Posted by andi telaumbanua on Jul 23, 2018 in
Praktikum
Daftar Pustaka
Arsyad, S. dan Ernan R. 2012. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan. Cetakan kedua. Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Bogor.
Budiyanto, G. 2010. Tingkatkan Produktivitas aLahan Pasir Pantai Selatan Kulon Progo. Dalam http://www.umy.ac.id . Diakses pada tanggal Kamis, 17 Mei 2018.
Gunadi, S. 2002. Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan Pesisir. Jurnal Teknologi Lingkungan 3(3) : 232-236.
Ikhwanuddin, M. dan Sudaryono. 2008. Pengaruh Irigasi dan Naungan terhadap Produksi Tanaman Cabe (Capsicum annum) Pada Lahan Berpasir, Yogyakarta. Jurnal Hidrosfir Indonesia 3(1): 41- 49
Kastono, D. 2007. Aplikasi Model Rekayasa Lahan Terpadu Guna Meningkatkan Produksi Hortikultura Secara Berkelanjutan di Lahan Pasir Pantai. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 3(2): 112-123.
Martono. 2006. Pengaruh perubahan penutup lahan terhadap iklim mikro. Jurnal Lapan 76 : 5-7.
Nugroho, A. S., Bambang H., dan Lis N. 2015. Sistem Pengelolaan Lahan Pasir Pantai untuk pengembangan Pertanian. Dalam http://repository.umy.ac.id . Diakses pada tanggal Kamis, 17 Mei 2018.
Yuwono, N.W. 2009. Membangun Kesuburan Tanah Di Lahan Marginal. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 9(2) : 137.
Rajiman , Endang S., dan Eko H. 2008. pengaruh pembenah tanah terhadap sifat fisika tanah dan hasil bawang merah pada lahan pasir pantai bugel kabupaten kulon progo. Jurnal Agrin 12(1) : 68-69
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik : Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius: Yogyakarta.
Posted by andi telaumbanua on Jul 23, 2018 in
Praktikum
BAB 3
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain: Kertas (lembar pengamatan), alat tulis, anemometer, thermohygrometer, thermometer, thermometer tanah, dan luxmeter untuk mencatat dan mengukur anasir iklim mikro di lahan pertanian pantai Samas.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah lahan pertanian pasir Samas yang telah dibagi menjadi lima pos.
3.2. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:
- Lembar pengamatan praktikum disiapkan.
- Pengamatan di setiap pos dilakukan. Pengamatan mencakup: pengukuran sinar datng dan sinar pantul, pengukuran kecepatan angin, kelembaban udara, suhu udara dan suhu tanah.
- Setelah pengamatan di pos pertama selesai dilakukan, praktikum pindah ke post selanjutnya.
- Jika data di semua pos telah didapat, data diolah menjadi tabel dan grafik.
3.2.1. Pengukuran Sinar Datang
- Sinar datang dan sinar pantul diukur dengan alat luxmeter
- Alat dihadapkan pada arah sinar matahari dan dihadapkan kearah tanah
- Pengukuran dilakukan dengan 10 kali pengulangan setiap 2 menitnya selama 20 menit.
- Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat.
3.2.2. Pengukuran Kelembaban Udara
- Disiapkan alat thermohygrometer
- Alat diletakkan pada ketinggian tertentu
- Alat akan bekerja secara otomatis, dan pengukuran tersebut dilakukan dengan 10 kali pengulangan setiap 2 menitnya selama 20 menit
- Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat.
3.2.3. Pengukuran kecepatan angin
- Disiapkan alat anemometer
- Alat diletakkan pada ketinggian tertentu
- Alat akan bekerja secara otomatis, dan pengukuran tersebut dilakukan dengan 10 kali pengulangan setiap 2 menitnya selama 20 menit
- Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat.
