Merawat Hutan dengan Penggunaan Kertas Secara Bijak dan Berwawasan Lingkungan
Merawat Hutan dengan Penggunaan Kertas Secara Bijak dan Berwawasan Lingkungan
Oleh : Andi Telaumbanua
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kertas adalah barang, lembaran dibuat dari bubur rumput, jerami, kayu, dan sebagainya yang biasa ditulisi atau untuk pembungkus dan sebagainya. Kertas sendiri berasal kata papyros, bahasa Yunani kuno, karena terbuat dari tanaman Cyperus papyrus. Menurut catatan sejarah kertas sudah ada pada tahun 105 yang ditemukan oleh Cai Lun di China, dia membuat kertas menggunakan tanaman mulberry, serat kulit pohon, jala ikan, kain bekas, dan sisi jerami. Kertas tersebut mulai menyebar dengan pesat ke Eropa pada abad ke-15 dan dari sana terus berkembang hingga sekarang telah menyebar keseluruh dunia, pembuatannya telah menggunakan teknologi modern dan melibatkan industri dalam skala besar pada proses pembuatannya.
Kertas telah menjadi kebutuhan primer saat ini, yang tidak dapat digantikan penggunaannya, terutama di sektor perkantoran dan pendidikan. Berdasarkan berita yang dimuat di Suara.com, kebutuhan kertas dunia pada tahun 2016 sekitar 394 juta ton dan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020. Negara berkembang rata-rata kebutuhan kertasnya meningkat 4,1% per tahun dan negara maju 0,5% per tahun. Di Indonesia sendiri, industri pulp dan kertas menjadi usaha yang primadona, karena hamparan hutan Indonesia yang luas. Bahkan pada tahun 2016, Indonesia mampu mengekspor 3,75 juta ton pulp dan 4,26 juta ton kertas, sehingga Indonesia menjadi negara produsen pulp terbesar ke-9 dan produsen kertas terbesar ke-6 di dunia.
Meningkatnya keuntungan disektor industri pulp dan kertas karena melonjaknya permintaan konsumen di dunia ini, tidak berbanding lurus dengan peningkatan kelestarian lingkungan, terutama hutan. Dalam Jubilee (2010), Ilmuwan UGM prof. Dr. Sudjarwadi mengatakan bahwa dalam pembuatan 1 rim kertas membutuhkan 1 batang pohon berusia 5 tahun, sedangkan industri pulp sendiri sebagai pengolah kerta butuh 4,6 m3 kayu untuk memproduksi 1,2 ton kertas. Satu hektar hutan tanaman industri dapat menghasilkan 160 m3 kayu. Jika industri pulp mampu memproduksi 3 juta ton kertas setiap ton, maka sedikitnya penebangan pohon akan mencakup areal hutan seluas 86.250 Ha. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, pada tahun 1982 hutan Indonesia tersisa hanya 49% dari, sehingga jika penggunaan kertas oleh manusia tidak dapat dikontrol ataupun dikurangi hutan Indonesia akan habis dan sebutan negara Indonesia sebagai paru-paru dunia akan menjadi tinggal kenangan saja.
Bahkan lebih miris lagi jika hal tersebut tidak diantisipasi sejak dini, maka fungsi hutan sebagai penyimpan air dan pengikat CO2 akan terganggu secara total, sehingga banjir akan sering terjadi ketika musim hujan dan kekeringan akan menghantui masyarakat saat musim kemarau. Belum lagi tumbuhan dan hewan kehilangan habitat dan makanan, sehingga mati atau bahkan masuk ke pemukiman penduduk. Untuk itu, penggunaan kertas harus dilakukan secara bijak dan berwawasan lingkungan supaya dampak-dampak tersebut dapat dicegah, paling tidak dikurangi. Penggunaan kertas secara bijak dan berwawasan lingkungan berarti menggunakan kertas dengan memakai akal budi, hemat, dan memiliki kesadaran untuk menjaga dan mendukung penggunaannya untuk generasi yang akan datang.
Berikut beberapa cara penggunaan kertas secara bijak
- Menggunakan kertas sesuai keperluan saja : memakai kertas untuk tujuan, tugas ataupun kepentingan yang jelas.
- Gunakan kedua sisi kertas untuk mencetak dokumen yang bersifat draft atau tidak terlalu penting. Cara ini akan menghemat penggunaan kertas hingga 50%. Karena jika mencetaknya di satu sisi membutuhkan 10 lembar, maka dengan mencetaknya di dua sisi cukup dibutuhkan 5 lembar kertas saja.
