Acara 2 Tekstur Dan Struktur Tanah : Bab 3 Metodologi & Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

Posted by andi telaumbanua on Jan 14, 2019 in TAnah |

BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum struktur dan tekstur tanah ini antara lain: mikroskop untuk melihat bentuk dan ukuran dari partikel tanah, mistar untuk mengukur diameter partikel tanah, kertas berwarna putih sebagai alas dalam partikel/butir tanah. Timbangan analitis untuk menimbang berat dari sampel tanah dan cawan, oven pengering digunakan dalam penentuan kadar air, ayakan 10 mesh (2 mm) untuk memisahkan partikel pasir dengan debu dan liat, pengaduk untuk mengaduk, corong gelas, stopwatch, cawan porselin sebagai wadah sampel tanah, gelas ukur, gelas piala, tabung erlenmeyer, tabung sedimentasi dan gelas arloji. Bak perendam dan pipet 25 ml sebagai alat dalam analisis metode pipet dan hidrometer.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain : sampel tanah terusik sebagai objek yang dianalisis tekstur dan strukturnya, H2O2 untuk menghilangkan bahan organik agar tanah tidak mengumpal, HCl untuk menghilangkan kapur atau CaCO3, NaOH, kertas saring whatman no.42 diameter 12 cm untuk menyaring, kertas lakmus untuk menentukan pH, dan aquadest.

3.2. Cara Kerja

3.2.1. Penentuan struktur tanah

Sampel tanah terusik diambil dan kertas putih juga disiapkan. Kemudian, sampel tanah dijatuhkan ke kertas putih, lalu partikel tanah diamati dengan mikroskop digital yang terhubung langsung ke laptop. Kemudian, dicari gambar yang jelas dengan cara mikroskop digeser – geser. Setelah ketemu gambar yang tampak jelas, lalu di capture, kemudian diukur diameternya dengan penggaris. Kemudian dianalis tipe struktur partikel tanah yang terbentuk dari yang ukuran besar sampai yang ukuran kecil.

3.2.2. Penentuan tekstur tanah

Sampel tanah kering angin diayak dengan ayakan 10 Mesh, lalu sampel tanah yang lolos ayakan ditimbang 25 gram, dengan gelas arloji yang telah ditimbang terlebih dulu beratnya. Kemudian, sampel tanah dimasukkan  ke dalam gelas piala 250 ml. Lalu, ditambahkan aquadest sebanyak 50 cc, kemudian ditambahkan lagi H2O2 10 ml 30%. Lalu, gelas piala ditutup dengan gelas arloji, kemudian dibiarkan selama semalam. Besoknya dipanaskan selama 15 menit, lalu dibiarkan mendingin, kemudian ditambahkan 15 ml H2O2 10 ml 30%, kemudian dipanaskan lagi sampai bahan organik habis (ditandai dengan buih sudah tak tumpah lagi).

   Kemudian dibiarkan mendingin, ditambahkan 25 ml HCl 2N , lalu volume dijadikan 250 ml. Kemudian diaduk – aduk dengan batang gelas berujung karet selama 30 menit, kemudian diuji dengan lakmus biru, sampai warna lakmus berubah. Kemudian dipasang corong gelas diameter 10 cm diatas tabung erlenmeyer 500 ml, lalu suspensi disaring dengan kertas whatman no.42 diameter 2 cm.Tanah diatas kertas saring dicuci dengan ( 4 x 50) 200 ml HCl 0,2 N, kemudian dilanjutkan pencucian dengan aquadest (7 x 50 ml) 350 ml sampai filtrat yang menetes dari corong bersifat netral (diuji dengan lakmus biru).

   Setelah selesai pencucian, tanah dipindahkan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer 500 ml, diusahakan selama dipindahkan tanah ini selesai dan volume suspensi dalam labu erlenmeyer tidak boleh lebih dari 250 ml. Kemudian ditambahkan 10 ml larutan NaOH 1 N, lalu erlenmeyer disumbat dengan karet rapat – rapat. Lalu dikocok selama 15 menit untuk mendapatkan pendispersian yang baik. Lalu, suspensi dipindahkan ke dalam tabung sedimentasi, volumenya dijadikan 1000 ml dengan aquadest, kemudian diaduk dengan pengadukan selama 30 detik.

   Pemipetan 1 dilakukan (debu+lempung), pipet dimasukkan  dengan kedalam 20 cm lalu hasil pemipetan dituang ke dalam cawan porselin yang telah ditimbang massanya (b), untuk dikeringkan pada temperatur 105  sampai beratnya tetap, kemudian ditimbang lagi (c). Pemipetan 2 dilakukan (lempung total), pipet dimasukkan  dengan kedalam 5 cm lalu hasil pemipetan dituang ke dalam cawan porselin yang telah ditimbang massanya (d), untuk dikeringkan pada temperatur 105  sampai beratnya tetap, kemudian ditimbang lagi (e).