3.2.4. Pengukuran Suhu Udara
- Disiapkan 3 alat thermohygrometer
- Diletakkan alat tersebut pada ketinggian 0 cm, 50 cm, dan 100 cm
- Alat akan bekerja secara otomatis, dan pengukuran tersebut dilakukan dengan 10 kali pengulangan setiap 2 menitnya selama 20 menit
- Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat.
3.2.5. Pengukuran Suhu Tanah
- Disiapkan alat stick thermometer
- Alat ditancapkan di tanah pada kedalaman 15 cm
- Alat akan bekerja secara otomatis, dan pengukuran tersebut dilakukan dengan 10 kali pengulangan setiap 2 menitnya selama 20 menit
- Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat.
3.3. Analisa Data
Setiap data variable yang didapat pada masing – masing pos dicari nilai reratanya, kemudian hasil rerata tiap variable di masing – masing lokasi dibuat grafik variable terhadap waktu.
3.3.1. Temperature (
3.3.2 Kelembaban Udara (%)
3.3.3. Sinar Datang dan Sinar Pantul (
3.3.4. Kecepatan Angin (m/s)
Posted by andi telaumbanua on Jul 23, 2018 in
Praktikum
BAB 2
DASAR TEORI
Anasir terpenting dalam kajian iklim mikro meliputi radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara, penguapan (evaporasi dan transpirasi) dan kecepatan angin. Radiasi adalah proses energi dipindahkan oleh gelombang elektromagnetik dari benda yang satu ke benda yang lain tanpa adanya medium perantara.
Energi matahari sampai ke bumi dalam bentuk radiasi dan dalam bentuk gelombang pendek yang diradiasikan kembali oleh bumi dalam bentuk radiasi gelombang panjang. Bagian radiasi yang sampai ke bumi disebut insolasi. Radiasi matahari maksimum tercapai pada saat matahari tegak lurus permukaan tanah (Martono, 2006).
Perubahan suhu dan kelembaban udara sebagai indikator perubahan neraca energi berkaitan dengan transfer atau perpindahan panas pada medium udara dan kelembaban serta transfer atau perpindahan uap air yang dikenal sebagai evaporasi atau evapotranspirasi.
Kelembaban udara menyatakan banyaknya air dalam udara. Kelembaban relatif adalah perbandingan antara uap air dalam udara tersebut. Jika temperatur dan tekanan yang sama udara tersebut jenuh dengan uap air. Adanya perbedaan pola perubahan suhu dan rata- rata kelembaban udara merupakan indikasi telah terjadinya perubahan kesetimbangan energi (Martono, 2006).
Kecepatan angin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain gradien tekanan horizontal, ketinggian tempat, dan letak geografis. Temperatur di dalam tanah dikendalikan oleh tempertatur permukaannya. Seluruhnya sangat tergantung pada keadaan cuaca di atas permukaan. Temperatur permukaan tanah lebih peka daripada temperatur udara mengubah cuaca. Lapisan tanah yang pertama yang sangat besar variasi temperaturnya disebut lapisan tanah dasar, analog dengan lapisan dasar atmosfer (Martono, 2006).
Sebuah lahan berpotensi menjadi lahan produktif dalam usaha pertanian jika area tersebut banyak mengandung humus (bahan organik), dapat menyimpan air, dan terdapat keseimbangan fraksi pasir (sand), debu (silt) dan lempung (clay).
Lahan tersebut dipercaya dapat menyediakan kebutuhan dan keseimbangan air dan udara dalam tanah serta hara (nutrient) bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas rendah. Produktivitas lahan pasir pantai yang rendah disebabkan oleh faktor pembatas yang berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah, infiltrasi dan evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan efisiensi penggunaan air rendah (Budiyanto, 2010).
Produktivitas tanah dipengaruhi oleh kandungan C organik, KPK, tekstur dan warna. Lahan pasir pantai marjinal dicirikan dengan ciri-ciri sebagai berikut : tekstur pasiran, struktur lepas-lepas, kandungan hara rendah, kemampuan menukar kation rendah, daya menyimpan air rendah, suhu tanah di siang hari sangat tinggi, kecepatan angin dan laju evaporasi sangat tinggi.
