ompung’ kita. Ompung jugamerupakan panggilan untuk datu/dukun, tabib/Namalo.
(9) Amang mangulahi : kepada bapak dari ompung kita. Kita memanggilnya ‘Amang’
(10) Ompung mangulahi: kepada ompung dari ompung kita
(11) Inang/Inong : kepada ibu kandung kita
(12) Inangtua : kepada isteri dari semua bapatua/amangtua
(13) Inanguda : kepada isteri dari semua bapauda/amanguda
(14) Angkangboru : kepada semua perempuan yang posisinya sama seperti ‘angkang’
(15) Anggiboru : kepada adik kandung. Kita memanggilnya dengan sebutan ‘Inang’
(16) Ompungboru : lihat ke atas
(17) Ompungboru mangulahi : lihat ke atas
- Dalam hubungan par-hulahula on
(a) Simatua doli : kepada bapak, bapatua, dan bapauda dari isteri kita. Kita memangilnya
dengan epada ‘Amang
(b) Simatua kepada ibu, inangtua, dan inanguda dari isteri kita. Kita cukup
memangilnya ‘Inang’.
(c) Tunggane : disebut juga ‘Lae’, yakni epada semua ito dari isteri kita
(d) Tulang na poso : kepada putera tunggane kita, dan cukup dipangil ‘Tulang’
(e) Nantulang na poso : kepada puteri tunggane kita, cukup dipanggil ‘Nantulang’
(f) Tulang : kepada ito ibu kita
(g) Nantulang : kepada isteri tulang kita
(h) Ompung bao : kepada orangtua ibu kita, cukup dipanggil ‘Ompung’
(i) Tulang rorobot : kepada tulang ibu kita dan tulang isteri mereka, juga kepada semua
hulahula dari hulahula kita (amangoi…borat na i )
(j) Bonatulang/Bonahula : kepada semua hulahula dari yang kita panggil ‘Ompung’
(k) Bona ni ari : kepada hulahula dari ompung dari semua yang kita panggil ‘Amang’, dan
generasi di atasnyaC. Dalam hubungan par-boru on
(1) Hela : kepada laki-laki yang menikahi puteri kita, juga kepada semua laki-laki yang
menikahi puteri dari abang/adik kita. Kita memanggilnya ‘Amanghela’
(2) Lae : kepada amang, amangtua, dan amanguda dari hela kita. Juga kepada laki-laki yang
menikahi ito kandung kita
(3) Ito : kepada inang, inangtua, dan inanguda dari hela kita
(4) Amangboru : kepada laki-laki ( juga abang/adik nya) yang menikahi ito bapak kita
(5) Namboru : kepada isteri amangboru kita
(6) Lae : kepada putera dari amangboru kita
(7) Ito : kepada puteri dari amangboru kita
(8) Lae : kepada bapak dari amangboru kita
(9) Ito : kepada ibu/inang dari amangboru kita
(10) Bere : kepada abang/adik juga ito dari hela kita
(11) Bere : kepada putera dan puteri dari ito kita
(12) Bere : kepada ito dari amangboru kita
Alus ni tutur tu panjouhon ni partuturan na tu ibana ( hubungan sebutan kekerabatan timbal balik )
Kalau kita laki-laki dan memanggil seseorang dengan : Orang itu akan memanggil kita:
· amang, amangtua VS amanguda amang
· inang, inangtua VS inanguda amang
· angkang VS anggi(a)
· ompungdoli (suhut = dari pihak laki-laki) VS anggi(a)
· ompungboru ( suhut ) VS anggi(a)
· ompungdoli ( bao = dari pihak perempuan ) VS lae
· ompungboru ( bao ) VS amangbao
· inang ( anggiboru ) VS amang
· anggia VS angkang
· anggia ( pahompu ) VS ompung
· inang ( bao ) VS amang
· inang ( parumaen ) VS amang
· amang ( simatua ) VS amanghela
· inang ( simatua ) VS amanghela
· tunggane VS lae
· tulang VS bere
· nantulang VS bere
· tulang na poso VS amangboru
· nantulang na poso VS amangboru
· bere VS tulang
· ito VS ito
· parumaen/maen VS amangboru
· amang ( na mambuat maen ni iba ) VS amang
Kalau kita perempuan dan memanggil seseorang dengan : Orang itu akan
Memanggil kita:
· amang, amangtua, VS amanguda inang
· inang, inangtua, VS inanguda inang
· angkang VS anggi(a)
· ompungdoli (suhut = dari pihak laki-laki) VS ito
· ompungboru ( suhut ) VS eda
· ompungdoli ( bao = dari pihak perempuan ) VS ito
· ompungboru ( bao ) VS eda
· anggia VS angkang
· inang ( parumaen ) VS inang
· amang ( simatua ) VS inang
· inang ( simatua ) VS inang
· tulang VS bere
· nantulang VS bere
· bere VS nantulang
· ito VS ito
· parumaen/maen VS nanmboru
· amang ( na mambuat maen ni iba ) VS inang
Beberapa hal yang perlu di ingat :
– Hanya laki-laki lah yang mar-lae, mar-tunggane, mar-tulang na poso dohot nantulang naposo.