3.3. Cara Analisa Data

3.3.1. Penetapan struktur tanah

Tabel 3.1 Data struktur tanah

Keterangan Tanah A Tanah B
Dmin
Dmax
Dmid
Tipe    

Tabel 3.2 Gambar struktur tanah

Tanah A Tanah B  
     

3.3.2. Penetapan Tekstur Tanah

Analisa Penentuan Kadar Air

Tabel 3.3 Data kadar air

Tanah a (gr) b (gr) c (gr) KA (%)
A
B        

Keterangan :

a = Berat cawan porselin (gr)

b = Berat sampel tanah dan cawan sebelum dioven (gr)

c = Berat sampel tanah dan cawan setelah dioven (gr)

Analisa Penentuan Fraksi Tanah

Tabel 3.4 Data pengukuran fraksi tanah

Tanah a (gr) Pemipetan 1 Pemipetan 2
b (gr) c (gr) d (gr) e (gr)
A          
B

Keterangan :

a = Berat tanah = 15 gr

b = Berat cawan pada pemipetan 20 cm (gr)

c = Berat tanah + cawan pada pemipetan 20 cm (gr) yang dioven

d = Berat cawan pada pemipetan 5 cm (gr)

e = Berat tanah + cawan pada pemipetan 5 cm (gr) yang dioven

Tabel 3.4. Hasil penentuan fraksi tanah

Tanah KA (%) % Debu % Lempung % Pasir Kriteria
A          
B  

Keterangan :

X = persentase bahan organik (asumsi = 3 %)

Y = persentase bahan kapur (asumsi = 2 %)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Analisa Data

Berdasarkan pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut;

4.1.1. Penetapan struktur tanah

Tabel 3.1 Data struktur tanah

Keterangan Tanah A (mm) Tanah B (mm)
Dmin 0,5 0,85
Dmax 0,7 0,9
Dmid 0,6 0,875
Tipe Pasir Kasar dan granuler Pasir Kasar dan platy (lempeng)

Tabel 3.2 Gambar struktur tanah

Tanah  A Tanah B  
     

4.1.2. Penetapan Tekstur Tanah

Analisa Penentuan Kadar Air

Tabel 3.3 Data kadar air

Tanah a (gr) b (gr) c (gr) KA (%)
A 29,45 39,54 38,94 6,32 %
B 28,25  35,88   35,49 5,38 % 

Contoh perhitungan kadar air sampel

  • tanah A :
  • tanah B

Tabel 3.4 Data pengukuran fraksi tanah

Tanah a (gr) Pemipetan 1 (20 cm) Pemipetan 2 (5 cm)
b (gr) c (gr) d (gr) e (gr)
A 15  28,28  28,52  28,24  28,36 
B 15 28,23 28,45 29,45 29,55

Tabel 3.4. Hasil penentuan fraksi tanah

Tanah KA (%) % Debu % Lempung % Pasir Kriteria
A 6,32 35,82  Clay loam (Lempung berliat)
B   Clay loam (Lempung berliat)

 Contoh perhitungan % debu

  • tanah A
  • tanah B

Contoh perhitungan % lempung

  • tanah A
  • tanah B

Contoh perhitungan % lempung

  • tanah A
  • tanah B

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Analisa Data

Berdasarkan pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut;

4.1.1. Penetapan struktur tanah

Tabel 3.1 Data struktur tanah

Keterangan Tanah A (mm) Tanah B (mm)
Dmin 0,5 0,85
Dmax 0,7 0,9
Dmid 0,6 0,875
Tipe Pasir Kasar dan granuler Pasir Kasar dan platy (lempeng)

Tabel 3.2 Gambar struktur tanah

Tanah  A Tanah B  
     

4.1.2. Penetapan Tekstur Tanah

Analisa Penentuan Kadar Air

Tabel 3.3 Data kadar air

Tanah a (gr) b (gr) c (gr) KA (%)
A 29,45 39,54 38,94 6,32 %
B 28,25  35,88   35,49 5,38 % 

Contoh perhitungan kadar air sampel

  • tanah A :
  • tanah B

Tabel 3.4 Data pengukuran fraksi tanah

Tanah a (gr) Pemipetan 1 (20 cm) Pemipetan 2 (5 cm)
b (gr) c (gr) d (gr) e (gr)
A 15  28,28  28,52  28,24  28,36 
B 15 28,23 28,45 29,45 29,55

Tabel 3.4. Hasil penentuan fraksi tanah

Tanah KA (%) % Debu % Lempung % Pasir Kriteria
A 6,32 35,82  Clay loam (Lempung berliat)
B   Clay loam (Lempung berliat)

 Contoh perhitungan % debu

  • tanah A
  • tanah B

Contoh perhitungan % lempung

  • tanah A
  • tanah B

Contoh perhitungan % lempung

  • tanah A
  • tanah B

Reply

Copyright © 2024 All rights reserved. Theme by Laptop Geek.