Upaya perbaikan sifat-sifat tanah dan lingkungan mikro sangat diperlukan, antara lain misalnya dengan penyiraman yang teratur, penggunaan mulsa penutup tanah, penggunaan pemecah angin (wind breaker), penggunaan bahan pembenah tanah, dan pemberian pupuk (organik dan anorganik) (Nugroho dkk., 2015).
Lahan marginal dapat diartikan sebagai lahan yang memiliki mutu rendah karena memiliki beberapa faktor pembatas jika digunakan untuk suatu keperluan tertentu. Sebenarnya faktor pembatas tersebut dapat diatasi dengan masukan, atau biaya yang harus dibelanjakan.
Tanpa masukan yang berarti budidaya pertanian di lahan marginal tidak akan memberikan keuntungan. Ketertinggalan pembangunan pertanian di daerah marginal hampir dijumpai di semua sektor, baik biofisik, infrastruktur, kelembagaan usahatani maupun akses informasi untuk petani miskin yang kurang mendapat perhatian. (Nugroho dkk., 2015).
Lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas tanah rendah sebagai akibat dari struktur tanah lepas, kemampuan memegang air rendah, infiltrasi dan evaporasi yang tinggi, kesuburan rendah, bahan organik sangat rendah, temperatur yang tinggi dan angin kencang bergaram , KTK rendah dan infiltrasi tinggi (Budiyanto, 2010).
Ketersediaan udara yang berlebihan dalam pori menyebabkan pengeringan dan oksidasi bahan organik berjalan cepat. Namun lahan pasir pantai memiliki kelebihan berupa lahan luas, datar, dekat dengan ekowisata, jarang banjir, sinar matahari melimpah, dan permukaan air dangkal. Di samping itu persiapan lahan pasir pantai cukup sederhana hanya dengan membuat bedengan tidak dibuat parit-parit yang dalam, sehingga terjadi efisiensi biaya. Penggunaan pembenah tanah di lahan pasir merupakan salah satu alternatif teknologi peningkatan produktivitas lahan (Sutanta, 2002).
Pemanfaatan lahan pasir akan meningkatkan kebutuhan pembenah tanah, sehingga ketersediaannya semakin terbatas dan mahal harganya. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan alternatif pengganti grumusol dan pupuk kandang dengan ketersediaan yang memadai dan harganya murah. Lumpur sungai, blotong dan limbah karbit merupakan salah satu bahan alternatif yang cukup baik. Grumosol dan lumpur merupakan tanah yang didominasi oleh fraksi lempung dengan kandungan lebih dari 40%.
Fraksi lempung memiliki ukuran koloid rendah, sehingga memiliki luas permukan jenis yang besar, sehingga memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air yang tinggi, membantu membentuk agregat dan menyediakan hara, kapilaritas sangat baik, melepaskan air lambat dan aerasi jelek. Lumpur merupakan hasil pengendapan bahan sedimen di sungai yang kaya akan kandungan lempung. Penggunaan lempung dan bahan organik dapat memperbaiki struktur dan pori mikro (Kastono, 2007).
Bahan organik berfungsi untuk meningkatkan kesuburan fisika, kimia dan kesuburan biologi. Pemberian bahan organik bermanfaat meningkatkan humus tanah, mengurangi pencemaran lingkungan, mengurangi pengurasan hara yang terangkut lewat panen , memperbaiki temperatur dan memperbaiki lingkungan organisme tanah , memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan air . Dekomposisi bahan organik menghasilkan humus yang memiliki luas permukaan dan kemampuan absorpsi lebih besar dari lempung. Agregasi tanah dapat memperbaiki tata udara dan air tanah yang baik, sehingga aktivitas mikroorganisme dapat optimal (Sutanta, 2002).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari sisa bahan makanan ternak yang bercampur dengan kotorannya, baik dalam bentuk cair atau padat. Pupuk kandang memiliki berat jenis rendah, daya retensi dan aktivitas yang tinggi terhadap air, luas permukaan total besar, dan KTK yang tinggi (100-300 cmol/100 g). Blotong merupakan salah satu limbah padat pabrik gula yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu.
