Acara 1 Penggilingan Padi : Bab 1 Pendahuluan
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PASCAPANEN
(TPT 2030)
ACARA 1
PENGGILINGAN PADI
DISUSUN OLEH :
NAMA : Andi Saputra Telaumbanua
NIM : 17/413930/TP/11872
GOL : Selasa B
CO ASS : Nilna Wasi’arahmah
LABORATORIUM TEKNIK PANGAN DAN PASCAPANEN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tahapan penting pada kegiatan pascapanen padi adalah proses penggilingan. Proses penggilingan padi adalah kegiatan untuk merubah wujud padi dari kondisi gabah kering menjadi beras siap komsumsi dengan batas kadar air 13-14%. Umumnya proses penggilingan padi dapat dipisahkan antara pengolahan gabah menjadi beras pecah kulit (BPK) dan proses penyosohan yakni pengolahan beras pecah kulit menjadi beras sosoh. Pemisahan proses ini menggunakan alat yang terpisah juga yakni husker(pemecah kulit) dan whitener (pemutih = penyosoh).
Masalah utama dalam penanganan pasca panen padi yang sering dialami oleh petani adalah tingginya kehilangan hasil selama pasca panen. Kegiatan pasca panen meliputi proses pemanenan padi, penyimpanan padi, pengeringan gabah, dan penggilingan gabah hingga menjadi beras. BPS (1996) menyebutkan kehilangan hasil panen dan pasca panen akibat dari ketidaksempurnaan penanganan pasca panen mencapai 20,51%, dimana kehilangan saat pemanenan 9,52%, perontokan 4,78 %, pengeringan 2,13% dan penggilingan 2,19%. Besarnya kehilangan pasca panen terjadi kemungkinan dikarenakan sebagian besar petani masih menggunakan cara-cara tradisional atau meskipun sudah menggunakan peralatan mekanis tetapi proses penanganan pasca panennya masih belum baik dan benar.
Pemerintah perlu lebih mengkampanyekan penanganan pasca panen yang baik, sampai usaha ini mendapat respon yang baik dari petani. Jika tingkat kehilangan panen bisa ditekan sampai minimal 0,5 sampai 1 persen untuk setiap kegiatan pascapanen dan secara bertahap dapat dikurangi sampai 3 sampai 5 persen berarti total produksi padi yang bisa diselamatkan mencapai 1,59 sampai 2,65 juta ton. Suatu jumlah yang sangat besar untuk mendukung mengamankan target produksi beras nasional setiap tahunnya.
Dalam kaitan dengan proses penggilingan padi, karakteristik fisik padi sangat perlu diketahui karena proses penggilingan padi sebenarnya mengolah bentuk fisik dari butiran padi menjadi beras putih. Butiran padi yang memiliki bagian-bagian yang tidak dapat dimakan atau tidak enak dimakan, sehingga perlu dipisahkan. Selama proses penggilingan, bagian-bagian tersebut dilepaskan sampai akhirnya didapatkan beras yang enak dimakan yang disebut dengan beras sosoh (beras putih).
Tujuan utama penggilingan padi adalah unutk menghasilkan semaksimal mungkin bijian beras tidak patah/beas kepala dengan lapisan bekatul yang dapat dihilangkan secara merata, yang akan menghasilkan kenampakan warna dan kilauan seperti yang diinginkan. Pada bidang teknik pertanian dan biosystem pemahaman terhadap proses 2 tahap utama dalam penggilingan padi yaitu pengupasan sekam (husking) dan pemutihan/penyosohan (whitening) sangatlah penting, untuk dapat mengevaluasi kinerja proses tersebut pada setiap tahap dan komponennya. Oleh karena itu, dilakukan praktikum penggilingan padi agar praktikan dapat memahami proses, prinsip kerja dari alat, dan mengevaluasi hasilnya berdasarkan standard yang telah ada (SNI). Praktikum dilaksanakan dengan menggunakam mesin husker dan penyosoh tipe grinding dengan pengulangan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali.
B. Tujuan
Praktikum penggilingan padi ini bertujuan untuk ;
1. Mempelajari dan mengamati proses husking dan whitening pada proses penggilingan padi
2. Melakukan anlisis untuk mengevaluasi kinerja proses husking dan whitening pada proses penggilingan padi