ACARA II PENGENALAN DASAR ALAT & MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER : BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alat dan Mesin Penanam
Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan didalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik. Kemampuan suatu benih untuk tumbuh setelah ditanam bergantung pada varietas benih, kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya. Apabila tanah ditanam dengan menggaunakan alat tanam, maka mekanisme kerja dan alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanah yaitu berpengaruh pada kedalama tanaman, jumlah benih per lubang, jarak antar lubang dalam baris dan jarak antar baris (Kadirman, 2017).
Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibitnya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cuckup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil, yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. (Kadirman, 2017).
Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar.Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil. Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri.
2.2. Seeder
Fungsi Seeder yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam menutup dengan tanah kembali.
- Macam – macam pola penebaran benih
Penebaran benih sesuai dengan pola pertanaman yang dihasilkan dapat digolongkan :
- Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah).
- Drill seeding (benih dijatuhkan secaran random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur hingga diperoleh jalur tanaman tertentu).
- Precion drilling (benih tanaman secara tunggal dengan interval yang sama dalam alur).
- Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama dalam alur).
- Checkrow seeding (benih diletakkan pada tempat tertentu hingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama).
Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk menceaah macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran benih dapat kontinyu.Kadang-kadang suatau roda bercoak (fluted wheel) digunakan sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian dijatuhkan pada piringan yang berputar, karena bentuk dari piringan ini, benih tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena akanya gaya sentrifugal. Lebar sebaran tergantung pada diamter piringan, bentuk penghalang,dan desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar. Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran. Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan untuk menyebar dan material lain yang berupa butiran (Kadirman, 2017).
- Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan mesin penanam, yang berkaitan dengan sifat fisik benih.
Beberapa sifat phisis benih yang mempengaruhi penggunaan mesin penanam yaitu : Ukuran, bentuk, keseragaman bentuk dan ukuran , jumlah persatuan volume,dan ketahanan terhadap tekanan dan gesekan
- Bagian dari mesin penanam
- Seed – metering devices
Ini merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Terdapat bermacam – macam bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki. Banyak jenis dari seed metering devices, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi :
- horizontal feed / rotor metering devices
- vertical feed / rotor metering devices
Pada alat tersebut banyaknya benih yang dapat disalurkan tergantung dari kecepatan perputaran dan besar kecilnya bagian dari alat yang dapat disalurkan tergantung dari kecepatan perputaran dan besar kecilnya bagian dari alat yang mengambil banih dari kotak benih.
- Tabung penyalur (seed – tube)
Ini akan menyalurkan benih ke alur yang dibuat furrow opener. Bentuk, panjang dan kekasaran mempengaruhi pengaliran benih. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama dan continare. Untuk ini harus diperhatikan pemantulannya pada dinding saluran, hamabtan dan panjang saluran.
- Alat pembuat alur (furrow opener).
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik dituntut suatu kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, serosah, penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya : runner, hoe, dan disk
- Alat penutup alur (seed – covering – devices)
Alat tersebut mempunyai fungsi menutupi benih yang sudah berada dalam alur dengan tenah kembali. Hal ini bertalian dengan pertumbuhan kecambah, akan baik bila benih tersebut berada dalam lingkungan tanah yang lembab dan bertalian dengan iklim. Dalam penutupam ini diharapkan tanah yang menutupi dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditembus oleh tanaman. Macamnya : rantai (drag chain), covering sholves, disk coverer, dam press whell.
Smirth dan Lambert (1990) mengklasifikasikan alat-alat tanam sebagai berikut:
- Alat tanam larikan (barisan)
Alat tanam gandengan
- Dijatuhkan ke dalam lubang (drill)
- Dijatuhkan di guludan (hill drop)
- Dijatuhkan di larikan sempit (narrow row)
Terpasang di belakang traktor :
- Dijatuhkan ke dalam lubang (drill)
- Dijatuhkan di guludan (hill drop)
- Pemindahan atau penanaman.