Produksi blotong mencapai 3,5-7,5% dari berat tebu giling. Sifat blotong yang mendukung perbaikan sifat tanah antara lain daya menahan air tinggi, berat volume rendah, porous dan KTK tinggi. Blotong menunjukkan potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik tanpa menganggu pertumbuhan tanaman. Limbah karbit adalah produk sampingan gas asetilen yang merupakan hasil reaksi antara kalsium karbida (CaC2) dengan air (H2O), dapat berperan memperbaiki struktur dan kesuburan tanah (Kastono, 2007).
Peluang pemanfaatan teknologi di lahan kawasan pesisir diantaranya berupa teknologi perbaikan sifat fisik, kimiawi dan organisme tanah agar interaksi tanah – air – tanaman dapat terwujud dengan baik. Wujud teknologi lain adalah interaksi antara tanaman dan atmosfir, karena di lahan kawasan pantai yang perlu mendapatkan perhatian adalah tersedianya cukup energi matahari dan energi angin. Hal ini bila tidak mendapatkan perhatian yang cukup dapat merugikan proses produksi biomas.
Beberapa bentuk perbaikan lahan kawasan pesisir :
- Teknologi perbaikan sifat fisik – kimia dan organisme tanah. Tujuan perbaikan ini adalah agar tanah pasiran dapat. a. Terbentuk agregat, tidak lepas-lepas, mampu menahan air baik yang hilang berupa perlokasi atau evaporasi. b. Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman c. Terwujudnya kekayaan mikro tanah yang dapat membantu kesuburan kimiawi dan fisika tanah.
- Teknologi peningkatan hubungan tanah dan atmosfir
(Gunadi, 2002).
Kunci perbaikan lahan pasir adalah penambahan pembenah tanah.Bahan pembenah tanah merupakan bahan-bahan sintetis atau alami yang berpotensi untuk memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah. Tujuan penggunaan bahan pembenah tanah adalah :
- Memperbaiki agregat tanah, 2. Meningkatkan kapasitas tanah menahan air (water holding capacity), 3. Meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KPK) tanah dan 4.Memperbaiki ketersediaan unsur hara tertentu. Pemanfaatan pembenah tanah harus memprioritaskan pada bahan-bahan yang murah, bersifat insitu, dan terbarukan.
Pemantauan dampak pemberian pembenah tanah di lahan pasir pantai memerlukan indikator yang terukur. Salah satu indikator penilaian dampak penggunaan pembenah tanah adalah kualitas tanah. Kualitas tanah adalah kapasitas tanah untuk dapat berfungsi dalam batas-batas ekosistem alami atau terkelola, mempertahankan produktivitas tanaman dan binatang, memelihara atau meningkatkan kualitas air dan udara dan mendukung kesehatan manusia dan lingkungan (Arsyad dan ernan, 2012).
Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan pada indikator sifat fisika, kimia dan biologi tanah.Pengukuran indikator kualitas tanah menghasilkan indeks kualitas tanah.Indeks kualitas tanah dihitung berdasarkan nilai dan bobot tiap indikator kualitas tanah.
Indikator kualitas tanah harus mencerminkan fungsi 1. melestarikan aktivitas biologi, 2. pengaturan dan penyaluran air dan 3. filter dan buffering. Indikator kualitas tanah adalah sifat, karakeristik fisika, kimia dan biologis tanah yang menggambarkan kondisi tanah. Indeks kualitas tanah menggunakan parameter jeluk perakaran, berat volume, porositas, debu dan lempung, C-organik, pH, P-tersedia, Ktertukar, N-tersedia dan N-total (Rajiman, 2014).