– Hanya perempuan lah yang mar-eda, mar-amang na poso dohot inang na poso .
Ada lagi istilah LEBANLEBAN TUTUR, artinya pelanggaran adat yang dimaafkan. Misalnya begini : punya bere, perempuan, menikah dengan laki-laki, putera dari dongan sabutuha.
Nah, seharusnya, si bere itu memanggil ‘Amang’ karena pernikahan itu meletakkan posisi saya menjadi mertua/simatua, dan laki-laki itu harus memanggil ‘Tulang rorobot’ karena perempuan yang dia nikahi adalah bere. Tapi tidaklah demikian halnya.
Partuturon karena keturunan lebih kuat daripada partuturon apa pun, sehingga si bere harus tetap
panggil ‘Tulang’ dan si laki-laki harus tetap memanggil ‘Bapatua/bapauda
PANJOUON
Uda, Amang Uda, Bapa Uda
panggilan kita terhadap adik laki-laki dari ayah kita,
panggilan kita terhadap semarga yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih tua darinya,
panggilan kita kepada suami dari adik perempuan ibu kita.
Inang Uda, Nanguda
panggilan kita terhadap istri dari adik laki-laki ayah kita,
panggilan kita terhadap istri dari semarga kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih tua darinya,
Amang Tua, Bapa Tua (Pak Tua)
panggilan kita terhadap Saudara laki-laki yang lebih tua dari ayah kita,
panggilan kita terhadap semarga yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih muda darinya,
panggilan kita kepada suami dari kakak perempuan ibu kita.
Inang Tua, Nantua (Mak tua)
panggilan kita terhadap istri dari Saudara laki-laki yang lebih tua dari ayah kita,
panggilan kita terhadap istri dari orang semarga yang urutan keturunannya setingkat dengan ayah kita tetapi ayah kita lebih muda darinya,
panggilan kita kepada kakak perempuan ibu kita.
[1]===Tulang (Paman)===
panggilan kita kepada saudara laki-laki ibu kita.
Nantulang (bibi)
panggilan kita terhadap istri dari tulang kita.
Lae
panggilan kita (laki-laki) kepada anak laki-laki dari tulang kita,
panggilan kita (laki-laki) kepada suami dari saudari kita yang perempuan.
Eda
panggilan kita (perempuan) kepada anak perempuan dari tulang kita,
panggilan kita (perempuan) kepada istri dari saudara kita yang laki-laki.
Amangboru
panggilan kita terhadap suami dari saudari ayah kita perempuan,
panggilan terhadap suami dari perempuan yang merupakan keturunan semarga kita yang urutannya setingkat dengan ayah kita.
Namboru
panggilan kita terhadap saudara perempuan ayah kita,
panggilan terhadap perempuan yang merupakan keturunan semarga kita yang urutannya setingkat dengan ayah kita.
Ito, iboto
panggilan kita sebagai laki-laki kepada saudari kita (perempuan),
panggilan kita sebagai perempuan kepada saudara kita yang laki-laki,
panggilan umum bagi orang kepada lawan jenisnya dalam budaya batak toba.
Pariban
panggilan kita sebagai laki-laki terhadap anak perempuan dari tulang kita,
panggilan kita sebagai perempuan terhadap anak laki-laki dari Namboru kita.
Inang (ibu)
panggilan kita terhadap perempuan yang lebih tua dari kita atau kepada orang (perempuan) yang
dituai,
panggilan umum untuk menghormati semua perempuan.
Amang
panggilan kita terhadap pria yang lebih tua dari kita atau orang (pria) yang dituai,
panggilan umum untuk menghormati para pria.
Inong (ibunda)
panggilan khusus kepada ibunda kita.
Among (Ayahanda)
panggilan khusus kepada ayahanda kita.
Ompung (Kakek/Nenek)
dibaca Oppung
panggilan kepada kakek/nenek kandung kita.
panggilan kepada anak Tulang (Paman) Kita.
panggilan umum kepada orang tua yang setingkat dengan kakek/nenek kandung kita.
Ompung Doli (Kakek)
dibaca Oppung Doli
panggilan khusus kepada kakek kita, ayah dari ayah/ibu kita
Ompung Boru (Nenek)
dibaca Oppung Boru
panggilan khusus kepada nenek kita, ibu dari ayah/ibu kita