- Alat tanam tabur:
- Endgate seeder
- Jalur sempit dan lebar penyiang-pemulsa
- Kapal terbang
- Grain drill
Alat tanam dan pemupuk memiliki beberapa bagian utama yaitu: pembuka alur, alat penjatah benih, penutup alur dan hopper. Pembuka alur berfungsi untuk membuka alur tanah dengan bentuk dan ukuran tertentu sehingga benih atau pupuk dapat jatuh ke dalam alur tersebut. Menurut Bainer (1960) ada empat tipe pembuka alur yang biasa digunkan pada alat tanam, yaitu pembuka alur lengkung (curve-runner), pembuka alur lurus (stub-runner), piringan tunggal (single-disk) dan piringan ganda (double-disk). Gambar 2.2 menunjukan keempat tipe pembuka alur tersebut. Dari keempat tipe pembuka alur, tipe pembuka alur lengkung merupakan tipe yang paling umum. Sedangkan tipe pembuka alur lurus cocok digunakan untuk tanah yang kasar.
Gambar 2.2. Tipe pembuka alur (Bainer, 1960)
Alat penjatah benih (metering device) berfungsi untuk mengatur penjatuhan benih dalam jumlah tertentu dan untuk menghasilkan jarak tanam tertentu.
Penutup alur berfungsi untuk menutup alur tanam setelah penjatuhan benih. Penutup alur ini bisa berupa rantai yang diseret (drag chain), piringan penutup (disk hiller), lempeng penutup, sekop penutup dan penutup dengan tekanan roda. Hopper atau kotak benih berfungsi untuk menampung benih sebelum ditanam dan memberikan kondisi sehingga benih bisa mengalir dengan baik menuju pengatur penjatah benih (Syahfri, 2010).
Gambar 2.2. Konsep metering device benih (Sembiring et al., 2000)
Mekanisme kerja Grain Seeder adalah pembuka alur tipe piringan ganda (double disk) membuat alur di lahan yang akan ditanami, kemudian benih dijatuhkan dari bagian penakar benih tipe inclined disk. Penakar benih berbentuk piringan pipih yang pada sekeliling tepinya terdapat lubang-lubang berdiameter sama dengan biji yang akan ditanam. Saat penakar benih berputar, lubang-lubang tersebut akan terisi biji-bijian yang terdapat di atas piringan penakar benih. Benih akan jatuh melalui lubang penyalur benih. Piringan penakar benih berputar saat roda penggerak yang ada di bagian belakang bergerak (Syahfri, 2010).
Cara Pengoprasian
- Persiapkan lahan sebelum penanaman dengan cara pengolahan tanah dengan bajak singkal atau bajak piringan dilanjutkan perataan menggunakan garu atau bajak rotary.
- 2. Gandengkan join adapter pada 3 titik gandeng traktor roda 4 atau pada traktor roda 2.
- Pasanglah batang penggandeng ukuran 50 x 50 mm pada join adapter kemudian tempatkan penanam bijian tipe GS-JP-FL/01 satu persatu pada batang pemasangan tersebut.
- Atur posisi kemiringan mesin tanam tersebut sedemikian rupa sehingga posisi pembuka alur dan roda penggerak sejajar, untuk penggandengan dengan traktor roda 4 dengan cara memanjangkantop link dan untuk penggandengan traktor roda 2 dengan memutar join adapter (Syahfri, 2010).
2.3. Alat Penanam Tradisional
Alat penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar. Berat alat ini berkisar 0,2 sampai 2,0 kg. Bagian-bagian utama dari tugal menurut fungsinya adalah sebagai berikut : Tangkai pegangan, tempat atau kotak benih, saluran benih, dan pengatur pengeluaran benih (Syahfri, 2010).
Prinsip kerja tugal ini adalah jika ujung tunggal ditancapkan atau dimasukkan kedalam tanah, maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya mekanisme pengatur pengeluaran benih sehingga dengan sendirinya benih-benih akan jatuh ke dalam tanah. Sebagai contoh tugal semi mekanis yang menggunakan pegas, pada saat mata tugal masuk ke dalam tanah, pengatur pengeluaran benih tertekan ke atas oleh permukaan tanah. Kemudian mendorong tangkai pegas, sehingga lubang benih terbuka dan benih pun terjatuh ke bawah. Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas dan gerakan ini menutup lubang jatuhnya benih (Rachmawati, 2013).
2.4. Alat Penanan Benih Padi
Penanaman padi didahului dengan pencabutan bibit dipersemaian. Bibit yang siap ditanam adalah bibit yang sudah berumur 21-25 hari setelah sebar dan berdaun 5-7 helai. Penanaman bibit padi sawah dilakukan dengan cara bagian pangkal batang dibenamkan kira-kira 3 atau 4 cm ke dalam lumpur, selanjutnya penanaman padi yang baik menggunakan jarak tanam 20cm x 20cm atau 30cm x 15cm. Di Indonesia cara penanaman dibagi menjadi dua :
1) Penanaman Padi Manual
Penanaman manual adalah penanaman bibit padi setelah disemai ke tempat penanaman yang dilakukan oleh tangan manusia secara manual. Kegiatan tanam bibit padi sawah di Indonesia masih dilakukan secara manual dan menyerap tenaga tanam, waktu dan biaya produksi relatif lebih besar 25-30 HOK/ha (200 – 240 jam/ha) atau 25 – 30% total tenaga untuk budidaya padi (100 – 120 HOK/ha).
(a) (b)
Gambar 2.3. Alat Tanam Bibit Padi Manual (Paddy Transplanter Manual)
Keunggulan atau Nilai Tambah Inovasi
- Menanam bibit padi sistem tanam pindah dilahan sawah
- Meningkatkan kapasitas kerja penanaman enam kali dibanding secara Manual
- Mengurangi kejerihan kerja dan mampu menekan ongkos penanaman hingga 50%
- Bobot alat ringan
Alat Tanam Padi Tebar Langsung Tipe Drum
Pengisian benih dilakukan ketika alat sudah berada di petakan sawah. Pada saat alat ditarik, benih akan keluar melalui lubang yang ada di bagian kanan dan kiri drum. Tiap drum mempunyai dua macam ukuran lubang, yaitu rapat dan renggang. Benih yang dibutuhkan berkisar 40 – 60 kg per hektar. Alat ini mempunyai 4 buah drum, masing-masing drum untuk 2 baris, sehingga jumlah larikan yang dihasilkan seluruhnya 8 baris (Budiman, 2016).
Gambar 2.4. Alat Tanam Padi Tebar Langsung Tipe Drum
Efisiensi kerja alat 60% karena ada waktu yang hilang untuk berbelok. Oleh karena itu, alat tanam tipe drum dengan 8 baris ini lebih sesuai untuk petak ukuran luas. Pada kondisi lapang, jumlah benih yang keluar biasanya lebih rendah dibanding hasil pengujian di laboratorium. Hal ini disebabkan adanya selip negatif roda penggerak (alat maju tetapi roda tidak berputar). Persentase selip di lapang umumnya sekitar 10%, berarti benih yang keluar juga berkurang 10%. Alat tanam yang mempunyai persentase selip kecil berarti memiliki ketelitian yang baik (Budiman, 2016).
2) Penanaman padi mekanis
Alat tanam bibit (transplanter) telah diperkenalkan pada tahun 1890. Perkembangan teknologi penanaman bibit padi di Indonesia terkendala pada peta ninya yang umumnya bekerja sebagai buruh tani, dan tidak memiliki lahan garapan. Sejak tahun 1983 dikembangkan alat tanam bibit padi model IRRI(International Rice Research Institute) yang sederhana, mudah, dan murah .
Menurut Budiman (2016), alat tanam padi diklasifikasikan sebagai berikut
- Tipe tenaga dan type self-propelled
- Type seedling, yang terdiri dari :
- Type mat seedling
- Type pot seedling
- Type traveling, yang terdiri dari
- Type walking (tipe dorong)
- Type riding (tipe kemudi)
Mesin RiceTransplanter
Rice transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada areal tanah sawah kondisi siap tanam. Mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle), oleh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan peralatan pengapung.
- Macam – macam Rice Transplanter
Berdasarkan atas sumber daya yang digunakan, transplanter dibedakan atas empat macam, yaitu :
- “Manually operated transplanter”, yaitu transplanter yang sumber dayanya berasal dari tenaga hewan.
- “Animal drawn transplanter”, yaitu transplanter yang sumber dayanya berasal dari traktor yang merupakan unit terpisah dari transplanter-nya.
- “Tractor mounted transplanter”, yaitu transplanter yang sumber dayanya berasal dari traktor yang merupakan unit terpisah dari transplanter-nya.
- “Self propelled transplanter” , yaitu transplanter yang unit penggeraknya menjadi satu kesatuan unt dengan alat penanamnya (Bagus, 2018).
Adapun menurut macam persemaian yang digunakan, transplanter dibedakan atas dua jenis yaitu :
- Jenis “root wash seeding”, apabila dalam penggunaan transplanter, persemaian harus melalui pencucian akar dengan air sampai bersih dari tanah. Penyediaan persemaian dilakukan dengan cara tradisional.
