Penggilingan dan Pengeringan

Posted by andi telaumbanua on Oct 9, 2018 in ALAT Dan MESIN PERTANIAN |

Penggilingan dan Pengeringan

Tanaman padi-padian dengan biji yang kecil, biji harus sudah dirontokkan dari tangkainya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda. Dahulu padi-padian dipotong dengan suatu pengikat dan ikatan-ikatan tersebut di bawa ke suatu mesin perontok yang stasioner, ditempat tersebut padi-padian dirontokkan kemudian dimasukkan ke dalam karung. Sebuah paten diberikan kepada Samuel Lane untuk gabungan pemanen perontok. Mesin pemanen perontok terpadu, memotong bulir-bulir tanaman yang berdiri, merontok dan membersihkan gabahnya (Hardjosentono, 1978).

Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-rata mempunyai kapasitas giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau mungkin sudah ada yang lebih besar lagi. Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi memisahkan BPK dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah digunakan. Salah satu bentuk RMU (Rizaldi, 2006).

Rice milling unit merupakan suatu mesin yang berfungsi untuk mngupas kulit luar padi dan memutihkan padi supaya mutu serta kualitas padi tetap terjaga. Rice milling unit memilliki berbagai kelabihan dibandingkan dengan pengupasan padi tradisional diantanya adalah sebagai berikut:

  1. Beras yang dihasilkan lebih bersih dan mengkilap sehingga meningkatkan harga jual.
  2. Proses produksi lebih cepat mudah dan menyenangkan
  3. Mengurangi kebutuhan tenaga kerjaHasil produksi lebih banyak dengan waktu yang singkat
  4. Minimalnya beras pacah (broken) sehingga dapat mempertahankan mutu.

Beras merupakan sumber utama kalori bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pangsa beras pada konsumsi kalori total adalah 54.3% atau dengan kata lain setengah dari intake kalori masyarakat Indonesia bersumber dari beras (Harianto, 2001). Mutu beras giling dikatakan baik jika hasil proses penggilingan diperoleh beras kepala yang banyak dengan beras patah minimal. Mutu giling ini juga ditentukan dengan banyaknya beras putih atau rendemen yang dihasilkan. Mutu giling ini sangat erat kaitannya dengan nilai ekonomis dari beras. Salah satu kendala dalam produksi beras adalah banyaknya beras pecah sewaktu digiling. Hal ini dapat menyebabkan mutu beras menurun (Allidawati dan Kustianto,1989).

Penggilingan beras berfungsi menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian mapun seluruhnya agar menhasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras. selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil daripada butir patah (Damardjati, 1988).

Beras giling dipengaruhi banyak faktor yang terbagi dalam 3 kelompok. Kelompok 1 adalah faktor yang mempengaruhi rendemen melalui pengaruhnya terhadap mutu gabah sebagai bahan baku dalam proses penggilingan yang meliputi varietas, teknik budidaya, cekamaman lingkungan, agroekosistem, dan iklim. Kelompok 2 merupakan faktor penentu rendemen yang terlibat dalam proses konversi gabah menjadi beras, yaitu teknik penggilingan dan alat penggilingan. Kelompok 3 menunjukkan kualitas beras terutama derajat sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh maka rendemen akan semakin rendah. Susut mutu dari suatu hasil giling dapat diidentifikasikan dalam nilai derajat sosoh serta ukuran dan sifat butir padi yang dihasilkan. Umumnya semakin tinggi derajat sosoh, persentase beras patah menjadi semakin meningkat pula. Ukuran butir beras hasil giling dibedakan atas beras kepala, beras patah, dan menir (Nugraha et al, 1998).

Berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bulog, beras kepala merupakan beras yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian beras utuh. Beras patah memiliki ukuran butiran 2/10 bagian sampai 6/10 bagian beras utuh. Menir memiliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh  atau melewati lubang ayakan 2.0 mm (Waries, 2006).

Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah dikeringkan, misalnya tembakau, kopi dan biji-bijian (Djarwo, 1988).

Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Proses pengeringan adalah proses pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan biji- bijian akibat aktivitas biologi  dan kimia sebelum bahan diolah (digunakan). Cara ini dilakukan dengan cara menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari pada tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan ini menyebabkan tejadinya aliran uap air dari bahan ke udara.

Pengeringan mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dan sebagainya. Kerugian yang lainya juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di basahkan kembali (rehidratasi) sebelum digunakan. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua permukaan bahan tersebut. Factor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan (Mujumdar, 1995).

Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh mikroorganisme. Bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada. Akan tetapi misalnya pada ikan asin, dilakukan penggaraman terlebih dulu sebelum dikeringkan. Ini dilakukan agar spora yang dapat meningkatkan kadar air dapat dimatikan (Ranganna, 1997).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan antara lain:

  1. Laju pemanasan waktu energy (panas) dipindahkan pada bahan.
  2. Jumlah panas yang dibutuhkanuntuk menguakan tiap pound air.
  3. Suhu maksimum pada bahan.
  4. Tekanan pada saat terjadinya penguapan.
  5. Perubahan lain yang mungkin terjadi didalam bahan selama proses penguapan

Alat pengering mempunyai banyak jenis, antara lain yaitu alat pengering tipe bak dan alat pengering tipe rak (tray dryer). Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Pada umumnya rak tersebut tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering jenis ini raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat pengeringnya. Bahan diletakkan di atas rak (tray) yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang-lubang ini untuk mengalirkan udara panas dan uap air (Rizaldi, 2006).

Jenis alat pengering yang lain, yaitu alat pengering hampa udara. Alat ini digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan yang peka terhadap suhu tinggi seperti sari buah dan larutan pekat lainnya. Ukuran alat ini hampir sama dengan pengering tipe rak (tray dryer) tapi dioperasikan dalam keadaan hampa udara. Pengering pada alat ini berlangsung dengan cepat pada suhu rendah. Pemanasan terjadi dengan jalan memasukkan udara panas ke dalam ruang pengering melalui lubang-lubang yang terdapat pada setiap rak. Bahan ditebarkan setipis mungkin diatas rak-rak yang terletak diatas papan yang berlubang. uap air yang terbentuk  dihisap dengan menggunakan vektor uap (Rizaldi,2006).

Reply

Copyright © 2024 All rights reserved. Theme by Laptop Geek.