- Mengatur margin dokumen : memperkecil margin dokumen ataupun memperkecil hurufnya supaya lebih banyak memuat huruf dalam satu halamannya, memilih model font yang ringkas atau kecil juga dapat menunjang penghematan kertas.
- Menggunakan kertas bekas : kertas bekas jangan lekas dibuang, perhatikan apakah masih ada sisi yang kosong, gunakan sisi kertas yang masih kosong tersebut untuk menulis catatan ataupun coret-coretan dalam menghitung.
- Jual kertas bekas ke industri daur ulang kertas : bila kertas bekas sudah menumpuk diruangan, ada baiknya kita menjualnya daripada hanya dibuang ke tempat pembuangan sampah, selain membantu industri daur ulang mendapatkan kertas bekas, juga mendapatkan uang atau bila ada pemulung anda juga bisa menjualnya atau memberikannya secara cuma-cuma.
- Memamfaatkan teknologi yang ada seperti: email untuk mengirim surat, media penyimpanan digital untuk mengurangi pencetakan buku, pengumuman lewat website sehingga mengurangi penggunaan kertas dalam bentuk brosur, poster, pamflet,dll.
- Mengurangi pemakaian tisu, dengan menggunakan saputangan.
Berikut beberapa cara penggunaan kertas yang berwawasan lingkungan
- Tidak membakar kertas sisa ataupun bekas : pembakaran kertas sisa akan menimbulkan gas yang dapat membahayakan kesehatan maupun lingkungan.
- Membuang sampah kertas pada tempat sampah anorganik : tidak membuangnya ke tanah, selokan, sungai,dll, karena senyawa kimia yang terkandung dalam kertas dapat menggangu sistem kehidupan yang ada di tanah maupun sungai.
Mendaur ulang kertas, juga dapat menghemat penggunaan kertas bahkan mendaur ulang 1 ton kertas sama dengan menyelamatkan 17 pohon, 682,5 galon minyak, dan 7000 galon air karena penggunaan air dan minyak untuk membuat kertas daur ulang lebih sedikit dibandingkan saat membuat kertas dari serat kayu maupun pulp. Selain dapat menyelamatkan jumlah pohon yang ditebang, daur ulang kertas sangat cocok dikembangkan untuk menjadi industri, karena sesuai dengan analogi jika penggunaan kertas meningkat maka jumlah kertas bekas pun akan meningkat juga. Oleh karena itu, mendaur ulang kertas dapat dijadikan sebagai bisnis selain menguntungkan juga menyelamatkan lingkungan dari tumpukan sampah kertas bekas. Mendaur ulang kertas tidak memerlukan keterampilan khusus, karena proses pembuatannya tidak serumit pembuatan kertas dari serat kayu.
Membuat kerajinan tangan berbahan kertas bekas sangatlah cocok dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan sampah kertas bekas, disamping itu kita bisa menjualnya dan mendapatkan uang. Kertas-kertas dari sisa kemasan makanan maupun obat dan kardus bekas sangat cocok digunakan untuk mengembangkan kreatifitas dalam membuat barang-barang atau hiasan unik yang indah dan bermamfaat. Hal ini sangat mendorong dalam pengurangan limbah kertas, sehingga mengurangi beban alam seperti mikroorganisme dalam mengurai kertas.
Cara- cara di atas haruslah dilakukan secara konsisten dan menjadi sebuah kebiasaan. Selain itu, kesadaran juga sangat dibutuhkan, agar paham mengapa perlu penggunaan kertas secara bijak dan berwawasan lingkungan? Masyarakat harus diberi sosialisasi, agar mereka paham bahwa kertas tersebut, terbuat dari serat kayu, dimana usia kayu dibutuhkan untuk membuat kertas tidak sebanding dengan waktu yang diperlukan manusia untuk memakai kertas. Walaupun pohon merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun waktu panen pohon untuk membuat kertas sangatlah lama, sedangkan permintaan akan kertas terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia di dunia ini. Dengan pemahaman tersebut, maka masyarakat akan sadar bahwa penggunaan kertas harus dilakukan dengan bijak dan hemat untuk menjaga ketersediaannya ke generasi yang akan datang.
Jadi, penggunaan kertas harus dilakukan secara bijak dan berwawasan lingkungan dengan menggunakan akal budi dan kesadaran untuk menjaga ketersediaannya untuk generasi yang akan datang. Dengan membudayakan cara-cara tersebut maka hutan kita akan tetap terjaga dan alam kita tetap seimbang, paling tidak dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi.