Profil Tanah dan Horizon tanah

Posted by andi telaumbanua on Oct 10, 2018 in TAnah |

Profil Tanah dan Horizon tanah

Pedon dan Polipedon

Tanah yang berkembang di bawah pengaruh berbagai faktor pembentukan tanah akan memiliki sifat yang berbeda dalam hal :

  • Profil (jenis dan susunan horizon)
  • Kedalaman solum
  • Kandungan bahan organik
  • Sifat-sifat lainnya.

Perbedaan ini tidak hanya terjadi antara satu daerah dengan daerah yang lain, melainkan juga pada daerah yang sama bahkan hanya dipisahkan oleh jarak beberama meter saja. Dengan demikian, , jelas bahwa pada areal yang luas kita tidak dapat mempelajari sifat tanah hanya pada satu tempat saja sebab mungkin pada areal tadi terdiri atas beberapa jenis tanah.

Satuan individu terkecil dalam tiga dimensi yang masih disebut dengan tanah dinamakan dengan pedon. Sifat-sifat tanah yang tergabung dalam pedon ini memiliki keseragaman yang sama. Biasanya pedon memiliki luas antara 1 hingga 10 m2. Sehingga cukup luas untuk dapat mempelajari sifat tanah dan susunan hori­zon tanah yang ada.

Karena kecilnya pedon yang ada, maka pedon tidak dapat digunakan sebagai satuan dasar untuk pengelompokan tanah di lapang. Guna keperluan ini, maka digunakan kumpulan pedon yang menunjukkan sifat tanah yang sama. Kumpulan pedon ini kita namakan dengan polipedon. Polipedon ini menghasilkan “seri tanah” tertentu pada klasifikasi tanah. Satu satuan polipedon akan memiliki sifat seperti satu seri tanah tertentu.

Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah. Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sbb: O –A – E – B – C – R. Solum Tanah terdiri dari: O – A – E – B. Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah. Sedangkan horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil pembentukan tanah yang hampir sejajar dengan permukaan tanah. Apabila kita membuat irisan tegak tanah (biasanya hingga kedalaman 110 cm), maka kita akan melihat lapisan-lapisan tanah (horizon) ini, yang secara berturut-turut dari permukaan tanah adalah :
Lapisan Tanah Atas meliputi: O – A. Lapisan Tanah Bawah : E – B.
Keterangan:
• O : Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa).
• A : Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap.
• E : Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe dan Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang.
• B : Horison illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari harison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).
• C : Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau belum terjadi perubahan.
• R : Bahan Induk tanah

          Yang kita namakan tanah pada hakekatnya adalah gabungan horizon A dan B yang disebut solum. Solum berbeda dengan regolit, yakni lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan yang berada di atas batuan induk. Regolit meliputi horizon A, B dan C Horizon-horizon pada profil tanah

  • Horizon O : Horizon ini diketemukan pada tanah hutan yang belum terganggu. Horizon ini merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horizon O pada dasarnya dibeda­kan menjadi horizon O1 dan O2 :
  • Horizon O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih dapat dibe­dakan secara jelas.
  • Horizon O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak lagi dapat dibedakan secara jelas.

  •  Horizon A : merupakan horizon yang berada di permukaan tanah, terdiri atas campuran antara bahan organik dan bahan mineral. Horizon ini merupakan horizon pencucian (eluviasi) dari bahan-bahan seperti liat, asam-asam organik, serta kation tanah terutama Ca2+, K+, Na+, dan Mg2+.

       Secara umum, horizon A dibedakan menjadi tiga (3) bagian, yakni A1, A2 dan A3.

Ø  Horizon A1: bahan mineral bercampur dengan bahan organik (humus) dan memiliki warna yang gelap.

Ø  Horizon A2: horizon A yang telah mengalami pencucian (elu­viasi) yang maksimal terhadap bahan-bahan seper­ti liat, bahan organik dan kation. Warna horizon ini lebih terang dibandingkan dengan horizon A1.

Ø  Horizon A3: merupakan horizon peralihan dari A ke B namun,  masih memiliki sifat-sifat yang lebih menyerupai horizon A (terutama struktur tanahnya).

  • Horizon B: Horizon B merupakan horizon penimbunan (iluviasi) bahan-bahan tercuci dari horizon A.

Horizon B dibedakan menjadi tiga (3) bagian, yakni B1, B2 dan B3.

Ø  Horizon B1 : peralihan horizon A ke B, namun,  sifat-sifatnya lebih menyerupai horizon B.

Ø  Horizon B2 : horizon penimbunan (iluviasi) yang maksimum terhadap bahan-bahan seperti liat, kation, Fe, Al, dan bahan organik.

Ø  Horizon B3 : horizon peralihan dari B ke C, namun,  lebih menyerupai horizon B.

  • Horizon C : merupakan lapisan bahan induk tanah yang telah mengalami pelapukan. Proses pelapukan yang terjadi pada horizon ini baru pada tahap pelapukan fisik dan belum mengalami peruba­han secara kimiawi. Pengaruh makhluk hidup belum mencapai horizon ini.

  • Horizon D atau R: lapisan ini merupakan hamparan batuan yang belum mengalami pelapukan, baik secara fisik maupun kimia. Horizon ini merupa­kan sumber bahan penyusun tanah yang sangat menentukan sifat-sifat tanah yang terbentuk (lihat bahasan lebih lanjut).

Perlu dijelaskan di sini, bahwa tanah yang kita jumpai di alam tidak selalu memiliki horizon seperti yang diterangkan di atas. Perkembangan tanah pada hakekatnya akan mengakibatkan terbentuknya horizon-horizon seperti yang diberikan pada Gambar 1. Semakin lama proses pembentukan tanah, semakin lengkap horizon yang terbentuk. Namun, , berbagai kondisi lingkungan juga sangat menentukan pembentukan horizon ini. Erosi tanah, misalnya, akan mengakibatkan hilangnya horizon A, sehingga yang tertinggal hanya horizon B dan C. Selain itu, pekerjaan/tindakan manusia dapat juga menyebabkan terjadinya penimbunan tanah dari tempat lain, sehingga horizon A tidak lagi terdapat di permukaan tanah melainkan di bawah timbunan tanah tersebut. Horizon O hanya dijumpai pada tanah yang belum pernah diolah. Pengolahan tanah mengakibatkan hilangnya horizon ini. Selanjutnya,  tanah yang masih muda biasanya belum memiliki horizon A2 atau B3, atau bahkan belum memiliki horizon B sehingga hanya terdiri atas A dan C.

Kegunaan Profil Tanah :
a. Untuk mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O – A) dan solum tanah (O – A – E – B).
b. Kelengkapan atau differensiasi horison pada profil.
c. Warna Tanah.

Komponen Tanah
4 komponen penyusun tanah :
a. Bahan Padatan berupa bahan mineral.
b. Bahan Padatan berupa bahan organik.
c. Air.
d. Udara.

Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara.

Reply

Copyright © 2025 All rights reserved. Theme by Laptop Geek.