- Jenis “soil bearing seedling” atau “mat seedling”, apabila dalam penggunaan transplanter, persemaian tidak perlu mengalami pencucian akar, jadi tanah dibiarkan melekat pada perakaran persemaian. Pelaksanaan penanaman memang lebih praktis tetapi jenis ini menuntut perlakuan pembuatan persemaian secara khusus, yaitu benih disebar pada kotak-kotak persemaian yang mempunyai ukuran tertentu yang disesuaikan dengan “seedling tray” transplanter (Bagus, 2018).
- Bagian-bagian utama transplanter
Pada umumnya – bagian pokok dan transplanter, adalah terdiri atas :
- “Travelling device“ yang berfungsi untuk mengerakkan transplanter baik ke depan ataupun ke belakang.
- “Feeding device” yang terdiri atas : “seedling tray” yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan persemaian yang akan ditanam
- “seedling stopper”, yang berfungsi sebagai alat penahan persemaian yang terdapat pada seedling tray
- “seedling feeding pawl”, berfungsi sebagai penggerak seedling tray ke kanan dan ke kiri sehingga pengambilan persemaian dapat merata.
- “Planting device”, adalah sebagai alat pengendalian operasi terdiri atas motor, kopling, gas, versneling.
Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm. Benih ini disemai di dalam ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar matahari selama dua hari hingg berwarna hijau merata. Setelah itu bibit dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang diinginkan. Di pusat pembibitan padi di Jepang, bibit untuk lahan seluas 50 sampai 200 ha (sekitar 7000 hingga 30000 kotak) dibuat dengan seragam, dimana di dalamnya juga dilengkapi dengan proses desinfektan benih, pencampuran pupuk, pengepakan media tanam/tanah ke kotak semai bibit, kendali suhu, penyemprotan, dll (Bagus, 2018).
Gambar 4.5. Rice Trasnplanter riding type
Gambar 4.6. Indo Jarwo Transplanter
Indo Jarwo transplanter adalah mesin modern untuk menanam bibit padi dengan sistem penanaman serentak 4 baris. Penggunaan mesin ini relatif mudah dimana garpu penanam (picker) mengambil bibit padi kemudian ditancapkan pada lahan yang kondisinya rata. Adapun keunggulan dan kelemahan Indo Jarwo Transplanter antara lain (Umar dkk., 2017)
Keunggulan Indo Jarwo Transplanter
- Mendukung sistem jajar legowo 2:1 dengan jumlah baris tanam 4 baris. Jarak tanam antar barisnya 20 cm, jarak tanam legowo 40 cm.
- Kapasitas tanam cukup tinggi 6 jam/ha.
- Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 10 – 18cm.
- Penanaman yang presisi (akurat).
- Tingkat kedalaman tanam yang dapat diatrur.
- Jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang.
- Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam.
Kelemahan Indo Jarwo Transplanter
- Lebar antar barisan (20 cm) tidak dapat diubah.
- Tidak bisa dioperasikan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm.
- Diperlukan alat angkut untuk membawa mesin ke sawah atau ketempat lain.
- Perlu bibit dengan persyaratan khusus.
- Harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani.
Gambar 4.7. Bagian – bagian Depan Mesin Transplanter
Cara Pengoprasian Indo Jarwo Transplanter (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2013)
- Siapkan bibit di dalam tray dan rak yang tersedia
- Atur tuas hidrolik pada posisi sesuai dengan kedalaman lahan, posisi fix merupakan posisi standar pelampung pada saat penanaman.
- Buat tanda/tandai posisi awal dan akhir operasional mesin pada lahan sawah
- Atur posisi tanda batas jarak tanaman (rulling mark) pada mesin untuk menandai jarak tanam antar baris tanaman.
- Setelah mesin dinyalakan, atur kecepatan putar engine pada putaran antara 3100 rpm – 3600 RPM. Kopling utama berada pada posisi netral, setelah siap tuas perlahan-lahan dipindahkan pada posisi maju.
- Perlahan-lahan tarik tuas kopling utama, tuas maju dan penanam pada posisi
- ON.
- Posisi operator harus pada posisi tegak lurus dan memperhatikan mascot tengah
- Pada saat akan belok, tuas penanam ditarik pada posisi OFF
- Perhatikan rulling mark pada saat belok dan memulai menanam pada baris selanjutnya.