Kualitas tanah dipengaruhi oleh kemampuan tanah menyediakan hara tanaman dan fungsi tanah sebagai produksi tanaman. Menurut Partoyo (2005) bahwa penggunaan pembenah tanah berupa lempung dan pupuk kandang di lahan pasir pantai Samas telah meningkatkan kualitas tanah. Penggunaan lempung dan pupuk kandang di lahan pasir pantai selama 19 tahun, 11 tahun, 3 tahun dan control (0 tahun) menghasilkan indeks kualitas tanah yang bervariasi yaitu sebesar 0,3533; 0,3234; 0,2868 dan 0,1750.
Posted by andi telaumbanua on Jul 23, 2018 in
Umum
Kisah Sukses Hamzah Izzulhag : Jadi Pengusaha Bimbel dan Bantal (CV.Hamasa Indonesia) di usia 20 tahun
Sumber Video: https://www.youtube.com/watch?v=9G-38OekR8w
Hamzah Izzulhaq
Masa muda adalah masa emas dan momentum yang tepat untuk memulai bisnis karena semangat dan energi kita masih banyak.
3 kata memulai bisnis
- Semangat
- Berani mengambil resiko
- Pantang menyerah
Dia adalah pengusaha muda yang sukses.Pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 ini memang sudah memiliki bakat bisnis sejak masih SD mulai dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung pernah dilakukannya.
Sewaktu SMA Hamzah mulai berbisnis dalam bidang pulsa dan buku – buku dengan melobi pamannya yang mempunyai Toko buku yang besar Hamzah mulai menjadi Distributor Buku dengan diskon 30 % dari pamannya. Buku tersebut dijualkan kepada adik kelas dan kakak kelasnya dengan diskon 10% sehingga dia meraup keuntungan 20% setiap bukunya.
Dari itu semua hamzah mengantongi Rp 950 ribu. Uang tersebut sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa dimana bagian operasional diserahkan kepada teman SMP-nya sementara Hamzah hanya menaruh modal saja. Sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar.
Omzet yang didapat sering kali dipakai tanpa sepengetahuan dan seizin Hamzah. Voucher pulsa pun juga sering dikonsumsi secara pribadi. Dengan kerugian yang diterimanya, Hamzah akhirnya memutuskan untuk menutup usaha yang hanya berjalan selama kurang lebih 3 bulan itu.
5 Tips Berbisnis dari Hamzah Izzulhaq
Pertama, memperbaiki hubungan dan kualitas komunitas atau lingkungan kita. Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam membentuk karakter dan perkembangan jiwa kita.
Kedua, janganlah memulai dari nol! kita bisa meneruskan suatu usaha yang sudah dirintis oleh orang lain.
Ketiga, Jangan NATO (No Action Talk Only). Ketika kita sudah punya banyak teori, langkah selanjutnya yang paling penting kita lakukan adalah ACTION, bertindak.
Keempat, perbaiki hubungan kualitas kita dengan orang tua dan Tuhan.
Kelima, ingat kepada orang lain. Selalu tanamkan makna “the power of giving”, bersedekah, berbagi dengan orang lain. Kekuatan memberi bukanlah isapan jempol belaka. Semakin banyak Anda memberi, maka akan semakin banyak pula Anda menerima.
