Alat dan Mesin Pertanian
Alat dan Mesin Pertanian
Penggunaan alat traktor sebagai alat pengolah tanah merupakan sarana substitusi tanah maupun tenaga kerja, karena dapat bersifat memudahkan penguasaan tenaga yang lebih besar sehingga dapat ditanami tanah yang lebih luas. Teknologi yang memberi peluang pengganti tenaga kerja dengan faktor produksi lain sering disebut teknologi hemat tenaga, sedangkan teknologi yang memberikan peluang yang menggantikan tanah dengan faktor-faktor produksi lain disebut teknologi hemat tanah (Hardijiseutomo, 1978).
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Traktor roda dua adalah suatu alat pengolahan lahan yang biasanya dipakai di kebun, tetapi bisa digunakan di sawah apabila dilengkapi dengan suatu peralatan seperti bajak, garu perata tanah, pembuat pematang, dll. Tenaga penggerak 15 PK, poros tunggal, dikendalikan dengan tangan oleh pengemudi yang berjalan dibelakangnya, dengasn atau tidak dengan kopling sedangkan kemudi dan gas ditangan (Nawawi, 2001).
Traktor roda dua atau traktor tangan adalah mesin-mesin yang dapat digunakan untuk mengolah tanah dan lain-lain pekerjaan pertanian dengan alat pengolah tanahnya digandengkan atau dipasang dibagian belakang mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat dilakukan dalam waktu bersamaan (Hardjosentono, 1996).
Traktor roda empat adalah salah satu alat pengolah tanah jika dilengkapi dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring, dll. Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak dari motor diesel dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk bekerja di lahan kering, bukan untuk lahan sawah. Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi traktor mini, menengah, dan traktor besar (Hardjomidjojo, 1988).
Traktor besar dicirikan sebagai traktor yang mempunyai dua buah poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya berkisar 1740–2010 mm dan dayanya berkisar 20–120 HP. Jenis traktor ini harganya sangat mahal sehingga petani masih belum mampu untuk memiliki secara perorangan. Di samping itu penggunaannya pun kurang efisien mengingat bentuk petakan sawah yang relatif kecil. Traktor ini banyak dijumpai pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai areal yang luas dan modal yang cukup besar (Rizaldi, 2006).
Alat dan mesin penanaman adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun diatas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji didalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).
Dalam perkembangan alat dan mesin penanam ini dikenal dari bentuk tradisional sampai dalam bentuk yang modern. Pada umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang didorong atau ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor. Prinsip kerjanya yaitu pembukaan alur atau lubang, mekanisme penjatuhan benih, dan penutupan alur atau lubang (Ananto, 1997).
Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali. Alat dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertaniandapat membantu petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu. Penanaman yaitu usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah (Irwanto, 1980).
Alat penanaman dengan sumber bahan tanam yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Transplanter
Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam. Pada penanaman padi, dapat dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan. Kelebihannya dapat digunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu.
Dilihat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat 3 jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri. Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung. Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual (Pearson, 1990).
- Seeder
Alat penanam berfungsi meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Bila benih dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanam, yaitu berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris, dan jarak antar baris. Disamping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian memiki bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat tanam yang memiliki kekuatan tanam yang berbeda. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran, bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density per satuan volume, dan tekanan terhadap tekanan dan gesekan (Irwanto, 1980). Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam digolongkan menjadi 5 macam:
- a)Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah)
- b)Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu).
- c)Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur)
- d)Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama dengan alur)
Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama)
Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi alat penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001).
Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulannya yaitu bahwa sprayer yang paling baik dari segi kinerja penyemprotannya adalah sprayer elektrostatik dan yang paling buruk sprayer hidrolik (Mimin et.al, 1992).
Alat penyemprot (sprayer) merupakan alat mesin untuk memecah suatu cairan atau larutan suspensi menjadi tetesan (butiran tetesan) dengan besar ukuran tertentu. Pada dasarnya penyemprot yang umum digunakan dikalangan pertanian adalah penyemprot tipe gendong. Tipe ini dibagi dua jenis yaitu penyemprot automatis dan semi automatis. Komponen penyemprot tipe gendong terdiri dari tiga bagian, yaitu tangki (reservoir), bagian pompa (unit pompa), bagian pengabut (unit selang dan pelengkap nozzle) (Hardjosentono, 1978).
Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi. samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Siregar, 1984).
Pompa adalah alat untuk menggerakan cairan atau adonan. Pompa menggerakan cairan dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi, untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi) (Haryono, 1982).
Ada beberapa tipe pompa yang digunakan pada area pertanian, yaitu:
- Pompa plunyer
- Pompa torak
- Pompa sentrifugal
- Pompa propeller (aksial)
Pompa plunyer, pompa ini sesuai untuk sumur yang dalam. Pompa ini diletakkan dalam sumur dan digerakkan dengan system tungkai dan poros engkol di atas tanah. Plunyer ini biasanya terbuat dari kunigan yang dilengkapi dengan katup-katup hisap dan tekan. Pompa plunyer ini digerakkan oleh motor listrik.
Pompa torak, pompa ini digunakan untuk sumur yang rendah. Alat ini terdiri dari torak yang bergerak bolak-balik di dalam silinder kecil yang mempunyai lubang-lubang hisap dan pengeluaran.
Pompa sentrifugal merupakan jenis yang sederhana dan mudah dalam pemeliharaan, tetapi efisiensinya lebih rendah dibanding dengan pompa torak dan plunyer. Dalam tipe yang sederhana, baling-baling melentur digerakkan dengan kecepatan tinggi dalam rumah-rumah yang berbentuk piringan. Baling-baling merupakan bagian penting dari pompa sentrifugal.
Pompa propeller merupakan pompa tipe sedot rendah yang cocok untuk operasi traktor pada pekerjaan pengairan limpah atau pada waktu pengisian persediaan air.
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian. Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan professional (Robbins, 2005).