CIRI-CIRI WIRAUSAHA SUKSES
No |
Ciri-Ciri |
Watak |
1 |
Percaya Diri |
· Keyakinan
· Ketidaaktergatungan
· Optimis |
2 |
Berorientasi tugas dan hasil |
· Kebutuhan akan prestasi
· Berorientasi laba
· Ketekunan dan ketabahan
· Kerja keras
· Inisiatif |
3 |
Pengambilan risiko |
· Kemampuan mengambil risiko
· Suka pada tantangan |
No |
Ciri-Ciri |
Watak |
4 |
Kepemimpinan |
· Bertingkahlaku sebagai pemimpin
· Dapat bergaul dengan orang lain
· Menanggapi saran-saran dan kritik |
5 |
keorisinilan |
· Inovatif dan kreatif
· Fleksibel
· Punya banyak sumber
· Serba bisa/mengetahui banyak |
6 |
Berorientasi ke Masa depan |
· Pandangan kedepan
· Perseptif |
6 |
Penetapan tujuan |
Memiliki tujuan yang jelas dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut |
7 |
Pencarian informasi |
Selalu mencari informasi demi kemajuan perusahaan |
8 |
Perencanaan sistematik dan monitoring |
Menetapkan perencanaan sebagai bagian yang penting dan juga melaksanakan evaluasi atau monitor terhadap hasil perencanaan tersebut |
9 |
Persuasi dan penyusunan jaringan usaha |
Mencari relasi, mitra kerja untuk membangun jaringan kerja yang lebih baik |
10 |
Kepercayaan diri |
Berpikir positif terhadap segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki |
Entrepreneur berusia 18 tahun ini tidak ingat secara pasti kapan pertama kali dirinya mulai berdagang. Namun satu hal yang pasti adalah bibit-bibit kemandiriannya telah terbentuk sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung, Hamzah Izzulhaq, demikian nama entrepreneur muda ini memoles jiwa entrepreneurship-nya. Bertujuan menambah uang saku, ia melakoni semua itu di sela-sela waktu luang saat kelas 5 SD.
Begitu dia sering disapa, terlahir dari keluarga menengah sederhana. Sang ayah berprofesi sebagai dosen sementara ibunda adalah guru SMP. Secara ekonomi, Hamzah tak kekurangan. Ia senantiasa menerima uang saku dari orangtuanya. Namun terdorong oleh rasa ingin Mandiri dan memiliki uang saku yang lebih banyak, Hamzah rela menghabiskan waktu senggangnya untuk mencari penghasilan bersama dengan teman-temannya yang secara ekonomi masuk dalam kategori kurang mampu.
Hamzah mulai menekuni bisnisnya secara serius ketika beranjak remaja dan duduk di bangku kelas 1 SMA. Ia berjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester. Pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 ini melobi sang paman yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30% per buku. “Buku itu lalu saya jual ke teman-teman dan kakak kelas. Saya beri diskon untuk mereka 10%, sehingga saya mendapat 20% dari setiap buku yang berhasil terjual. Alhamdulillah, saya mengantongi nett profit pada saat itu mencapai Rp950 ribu/semester,”
Uang jerih payah dari hasil penjualan pulsa dan keuntungan buku kemudian ditabungnya. Sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa dimana bagian operasional diserahkan kepada teman SMP-nya sementara Hamzah hanya menaruh modal saja. Sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar. Omzet yang didapat sering kali dipakai tanpa sepengetahuan dan seizin Hamzah. Voucher pulsapun juga sering dikonsumsi secara pribadi. Dengan kerugian yang diteriman, Hamzah akhirnya memutuskan untuk menutup usaha yang hanya berjalan selama kurang lebih 3 bulan itu. “Sampai sekarang etalase untuk menjual pulsa masih tersimpan di gudang rumah,” kenang Hamzah sambil tertawa.
Dengan menyimpan rasa kecewa, Hamzah berusaha bangkit. “Saya sangat suka membaca buku-buku pengembangan diri dan bisnis. Terutama buku “Ciputra Way” dan “Quantum Leap”. Sehingga itu yang membuat saya bangkit ketika rugi berbisnis,” jelasnya. Bermodal sisa tabungan di bank, Hamzah mulai berjualan pulsa kembali. Beberapa bulan kemudian, tepatnya ketika ia kelas 2 SMA, Hamzah membeli alat mesin pin. Hal itu nekat dilakoninya karena ia melihat peluang usaha di sekolahnya yang sering mengadakan sejumlah acara seperti pentas seni, OSIS dan lainnya, yang biasanya membutuhkan pin serta stiker. Dari acara-acara di sekolah, ia menerima order yang cukup besar. Tapi lagi-lagi ia harus menerima kenyataan merugi lantaran tak menguasai teknik sehingga banyak produk orderan yang gagal cetak dan mesinnya pun rusak. “Ayah sedikit marah dengan kerugian yang saya buat itu,” lanjut Hamzah.
Dari kerugian itu, Hamzah merenung dan membaca biografi pengusaha sukses untuk menumbuhkan kembali semangatnya. Tak berapa lama, ia mulai berjualan snack di sekolah seperti roti, piza dan kue-kue. Profit yang terkumpul dari penjualan makanan ringan itu sebesar Rp5 juta. Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME), Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri. “Rekan bisnis saya itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah 44 cabang,” terangnya.
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. “Saya meminjam Rp70 juta dari ayah yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Saya lalu melobi rekan saya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan saya dipenuhi,” kenang Hamzah.
Dari franchise bimbel itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester. Sukses mengelola bisnis franchise bimbelnya, Hamzah lalu melirik bisnis kerajinan SofaBed di area Tangerang.
Sejak bulan Agustus lalu, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan. “Saat ini saya sedang mencicil perlahan-lahan modal yang saya pinjam 2 tahun lalu dari ayah. Alhamdulillaah, berkat motivasi dan Pak Ci saya sudah bisa ke Singapore dan Malaysia dengan hasil uang kerja keras sendiri,” ujarnya.
Menurut Hamzah, dari pengalamannya, berbisnis di usia muda memiliki sejumlah tantangan plus kendala seperti misalnya diremehkan, tidak dipercaya dan lain sebagainya. Hal itu dianggapnya wajar. “Maklum saja, sebab di Indonesia, entrepreneur muda dibawah 20 tahun masih amat langka. Kalau di Amerika usia seperti saya ini mungkin hal yang sangat biasa,” tutupnya. (*/ely)
Posted by andi telaumbanua on Jul 23, 2018 in
Agriculture
Daftar Pustaka
Abteu, W., dan Assefa Mallesse. 2013. Evaporation dan Evapotranspiration: Measurements and estimation. Springer: New York. Halaman: 29.
Khambali, I. 2017. Model Perencenaaan Vegetasi Hutan Kota. Andi: Yogyakarta.Halaman:197-202.
Kodoatie, R.J. dan Roestam Sjarief. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi : Yogyakarta.
Linsley Ray K., Joseph B. Franzini. 1985. Teknik Sumber Daya Air. Eralanga :Jakarta.
Prijono, Sugeng. 2012 . Evapotranspirasi Potensial. Dalam http://sugeng.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/Modul-3.pdf. Diakses pada hari Selasa, 10 April 2018, Pukul 04.49 WIB.
Risza, Suyatno.2010. Masa Depan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius : Yogyakarta. Halaman: 57.
Sabaruddin, L.2104. Agroklimatologi Aspek – aspek Klimatik untuk Sistem Budidaya Tanaman. Alfa Beta: Bandung.
Suharyono.2011.Faktor-Faktor yang mempengaruhi evaporasi. Dalam http://e-journal.uajy.ac.id/1764/3/2TS12808.pdf. diakses pada hari Selasa, 10 April 2018, Pukul 04.30 WIB.
Trinah Wati , Hidayat Pawitan , Ardhasena Sopaheluwakan.2015. Pengaruh Parameter Cuaca Terhadap Proses Evaporasi Pada Interval Waktu Yang Berbeda.Jurnal Meteorologi Dan Geofisika 16(3): 157-160.